Kata siapa, setelah jadian dadakan dan semudah membeli garam di warung Chris dan Hyunjin jadi sedekat ulat dan daun yang menempel terus. Mereka tidak melakukan itu dan justru itu adalah permintaan Hyunjin.
Permintaan yang Chris setujui juga, permintaan teramat mudah menurut Chris yang mungkin hanya Hyunjin yang memilikinya.
"Sorry ya, gue ngajak ketemunya di deket lapangan basket" Hyunjin menyengir pelan menatap Chris yang berdiri didekat gazebo
"Gak apa-apa, ini kan yang lo minta" Chris menyodorkan beberapa lembar kertas yang memang dari sananya di paper clip.
"Iklas gak nih ngasi kisi-kisinya?" tanya Hyunjin dengan tersenyum jahil
"Iklas kenapa enggak, lagian gak guna juga. Kalo lo gak minta mungkin udah gue buang itu" ucap Chris santai
"Astaga ini berguna banget buat gue tau"
"Yaudah bawa pulang sekalian"
Hyunjin tersenyum mendengarnya, "Terus nilai ulangan Kimia lo berapa?"
"Lupa udah gue buang juga di tong sampah" ucap Chris cuek, malas kalau membahas soal nilai ulangan sudah tahu ia jarang belajar. Buka buku pun ogah, makanya bukunya dirumah terlihat baru karna tidak pernah disentuh.
Hyunjin tertawa mendengarnya "Pasti nilainya jelek ya, padahal nilai jelek itu kunci buat lo lebih baik lagi tau. Gini-gini gue juga pernah dapet 4"
"Empatnya orang pinter sama orang bodo mah beda Jin" Chris mulai duduk di gazebo dan Hyunjin mengikutinya
"Beda apanya sama-sama bikin malu, semenjak itu gue pajang ditembok gue buktiin gue bisa langkahin angka empat itu"
Chris melirik Hyunjin yang tersenyum bangga "Ambisiusnya anak kelas MIPA 5 keluar nih"
Hyunjin tertawa pelan mendengarnya, "Daripada kelas lo muka doang berkharisma tapi pelajaran begini" tangannya memberi simbol angka nol dengan ejekan main-main. Sebenarnya itu fakta sih, makanya Chris tidak marah, sebagian besar isi kelasnya cewek cantik dan cowok ganteng tapi tidak pernah dapat pujian kelas pintar.
"Lo bilang gue ganteng?" tanya Chris mengalihkan
Hyunjin menggeleng "Enggak, siapa bilang?"
"Tadi bilang apa?" Chris bertanya lagi kali ini dengan mengulum senyum
"Gak ada" Hyunjin mendorong tubuh Chris yang mendekat, reaksinya memang begitu tapi jujur ia suka di jahili oleh Chris.
"Bilang dulu, kisi-kisi gue ambil lagi"
"Enak aja lo enggak"
Hyunjin akhirnya kembali mendorong Chris dengan tawa geli. Ketika tawa mereka mereda, Hyunjin menunjukkan telapak tangannya yang dihadapkan didepan Chris, cowok berkulit putih itu bingung kenapa Hyunjin tersenyum lembut ke arahnya.
"Chris, janji jangan pernah ingkar janji sama apa yang udah kita sepakatin?"
Chris ikut tersenyum, "Iya janji" ucapnya ikut menyatukan telapak tangannya dengan milik Hyunjin
•••
Sore ini sekitar pukul setengah empat Hyunjin sedang ada di Gramedia bersama Jisung dan juga Chaeyoung. Sebelumnya Hyunjin dan Jisung memang sudah berencana akan ke Gramedia, Chaeyoung dan Yeri juga ingin ikut karna membeli novel yang akan dijadikan film. Sedangkan Hyunjin berniat mencari buku kedua dalam mapel Kimianya. Tahu sendiri jika Pak Kim orangnya suka mengetest murid tiba-tiba. Jadi Hyunjin agak parno kalau di test tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
I GOTCHA!
FanfictionKadang keambisiusan seseorang nyaris merubah segalanya, termasuk merubah kepercayaan diantara mereka. Ketika ada sebuah janji yang harus dibayar dengan hati, Chris memberikannya hanya sekedar agar janjinya terbayar. Tapi lama kelamaan Hyunjin membua...