Assalamualaikum
Warahmatullahi wabarokatuhSelamat Membaca
Setelah menemui tamu tadi. Aksa segera beranjak ke kamar gadisnya lagi. Lelaki itu baru menyadari jika ia menarik tangannya cukup keras.Hatinya terasa nyeri sendiri ketika berpikiran kalau Naura kesakitan sekarang. Tanpa mengetuk pintu Aksa langsung masuk ke dalam kamar bernuansa pastel tersebut.
Dan tanpa harus bertanya lagi, Naura tau siapa yang masuk ke dalam kamar ini. Aroma maskulin lelaki itu menyeruak menyengat. Dua hari berada di disini sudah bisa membuatnya menebak beberapa situasi seperti saat ini.
Ia adalah Naura, gadis dengan dress berwarna coklat itu baru saja tersadar dari lamunannya menatap kosong balkon yang udaranya terasa sejuk.
Dirinya sedikit gemetar karena lelaki itu datang tiba tiba. Tetapi ia tak mau terlihat ketakutan sama sekali. Ia ingin terlihat berani.
Sampai kemudian ia merasakan seseorang memeluknya dengan lembut. Gadis cantik itu berdiri kaku dengan tangan yang bertaut.
Pandangan mata tajam Aksa turun melihat pergelangan tangan gadisnya yang ia khawatirkan. Ia melarikan kedua tangannya dari perut ke arah tangan yang bertaut itu.
"Maaf, aku terlalu kasar." ujar Aksa lebih lembut dan terdengar penuh sesal. Tapi nada tegasnya masih ada.
Aksa membalikkan badan Naura, gadis itu tak bergeming. Aksa menaikkan pandangannya pada mata hitam Naura yang meneduhkan. Ia membawa tangan itu didepan bibirnya lalu meniupnya.
"Apa tujuan kamu, sebenarnya?" Pertanyaan dengan lembut tetapi bermakna tersebut mampu menghentikan kegiatannya.
Ia masih menunduk menatap pergelangan tangan mungil yang habis di tangkup oleh tangan besar miliknya. "Apa perlu jawaban?" Aksa balik bertanya dengan wajah tenang. Ia kembali meniup pergelangan tangan Naura. Untunglah tidak sampai membuat merah tangannya.
"Aku tidak mengenalmu!"
Boom
Seperti ada sesuatu yang menusuk hatinya. Sakit sekali.
"Lelucon!" tukas Aksa menyangkal. Mana mungkin Naura tidak mengenalnya. Sejak gadis itu berusia 5 tahun ia sudah ada bersamanya. Konyol kalau mengatakan tidak mengenal dirinya.
Apa selama 20 tahun ini usahanya akan sia sia hanya karena ucapan yang bisa saja dibuat agar ia bisa melepaskannya. Tatapan mata Aksa berubah menajam.
"Aku serius, kamu mungkin salah menangkap seseorang yang kamu cari." sela Naura menyakinkan.
"Bukan salah, tapi dia menyangkal supaya bisa lepas dari ku!" tegas Aksa.
***
Ceklek
Suara knop pintu ditarik menimbulkan bunyi dering kecil di suasana kamar yang sunyi ini. Bisa jelas dilihat seseorang didalam selimut tebal itu masih terlelap dengan lampu yang terang.
Gadis itu tidak bisa tidur dengan lampu mati. Karena memiliki phobia gelap. Ia melangkah pelan menuju ranjang besar dengan selimut berwarna pastel seperti pink muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAVAGE BOY
Roman pour AdolescentsRomance - teenfiction Keretakan dalam hubungan yang audah terjalin sejak kecil. Di sebabkan karena kesalahpahaman. Keegoisan yang ingin menginginkan, dan kesabaran yang Aksa pertahankan. Mulai: 20 September 2022