22- Sial Mulu

127 23 6
                                    

Hyunjin melepas sepatunya ketika dirumah. Ia bahkan melihat ayahnya yang kini duduk di sofa seraya bermain ponsel mulai menatapnya.

"Sini" panggil ayahnya

Hyunjin menarik nafas dalam-dalam. Pasti kak Jongin sudah membertitahu ayahnya soal hubungannya dengan Chris. Apa yang harus ia katakan? Sejujurnya Hyunjin juga amat-amat takut kalau ia dipindahkan sekolah, atau malah Chris yang akan dikeluarkan karna masalah ini. Hyunjin akan merasa sangat merugikan orang lain, yang bahkan orang lain tidak berbuat salah.

"Kamu gak denger? Sini, papa mau ngomong"

Suara ayahnya menyadarkan lamunannya. Hyunjin tergagap "I-iya-iya"

"Apa ini? Kok nilainya jelek" ayahnya meletakkan kertas putih dengan nilai ulangannya

Loh kok? Hyunjin tidak terkejut karna ayahnya tahu soal nilainya yang menurun tapi kenapa dia membahas hal lain? Hyunjin pikir, ayahnya tahu soal hubungannya dengan Chris.

"Kamu gak belajar?" tanya ayahnya lagi dengan serius

"B-belajar pa, cuma emang lagi sial aja. Apa yang aku pelajarin gak keliatan di soal"

"Itu kamunya aja yang gak teliti"

Hyunjin melirik ayahnya malas, soal lagi yang dibela. Apapun itu, jika berhubungan dengan akademik haruslah sempurna dimata ayahnya.

"Nanti orang rumah mau jenguk nenekmu dirumah sakit. Inget dirumah aja, jangan kemana-mana. Kamu gak usah ikut, jagain rumah" ucap ayahnya

Hyunjin seketika mengulum senyum karna saking girangnya.  "Pulang jam berapa pa?"

"Malem, atau mungkin besok pagi"

"Hmm, kak Jongin ikut juga?"

"Ikut, dia yang jagain nanti dirumah sakit"

Hyunjin tersenyum tipis-tipis. Orang rumah akan pergi hari ini, suatu keajaiban. Ia akan mengajak Chris nanti untuk kerumahnya. Semoga saja dia tidak kapok. Hyunjin mau memperbaikinya nanti, dengan menghabiskan waktu bersama. Tapi kenapa kak Jongin begitu baik hati tidak membocorkan tentang hubungannya pada orangtuanya ya. Hyunjin yakin ada sesuatu dibalik bungkamnya kakak sepupunya itu.

"Hati-hati pa, ma. Salam buat nenek" ucap Hyunjin sebelum mereka berdua naik ke mobil, tapi Jongin tidak ada didalam sana. Hingga mobil orangtuanya melaju lebih dulu, seperti meninggalkan Jongin. Apa dia tidak jadi ikut? Jujur saja Hyunjin sedikit merasa khawatir.

"Kenapa? Nyariin gitu, panik?"

Hyunjin terkejut karna kakak sepupunya itu tiba-tiba muncul dibelakangnya sembari mengenakan tas gendong. Tapi melihat senyum miring Jongin membuatnya malas dengan drama yang dipermainkan "Gue gak suka kalo ada orang dirumah ini, yang pura-pura baik dibalik rencananya yang busuk. Lo pasti punya rencana sesuatu kan?!"

"Pinter. Emang bener. Gue gak akan bilang soal lo yang pacaran sama si tukang cari masalah itu, lo yang ikut-ikutan jadi anak pembohong sampe yang lo dicium sama dia. Asal, lo ikutin mau gue. Lo harus transfer"

"Gue gak bakal ngelakuin itu"

"Yaudah, resiko ditanggung sendiri. Kita liat aja nanti apa yang bakal dilakuin sama bokap lo. Apakah lo dipindahin ke sekolah lain atau justru dia yang dikeluarin dari sekolah dan gak bakal ketemu lo lagi"

I GOTCHA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang