MY SAVAGE BOY - 5

809 53 1
                                    


Aksa yang baru saja turun dari undakan tangga terdiam ditempatnya. Matanya menelisik ruangan yang ia datangi. Tetapi matanya belum menemukan seseorang yang ia cari.

Celana training berwarna hitam dengan kaos oblong biru tua itu terlihat pas di tubuh besarnya. Tangan kanannya keluar dari saku celana depan. Ia kembali menggerakkan kakinya, siapa tau seseorang yang ia cari ada di dapur.

"Malam, tuan muda." sapa kepala maid usianya sudah menginjak 60 tahun. Tetapi masih cukup kuat dan muda untuk mengatur mansion Aksa.

Kepala maid itu pilihan orang tua Aksa. Diambil dari bagian maid dimansion orang tuanya. Aksa tidak peduli itu.

"Kemana Naura?" tanyanya dingin seperti biasa. Tatapannya pun tak bisa lembut.

Kepala maid itu menunduk,"Nyonyaa belum turun tuan muda. Nina dan Oka sudah membujuknya tetapi tetap tidak mau keluar." ucap Bi Asri.

Aksa berdesis mendengar itu. Ia kembali berjalan dan berhenti pada meja makan yang menghidangkan berbagai makanan.

Lelaki mendongak ke atas tertuju pada undakan tangga yang terlihat dari sini. Ia putuskan untuk ke kamar gadisnya sendiri. Mungkin gadis itu merajuk sebab ia belum mengijinkan untuk sekolah lagi.

Aksa melakukan itu tanpa alasan. Yang pertama bisa saja gadis itu pergi saat bersekolah. Yang kedua, ia cemburu karena gadis itu di sekolah sangat di kagumi karena cantik dan imutnya yang sangat condong.

Kini dirinya sudah berada didepan pintu berwarna pastel. Iya, lelaki itu begitu tergila gila dengan Naura. Apapun yang gadis itu sukai, ia tahu.

Naura penyuka warna pastel. Dirumah orang tua Naura juga memiliki pintu berwarna pastel. Ruangannya pun tak urung dari warna pastel.

Tangannya bergerak untuk mengetuk pintu itu. Dirasa sudah tiga kali ketukan ia pun menunggu si empu membukanya. Tetapi beberapa detik setelahnya pintu itu tak kunjung dibuka. Apa yang sedang Naura lakukan didalam?

Ia kembali mengetuk pintu itu. Tapi tetap sama tidak ada sahutan juga. Akhirnya dengan terpaksa lelaki itu menarik kebawah gagang pintu itu.

Naura tidak bisa menguncinya sebab hanya dirinya yang tahu password angka kamarnya. Ia memang tidak menguncinya setelah kejadian sore tadi. Ia pikir ia berada di mansion, dan penjagaan juga ketat. Naura tidak akan bisa keluar barang dari kamar.

Ceklek

Pintu itu terbuka setengah. Aksa melangkah lebih maju untuk masuk. Lelaki itu terpaku melihat Naura yang berdiri menyamping di balkon dengan rambut cepol acak.

Meninggalkan jejak jejak rambut yang tersisa di sisi sisi wajahnya. Matanya terlihat terpejam menikmati angin malam yang sedikit bertiup kencang.

Lelaki itu juga belum bereaksi apapun. Ia betah melihat gadis itu. Namun kesadaran mengambilnya. Gadisnya belum makan malam. Ia tidak mau gadis itu sampai sakit.

Kakinya berjalan maju dengan pelan. Naura belum menyadari kedatangan Aksa. Bahkan kini gadis itu tersenyum, entah apa yang menjadi alasan senyumnya.

"Angin malam tidak baik buat kesehatan." suara berat itu mengejutkan Naura. Gadis itu sedikit menegang ditempatnya.

"Kenapa kamu disini? Pergi!" usir Naura tegas.

MY SAVAGE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang