Jongin masuk kedapur setelah pulang dari bekerja ia melihat wajah Hyunjin yang makan bubur oat dengan wajah malas. "Gak usah dimonyong-monyongin tu bibir , udah monyong dari nenek moyangmu"
Hyunjin melirik sinis Jongin yang datang-datang sudah julid gak jelas. Tangan pria itu mencomot satu biskuit diatas piringnya dan memakannya.
"Kenapa lagi sihh? Ha?" tanyanya
Hyunjin masih menguyah bubur oatnya yang mirip muntahan kambing. "Kak bisa gak sih jangan bilang ini itu ke papa." ucap Hyunjin sebal
Jongin mengerutkan kening dengan menyungging senyum tipis "Bilang apa? Gak ada, kakak gak ada ngomong apa-apa" katanya sok polos
Hyunjin yang mendengarnya tambah sebal "Serah lah"
Jongin tertawa cekikikan setelah Hyunjin pergi dari sana, ia melihat wajah adik sepupunya yang mengambek itu . Jongin cuma khawatir kok dengan Hyunjin, Hyunjin itu ibaratkan kain putih dan dia harus putih selamanya.
Jongin tahu betul siapa saja teman-teman dekat Hyunjin. Mereka bisa dihitung dengan jari. Dia memang introvert dan agak pemalu. Anaknya juga memang sedikit manja tapi percayalah Hyunjin adalah saudara yang baik. Makanya Jongin peduli padanya.
Hari ini hari Sabtu, murid lain sedang menikmati liburan akhir pekan mereka tapi Hyunjin sedang ada kegiatan disekolah bersama beberapa murid-murid pilihan guru pastinya. Jujur saja ia tidak bersemangat, biasanya dia masih bisa semangat meskipun hari-harinya terkesan buruk. Soalnya kan ikut lomba untuk mengharumkan nama sekolah termasuk cita-citanya, atau membuat bangga orangtua ketika namanya disebutlah, tapi hari ini. Hyunjin tidak bersemangat.
Chris kemana ya?
Memangnya dia semarah itu sampai menghilang dari Kamis sore waktu dirumahnya sampai sore Sabtu ini. Hyunjin sudah meminta maaf lewat media chat tapi dia sama sekali tidak membuka pesan Hyunjin. Online saja tidak. Bahkan Hyunjin tidak melihatnya dihari Jumat disekolah. Dia itu seperti siluman, yang kalau dicari semakin menghilang.
"Bu, latihannya udah selesai apa belum ya? Saya mau izin pulang. Kepala saya pusing bu kayaknya magh saya kambuh" ucap Hyunjin dengan berdrama
"Sudah, sudah selesai kok. Boleh pulang, yang lain kalau mau pulang silahkan ya, kita lanjut hari Senin" kata Bu Jessica tersenyum "Nanti kan ibu info kapan kita latihan soal lagi" lanjutnya
"Makasih bu"
"Hati-hati ya"
Hyunjin mengangguk, maaf untuk Bu Jessica. Hyunjin berbohong, padahal ia hendak mengunjungi rumah Chris untuk mencari kabar.
"Sebenernya bang Chris gak pulang waktu hari Kamis kak. Dia bilang cuma nginep dirumah temen. Aku gak tau rumahnya bang siapa. Temen dia kan banyak" tutur Felix sambil membolak balikkan halaman bukunya, gara-gara Hyunjin dia tidak fokus, tugas yang mana sebenarnya dibuat.
"Kalo menurutmu dia nginepnya kemana?" tanya Hyunjin galau
"Biasanya sih rumah yang paling deket, bang Changbin kalo gak, bisa jadi dirumah temen sekelasnya bang Eunwoo sama bang Mingyu" jawab Felix hapal
"Tau rumahnya dimana?"
Felix mulai memberi perhatiannya pada Hyunjin, ia menatap Hyunjin sembari menghitung jarinya "Rumah bang Juki tau, rumahnya bang June tau, rumahnya bang Deka jauh, rumahnya bang Eunwoo tau, rumah bang Changbin tau, nah rumah bang Minggu gak tau"
"Nah!!!" pekik Hyunjin membuat Felix kaget "Rumahnya Eunwoo aja. Plis anterin ya" sambungnya sembari memohon meraih tangan Felix
"Tapi kan lagi buat tugas, deadlinenya malem ini kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
I GOTCHA!
FanfictionKadang keambisiusan seseorang nyaris merubah segalanya, termasuk merubah kepercayaan diantara mereka. Ketika ada sebuah janji yang harus dibayar dengan hati, Chris memberikannya hanya sekedar agar janjinya terbayar. Tapi lama kelamaan Hyunjin membua...