📖 Selamat Membaca 📖
"Ada tujuan penting aku datang ke sini," ujar Naura mendongakkan kepalanya untuk bisa melihat Aksa yang sedang membereskan rantang."Apa?" sahutnya. Lalu tak lama Aksa ikut duduk didepannya. Lelaki tampan itu menatap penuh untuk menghargainya berbicara.
"Sekolah!" satu kata itu membuat Aksa paham.
"Boleh, aku pernah mengatakannya padamu." ujar Aksa dengan suara huskynya.
Naura menggeleng pelan lalu menatap wajah Aksa yang rupanya sudah dekat dengannya. Gadis itu pun memundurkan kepalanya.
"Tapi aku tidak setuju dengan syarat mu! Itu merugikanku Aksa! Coba pikirkan lagi," pinta Naura mencoba berbicara baik-baik.
"Tidak bisa Naura,"
"Kenapa tidak bisa, Aksa?!" tanya Naura geram. Rupanya bersama Aksa bisa bisa ia memiiki keriput karena terus terbawa emosi.
"Hanya itu yang bisa membuat kamu tidak bisa pergi dari ku. Aku sudah cukup lama bersabar, sekarang tidak lagi. Aku mau memilikimu, seutuhnya."
Deg
"Kamu ini kenapa sih? Kita berteman sejak kecil. Aku menganggap mu sebagai teman ku Aksa! Aku menyayangimu layaknya teman." jelas Naura tak habis pikir. Jadi ini alasan Aksa menculiknya?
"Aku tidak masalah kamu tidak mencintaiku, aku bisa mencintaimu. Aku bisa membantumu mencintaiku Naura!" suara Aksa berubah tegas dan dingin. Rupanya lelaki itu sedikit tersinggung dengan kebenaran yang baru saja dia dapat.
Jadi, selama ini hanya dirinya yang mencintai bukan saling mencintai.
Kursi yang gadis itu duduki berderit. Naura berdiri sembari menggeleng kepalanya. "Kita beda Aksa, kamu seperti kakak dan aku itu adikmu!"
Rasanya sakit sekali mendengar kalimat itu. Aksa ingin menghapus kalimat barusan. Sesak menjalar di dadanya.
"Perkara umur?"
"Bukan hanya umur, Aksa harusnya mencari perempuan yang bisa semuanya. Bukan Naura orang itu, Aksa! Naura masih belasan tahun, Naura masih banyak yang ingin kejar."
"Aku siap menunggu," potong Aksa cepat.
"Kita singkirkan saja masalah itu, intinya besok aku ingin sekolah. Bisa-bisa aku diskor karena lama bolos tanpa ijin!"
"Aku bisa menunggumu sampai lulus kuliah!"
Naura membuang nafas pasrah. "Aku tidak bisa Aksa! Aku tidak mencintaimu!"
"Aku akan membuatmu mencintaiku!" cetus Aksa yakin dan berdiri dihadapan gadisnya. Wajahnya tampak serius.
Lelaki yang baru saja berusia 25 tahun beberapa bulan lalu itu mengusap kasar rambutnya. "Tidak bisa kah kamu melihat ku Naura? Sejak kita kecil aku sudah memperlihatkan perhatianku," lelaki itu menggenggam tangan kecil Naura.
"Aksa tolong lepaskan!" Gadis itu menyentak tangan besar Aksa.
"Lalu kemana kamu saat aku akan pergi? Aku sudah menunggumu di rumah sebagai perpisahan kita." Saat itu usia Naura 5 tahun. Dan usia Aksa 12 tahun, lelaki itu bersekolah dasar.
"Kapan kamu memintaku untuk menemuimu? Aku bahkan tidak mendapatkan kabar dari siapapun. Saya itu aku sedang mengikuti kegiatan bela diri, setalah pulang aku langsung ke rumahmu tapi yang aku dapat gerbang rumahmu dikunci."
"Aku sudah meminta pada Kevin untuk menyampaikannya padamu!" cetus Naura sedikit emosi. Nafas gadis itu memburu. Kevin ialah teman Naura yang jarak rumahnya lebih dekat dengan Aksa. Lelaki itu seusia Naura. Naura tidak bisa pergi sendiri ke rumah Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAVAGE BOY
Roman pour AdolescentsRomance - teenfiction Keretakan dalam hubungan yang audah terjalin sejak kecil. Di sebabkan karena kesalahpahaman. Keegoisan yang ingin menginginkan, dan kesabaran yang Aksa pertahankan. Mulai: 20 September 2022