16- Masa lalu is better?

189 35 2
                                    

Sudah dua hari Chris tidak bicara dengan Hyunjin, sebetulnya ia tahu laki-laki itu kemana. Dia memang sedikit sibuk dengan olimpiadenya untuk perwakilan sekolah bersama yang siswa yang telah dipilih. Kapan pastinya Chris tidak tahu, yang dibenaknya cuma ada Hyunjin supaya datang menyapanya seperti biasa walaupun cuma didekat lapangan basket.

Sialan, perempatan kota ada tilang! Chris merogoh kantong celana berharap membawa setidaknya kartu pelajar yang sebetulnya tidak berguna juga pikirnya. Tapi nasib sialnya ia tidak membawa kartu itu.

Hendaknya memutar balik arah, Chris malah mendengar peluit itu bersuara. "Woi!! Kamu! Mau kemana!" Dia beteriak keras membuat pengendara lain spontan menoleh kearahnya. Ah sudahlah, sudah terlanjur.

Mau tidak mau Chris kena tilang dan di wawancarai selama 30 menit. Membuat alasan bermutu dan masuk akal didepan polisi itu susah-susah gampang. Untung motornya tidak dibawa ke kantor untuk ditebus, ia dibiarkan lolos karna beralasan hendak ulangan dan karna statusnya masih pelajar meskipun ia tetap membawa surat tilang.

Sekarang pukul 07.15 ia sudah telat kesekolah dan harus membayar tilang. Hari ini hari apasih?! Hari Selasa kembaran hari Senin yang menjengkelkan.

Omong-omong meskipun ngebut dijalan Chris masih memikirkan Hyunjin, dia pasti sibuk olimpiade dia kan murid pintar. Semoga saja Chris tidak melakukan hal biasa seperti kemarin-kemarin yang cuma memperhatikan Hyunjin dari jauh tanpa berniat meminta maaf atau mengajaknya mengobrol.

Ketika sampai disekolah, Changbin kebetulan datang dibelakangnya diikuti oleh Eunwoo. Tumben mereka datang terlambat. Pasti mereka kena tilang juga. Ketika sampai di parkiran Changbin mendongkrak motornya tepat disebelah motor Chris, mereka datang secara bersamaan padahal tidak janjian. Persahabatan bagai kepompong. "Utang lo bayar njir di bu kantin" pagi-pagi Eunwoo membahas hutang Changbin yang malah berimbas kepadanya

"Iya sabar ah masih pagi" ucap Changbin dengan wajah misuh

"Masih pagi emang, kita yang dimintain terus" sahut Chris merasa kesal juga

"Iya nanti gue lunasin sekalian bu kantinnya" ucap Changbin dengan senyum sok tampannya membuat dua sahabatnya itu berpandangan najis

"Jisung dibawa kemana nyet?" tanya Eunwoo lagi

"Di tempel kayak materai" sahut Changbin

Eunwoo tertawa "Udah ngaco dia nyet" katanya menoleh pada Chris yang cuma geleng-geleng

"Taudah nyet, perlu di vaksin kali dia"

"Enak aja lo!"

Tiba-tiba seseorang malah menyeruduk motor Changbin yang pastinya menimpa motor Chris beruntungnya itu tidak terjadi domino yang terlalu parah, empat motor yang berderet dari motor Changbin, ke Chris dan dua lainnya. Chris melihat pria itu sengaja pergi dengan motornya setelah melihat kejadian itu, bukannya meminta maaf atau mencoba membenahi perbuatannya. Pria itu seenaknya pergi.

Baru sampai disekolah sudah ada yang memancing emosinya.

Chris berjalan cepat ke arah cowok yang sudah turun dari motornya itu, tanpa pikir panjang Chris langsung mengambil helm yang masih menempel di kepala orang tersebut (beruntung pengait helm itu tidak terkunci) dan melemparnya ke bawah tanpa belas kasihan. Sontak perhatian orang yang masih ada di basement parkiran melihat kejadian itu.

"Maksud lo apa?!" tunjuk Chris dengan suara keras ke arah motor Changbin, yang mana orangnya sendiri bersama Eunwoo mencoba membenahinya kembali

"Lo ngapain ngelempar helm gue?! Gak punya etika lo? hah?!"

"Bin biarin, biar dia yang benerin motor lo" ucap Chris masih menatap cowok berwajah pongah didepannya. Chris tahu ini masih pagi tapi kenapa pagi-pagi yang cerah ini ada saja orang yang membuatnya gemas ingin bermain fisik. Udah telat, kena tilang, uang habis, ada yang mancing emosi. Lengkapnya hari Selasa ini.

"Udah Chris biarin aja udah, nanti kena masalah lagi" balas Changbin tidak mau masuk BK karna cuma masalah motor

"Benerin, gue minta dengan halus sebelum motor lo ini gue hancurin" tekan Chris menunjuk motor pemuda itu tak lupa dengan sorot mata yang berapi api

Lucas melempar tatapan sinis kearah Chris dengan terpaksa ia berjalan kesana. Chris menatap orang di parkiran yang memperhatikan mereka.

Chris tidak pernah melihat orang itu, wajahnya terlihat asing. Pasti dia murid baru atau murid pindahan. Murid baru kok datangnya telat. Melihat wajahnya saja, Chris menyimpan rasa tidak suka yang teramat besar.

•••

Hyunjin melambaikan tangan ketika Mina partner olimnya ke kelas lebih dulu. Hyunjin masih diperpustakaan, Chris pasti keasikan sendiri dengan kegiatannya. Andaikan Hyunjin bisa bertemu secara terang-terangan dengannya ketika disekolah. Tidak akan merasa diawasi. Hyunjin tidak mau kalau ancaman ayahnya itu jadi kenyataan. Dia akan melakukan apasaja dan Hyunjin tidak mau itu terjadi.

Dilapangan basket sedang ramai pagi ini, sekitar jam 08.10. Hyunjin bisa lihat kalau Chris berdiri disebelah Mingyu sembari mendengarkan pak Yunho bicara. Chris melihatnya tapi Hyunjin buru-buru mengalihkan pandangan dan melanjutkan niatnya untuk pergi ke kantin.

Sepertinya Hyunjin masih kesal dengannya, dia tidak tersenyum padahal Chris yakin dia tadi memperhatikannya.

"Chris ambil bolanya, kita mulai karna kalian udah ngerti" kata Pak Yunho

"Bola apa pak?" Chris bertanya sehabis memperhatikan Hyunjin tadi

"Bola pingpong"

Chris mengangguk dan melangkah namun mendengar teman-teman yang lain tertawa termasuk Pak Yunho, Chris menoleh bingung

"Ini pasti badan kamu doang nih dilapangan. Pikiran sama matamu ke kantin ajaa terus, udah laper? Kita belum punya bola pingpong"

Chris melirik sebal Pak Yunho, kan mulai lagi, Mingyu menyenggol lengan Chris "Ambil bola basketnya di gudang olga cok"

"Ohhh"

Oke Chris akui, dia memang memikirkan Hyunjin. Cowok imut itu memang secepat itu menguasai kinerja otaknya. Harap-harap dia masih dikantin sampai kelasnya selesai jam olahraga.

"Hyunjin?"

Hyunjin menoleh melihat wajah yang sudah lama tidak ia lihat. "Lucas" Hyunjin bangkit berdiri dan memeluk seperlunya "Kamu sekolah disini?"  Hyunjin bertanya

Lucas mengangguk dengan menunjukan pakian yang dikenakannya untuk meyakinkan Hyunjin. "Gak pernah berubah ya kamu, pake kacamata, poni rambut kedepan" Lucas mengacak acak rambut Hyunjin tanpa beban

"Terus kamu mau aku berubah kayak gimana. Emang udah kayak gini" balas Hyunjin dengan kekehan

"Kok sendiri? Nunggu temen apa gimana? Kan ini jam pelajaran"

"Aku dispen tadi tapi boleh ikut belajar kalo mau, tadi disuruh latihan di perpus baru aja selesai. Lanjut besok mungkin"

"Ohh sibuk ikut olimpiade lomba-lomba ya"

Hyunjin cuma mengangguk seadanya, tubuh sih tidak lelah yang lelah cuma otaknya saja. "Kamu sendiri ngapain keluyuran jam pelajaran?" balasnya bertanya

"Haus mau beli minum" ujar Lucas

"Haus berkedok nongkrong ya"

Lucas tertawa mendengarnya, bisa tidak ya. Dia mengulang masalalu bersama Hyunjin lagi? Waktu mereka sebentar sekali waktu itu.

"Aku mau ikut belajar bareng boleh?. Sekalian kita jalan-jalan nanti"

"Iya gampang, kayaknya papa lupa deh sama kamu karna udah lama gak main kerumah" kata Hyunjin

"Masa lupa sih, ganteng gini gak berubah pasti dia inget lah muka aku"

Hyunjin memasang eskpresi ingin muntah main-mainnya. "Jangan ke geeran"

"Enggak cuma percaya diri aja" jawab Lucas garing sebelum matanya dapat melihat laki-laki pagi tadi yang melempar helmnya.

"Itu anak kelas berapa yang di lapangan basket?"

"Senior"

Lucas menggumam dengan anggukan kecil, masih menatap pergerakan laki-laki itu. Ia menaruh dendam...

I GOTCHA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang