MY SAVAGE BOY - 9

439 31 2
                                    

.
P

ertama masuk sekolah setelah beberapa hari absen membuat Naura mendapat banyak lirikan dan perbincangan. Naura memakluminya sebab siapa yang tidak tahu Naura?

Siswi yang terkenal karena kecantikannya. Selain cantik, ternyata Naura banyak di kagumi sebab keramahannya.

"MARINA!" panggilnya pada seorang siswi yang berjalan berlawanan dengannya.

"NAURA, TEMEN AKU!" jeritnya tak kalah seru. Seperti Teletubbies mereka berlari dan saling memeluk.

"Aku kangen banget sama kamu, Marina!" ucap Naura. Sedetik kemudian dorongan di kedua bahunya membuat Naura melihat jelas raut tak mengenakan dari temannya ini.

"Kamu harus jelaskan kenapa tidak ada kabar hampir seminggu ini!" tuntut Marina mendengus kesal.

Naura mengangguk dengan terkekeh,"Iya, nanti aku ceritakan. Sekarang kita masuk kelas saja, orang orang melihat kita!"

Mereka pun beranjak dari koridor kelas tersebut. Dalam pikiran Naura gadis itu bersyukur Marina tidak melihat dirinya diantar oleh seseorang. Jika gadis itu melihat pasti akan diserbu berbagai pertanyaan.

Apalagi Aksa mengenakan pakaian formal, bisa bisa gadis yang tak kalah cantik dengan Naura itu berpikir negatif.

"Jadi, mau dimulai dari mana ceritanya?" tanya Marina sudah duduk di sebelah gadis cantik itu.

***

"Naura!" Panggilan suara berat itu membuat seorang gadis menoleh ke belakang.

"Kevin?"

Kevin berlari menghampirinya dengan senyum. "Nau, kemana saja kamu? Aku sampai datang ke rumahmu menanyakan ke orang tuamu." Kevin langsung memeluknya.

Naura masih bergeming, netranya mengamati raut Kevin yang khawatir. Gadis itu menghela nafasnya pelan.

"Kevin,"

"Hem, kenapa?" sahutnya.

***

Suara tawa berat dari ruang kepala sekolah terdengar cukup rendah. Pria paruh baya yang menjabat kepala sekolah itu tersenyum segan.

"Baiklah, terimakasih atas kebaikan Pak Aksa." ujar kepala sekolah itu.

"Hem, kalau begitu saya pamit." pamit Aksa merapatkan jasnya dan berdiri dari sofa.

Iya, Aksa datang karena donatur terbesar disini. Saat mengetahui gadisnya bersekolah disini dari awal Aksa mulai menyumbangkan dana pada sekolahan ternama itu.

Biasanya Aksa tidak pernah datang dari awal mula. Tetapi karena gadisnya sudah bertemu dengannya maka ia memunculkan dirinya.

"Mari saya antar Pak," tawar Kepala sekolah.

"Tidak usah, saya ada perlu lain disini." ucap Aksa bernada datar seperti biasanya.

"Baiklah, hati-hati." Aksa langsung berjalan pergi dengan langkah tegapnya. Lelaki itu melirik arloji ditangan kanannya. Sebenarnya kedatangannya kesini sebab ia ingin melihat gadisnya. Baru beberapa jam saya tidak bertemu rasanya rindu sekali.

Aksa benar-benar rindu, laki-laki itu berniat mencari dimana kelas gadisnya. Sedangkan disisi lain Naura tengah tergesa-gesa hendak membuang air kecil.

"Hah, leganya." ia tersenyum menatap dirinya sendiri disebuah cermin persegi panjang.

Ia membilas wajahnya tiga kali dan mengeringkannya dengan tissue yang tersedia. Setelah dirasa cukup ia beranjak keluar.

MY SAVAGE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang