04- Perihal Kacamata

317 64 4
                                    

Hari ini Bu Stephanie meminta perangkat kelas mengambil kamus bahasa Inggris di perpustakaan. Kata Bu Stephanie memanfaatkan kamus lebih baik daripada translator di handphone. Hyunjin membenarkan hal itu, percuma ada perpustakaan tapi masih pakai handphone. "No, No lo udah yang keberapa kali ngambil?" tanya Hyunjin pada Jeno yang baru sampai di perpustakaan

"Aduh bentar dulu Jin gue capek nih naik turun tangga, suruh si Soyeon aja deh" usul Jeno meraih selembar buku dan mengibasnya pada dirinya sendiri

"Dih Soyeon kan baru aja ngambil, gak liat lo?" tanya Hyunjin lagi, Jeno ini banyak mengeluhnya padahal dia laki-laki dan bukan itu saja dia itu ketua kelas padahal. "Tinggal lo, terakhir gue bawa ini" tepuknya pada tumpukan buku kamus yang masih di atas meja

"Yaudah, abis lo udah selesai kan?" Jeno memastikan

"Iya"

Jeno sudah berlalu membawa buku kamus kebawah dan Hyunjin juga membawa buku kamus sembari menutup pintu perpustakaan dengan kaki. Tapi kacamatanya yang melorot membuatnya sulit untuk membenarkan karna kedua tangannya menyangga buku kamus tebal. Alhasil kacamatanya malah jatuh kebawah dan terinjak oleh sepatu brengsek siapa yang memiliki kaki dengan sengaja menginjak kacamatanya?!

"Sorry-sorry gue gak sengaja"

Hyunjin mendongak setelah diam sesaat mengamati lensa kacamatanya pecah. Chris?! Membawa gitar listrik dari bawah pasti dia mau keruang musik disebelah. Chris juga sama kagetnya, ia memunguti kacamata Hyunjin dan memberikannya pada tuannya. Tapi Hyunjin cuma menatap Chris seperti ingin marah bibirnya terbungkam bungkam menahan kata-kata yang hendak keluar tapi wajah Chris yang merasa tak enak hati masih menatapnya  penasaran.

Chris pikir Hyunjin akan memakinya tapi dia malah berjalan pergi dengan buru-buru. Aduh! Chris pasti membuatnya menangis lagi.

•••

"Eh Jin katanya hari Minggu ada observasi ke hutan mangrove? Gue denger itu juga buat dokum promosi sekolah?" tanya Jisung tiba-tiba dengan setengah berbisik saat mencatat tulisan Bu Jessica si guru fisika di papan tulis.

"Iya katanya gitu Sung, Buk Kris yang bilang tadi sama gue" balas Hyunjin tanpa menoleh ke Jisung tapi bibirnya mengarah ke arah Jisung

"Terus-terus yang ikut siapa aja? Itu dipilih?" tanya Jisung lagi

"Katanya sih gitu"

"Ohh gue yakin yang dipilih pasti lo"

"Bisa aja lo" Hyunjin tersenyum ke arah Jisung sesaat sampai pertanyaan inti yang ingin Jisung keluarkan "Eh ngomong-ngomong lo minus berapa sih?"

"Yang kiri -2,1 yang kanan -1,7"

"Kok dicatet segala?" tanya Hyunjin kebingungan, Jisung terlihat sibuk mencatat minusnya di sebuah kertas dengan tekun

"Ih ini biar gue bisa bandingin nanti sama minus adik sepupu gue. Dia minus berapa ya kayaknya lebih besar daripada lo deh. Makasih ya man" Jisung tersenyum tak lupa menepuk pundak Hyunjin

"Iya sama-sama. Ajak preksa tuh adik sepupu lo"

"Siaap gampang"

Hyunjin menggelengkan kepala pelan dengan senyum tipis melihat tingkah laku Jisung disebelahnya.

"Chris lo tugas dokum nanti ya" Somi menghampiri Chris yang duduk nyantai di kantin secara tiba-tiba ketika istirahat.

"Hah apaan? Dokum apa?" tanya Chris agak panik menatap Somi yang sibuk belanja di kantin

"Lah emang lo gak dikasi tau sama Bu Kris?" tanya Somi setelah membayar pada Bu kantin

Chris menggeleng pelan merasa tidak ada yang memberitahunya apapun. Somi menghela nafas, "Nanti deh gue kasi tahu di chat"

Chris cuma mengangguk sederhana, mengiyakan kata-kata Somi.

"Somi" panggil June genit dengan kerlingan mata

"Bau-bau genit keluar lagi monyet" Jungkook menutup hidung dengan mata malas

"Padahal bau badan dia udah cukup ya Juk" sahut Mingyu

"Sembarangan lo, lo juga gitu nyet kalo liat yang cakep" semprot June tidak mau disalahkan sendiri

"Jiwa jiwa anu gue keluar nih" Deka memiringkan pantat ketika mendengar keributan tak lupa memasang wajah tertekannya.

"Kabur we Deka mau kentut"

•••

Somi bilang dia akan memberitahu Chris tentang dokum apa yang dimaksud, tapi sampai sekarang dia belum memberitahu. Setahu Chris tidak ada tugas yang diminta foto atau dokumentasi sebagai macamnya. Yang Chris tahu hanyalah dia jarang membuat tugas. Tapi yasudahlah berangkat saja dulu kesekolah.

"Tumben datengnya lebih awal kamu" Pak Todit menyapa Chris yang baru datang

"Oh iya dong anak rajin"

Pak Todit tersenyum masam melihat jam tangannya "Awal lagi lima menit doang padahal" katanya membuat Chris terkekeh pelan

"Bilang aja pak Todit kangen nyapa saya kan?"

Pak Todit tahu betul, bahwa sebenarnya Chris anak baik cuma kadang-kadang pergaulan dunianya yang terlalu membuatnya jadi orang berwatak keras. Sulit merubah orang seperti itu, pikir Pak Todit menghela nafas.

"Makanya kamu jarang-jarang masuk BK, sekali-sekali gitu liat mukamu diposter mading sekolah atau depan sekolah" tak lupa Pak Todit satpam sekolah jadwal pagi itu menunjuk poster besar siswa teladan yang dipampang didepan gerbang sekolah

"Iya soon pak" jawab Chris dengan senyum

"Apa itu soon?"

"Jajan bayi"

"Oalahhh kampret bocah" pak Todit cuma bisa mengusap kepala belakang melihat Chris tertawa melewatinya.

Chris memasuki area parkir dengan motornya dan mencari parkir, saat melepas helm entah kenapa seperti ada yang memperhatikannya bukan didekat sini tapi dari arah Gazebo dekat gedung anak IPS.

Itu Hyunjin bukan? Dia kenapa menatap kearah Chris? Jangan-jangan dia mau menagih hutang atas retaknya kacamatanya itu? Chris tidak mau sepercaya diri itu ketika di tatap oleh Hyunjin dari kejauhan mungkin sebagian kecil rasa tak nyaman itu ada karna memang Chris merasa sedikit bersalah pada Hyunjin. Sampai detik inipun Hyunjin masih seperti menatapnya, dia duduk di Gazebo dengan teman-temannya membawa buku, wah sepagi ini sudah bersemangat untuk belajar.

"Ciee liat siapasih diparkiran?" senggol Jisung dengan senyuman menggoda

"Apaan dah kaga gue cuma liatin motor gue" Hyunjin mengalihkan pembicaraan

"Yaelah udah ada pak Todit gak mungkin hilang kali motor lo"

Hyunjin cuma tertawa pelan mendengarnya dan kembali mengarah ke parkiran tapi cowok itu hilang dan dia ternyata sudah berjalan kemari tanpa Hyunjin sadari.

"Woi Chris! sok rajin lo dateng pagi-pagi!" seru Seoyeon dengan tawa mengejek diikuti oleh Chaeyoung dan teman perempuan yang lain serta Jisung

"Yoi" jawab Chris seadanya tak lupa memasang wajah bangga

Kelas 11 MIPA 1 ada dilantai satu seharusnya datang awal seperti ini adalah hal yang patut Chris banggakan tapi kenapa perasaanya tidak enak ya?

Chris merasa-rasa akan ada hal gawat hari ini. Baru masuk kelas Chris melihat masyarakat kelasnya berkerumun disetiap bangku termasuk Mingyu  yang malasnya minta ampun sedang rajin menulis dibangku Somi, bahkan Eunwoo yang notabenenya rangking 3 pun juga ikutan. Ada apaan sih?

"Weh lo buat apaan tuh?" tanya Chris pada temannya yang giat menulis dari satu buku yg ditaruh ditengah-tengah.

"Buat PR Pak Kim lah apalagi"

"Ohh Pr, Ee anjing bagilah!"

Chris terburu-buru ikut berkerumun di bangku, mencontek pekerjaan teman sebelum ketahuan Pak Kim si guru yang banyak perintah itu.


See ya 👋

I GOTCHA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang