MY SAVAGE BOY -- 21

235 19 2
                                    

📖 Selamat Membaca 📖

Begitu sesampainya pada mansion mewah miliknya, ia segera memilih kamar bernuansa serba pastel dominan itu. Mendapati seorang gadis terbaring dengan mata tertutup membuatnya melangkahkan kakinya semakin mendekat, ia lepaskan jas kantor yang melekat pada tubuh bidangnya.

Kekhawatirannya sedikit berkurang setelah melihat keadaan gadisnya. Aksa pulang dari kantornya lebih cepat dari jam biasanya. Sebab, seharian ini ia terus memantau Naura dari iPad yang terhubung ke cctv mansionnya.

Ia keheranan, hanya mendapati Naura keluar dipagi hari itu saja. Setelah itu ia tidak melihat Naura seliweran di mansion seperti biasa. Seperti sekedar ke dapur mengambil minum, ke taman, ruang tv.

Untuk itu ia segera menelpon mansion, menanyakan keberadaan Naura. Dan ternyata ia mendapatkan kabar bahwa gadisnya sedang masa menstruasi, perutnya nyeri seperti biasa cewek pada umumnya.

Kabar yang Aksa dapat sedikit melegakan hatinya. Ia takut Naura nekat kabur dari mansion. Meskipun itu sulit, tetap saja ketakutan itu ada pada Aksa. Ia memang tidak meletakan cctv pada kamar Naura. Menjaga privasi gadis itu juga penting baginya.

Ia melempar jasnya ke sisi ranjang kosong. Naura terlihat memiringkan tubuhnya ke kanan, rambutnya sedikit berantakan. Terdapat bantal kecil hangat yang di gunakan untuk membantu meredakan rasa nyeri. Tangan kekar Aksa meraih benda tersebut menempelkannya pada perut gadis itu.

Melihat tangan Naura yang bergerak mengurut pinggang belakangnya pun membuat Aksa berinisiatif mengambil alih. Ia menggunakan satu tangan bebasnya untuk mengurut pelan pinggang itu. Pastinya terasa pegal.

Ia melirik jam weker di nakas menunjukkan pukul 15.20. sudah sore, tepat jam 16.00 nanti ia akan membangunkan Naura. Meminta gadis itu mandi, dan makan. Karena tidur sore menjelang Maghrib itu tidak baik. Untuk kesehatan juga tidak baik.

Aksa mempertipis jarak diantara mereka. Ia bisa mendengar ringisan kecil dari bibir ranum itu. Pasti nyeri sekali, sampai tidurpun masih meringis nyeri.

Tangan yang tadinya memegang bantal hangat tersebut kini berganti mengusap kening sampai rambut yang menghalangi wajah cantiknya.

Cup

Ia mengecup kening gadis itu sedikit lama. Kembali mengusap-usap kening itu.

Tersadar, ia segera beranjak pelan dari duduk tepian ranjang. Kakinya melangkah menuju walk in closet, menyiapkan dress untuk gadis itu kenakan nanti. Mempersiapkan sebuah pembalut yang sudah ia siapkan jauh hari.

Meninggalkan tempat itu, ia menyambar jasnya asal lalu keluar dari kamar gadis itu. Ia akan membersihkan diri lebih dulu dan kembali ke kamar Naura membangunkan gadisnya.

***

Aksa menepati ucapannya, sekarang ini Ia sudah berada di balik pintu bersebelahan dengan pintu berwarna coklat kamarnya. Tanpa permisi, ia mendial pin yang harus di masukkan sebelum bisa membuka pintunya.

Ceklek

Bersamaan dengan suara pintu terbuka, saat itu pula seorang gadis cantik menolehkan kepalanya ke belakang. Bola mata hazelnya, bertemu sapa dengan mata tajam milik pria berpakaian santai.

Gadis itu memilih memutuskan lebih dulu tatapannya, mengeratkan lagi kedua tangan yang memeluk dirinya sendiri.

"Sudah, bangun rupanya. Tadinya aku akan membangunkanmu." jelas Aksa mendekat ke arah Naura berdiri. Gadis itu nampaknya menikmati semilir angin yang berhembus masuk dari celah balkon yang terbuka.

"Perutnya masih nyeri?" ucapnya lirih di sisi telinga Naura. Pria itu memeluknya dari belakang, kedua tangannya menyentuh perut berlapis dress motif bunga-bunga.

MY SAVAGE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang