Assalamualaikum
Warahmatullahi WabarakatuhSelamat Membaca
Kekesalan dipagi hari sedikit tergantikan, Naura dan Sinta telah berada di pusat belanjaan. Rencananya mereka, lebih tepatnya Sinta ingin mengajak Naura memasak sesuatu, seperti Pizza.
Sinta pikir mengajak Naura pergi keluar tidak masalah. Jika Naura di mansion terus gadis itu pastinya bosan.
"Kamu suka keju, tidak?" tanya Sinta memegang keju mozzarella di tangannya. Sembari menatap wajah polos Naura yang hanya mengikutinya.
"Suka," singkatnya. Ia masih merasa canggung dan tidak mengerti harus bersikap bagaimana.
Sinta tersenyum, ia memasukkan satu buah keju di trolly yang gadis itu dorong.
"Apa Aksa memperlakukanmu buruk? Katakan saja padaku, mungkin saja Mama bisa membantunya." Sinta berucap bersisian dengan Naura yang terlihat berpikir.
Bisa saja ia berbohong jika putranya berbuat buruk padanya, tapi kenyataannya tidak bisa untuk berbohong.
Lelaki itu sangat baik memperlakukannya meksipun menjengkelkan. Sikapnya pun masih saja sama seperti 14 tahun lalu, mungkin sekarang dia bertambah tampan dan mapan.
"Aksa baik sama Naura."
Sinta merangkul bahunya,"Tante senang mendengarnya."
"Apa kamu mau daging? Kita bisa membuatnya juga nanti."
"Em, tidak." Tolaknya. Sinta memilih mengakhiri percakapan itu dan mulai menuju kasir setelah apa yang di butuhkan telah dibeli.
Mereka pun mulai beranjak keluar dan berjalan sedikit jauh ke parkiran.
Sreg
Bola mata kedua perempuan itu melebar. "Copet. Tolong... Tolong!" Jerit Naura ketika melihat tas milik Sinta di tarik Copet. Ia pun membantu mempertahankan tas berharga fantastis itu.
"Lepasin kalau lo mau selamat!" ancam Copet itu sembari memelototkan matanya.
"Naura kamu pergi saja, minta bantuan Sopir." ucap Sinta sedikit berteriak.
"Kalau Tante kenapa-napa bagaimana? Aku tidak mau." tolaknya ia pun mengambil sebuah batu di pinggir jalan dan melemparkannya pada pria itu.
"Aaarghh! BANGSAT!" jeritnya. Naura ketakutan, tak jauh dari tempat sopir pribadi Aksa datang dan membuat Copet itu lari terbirit-birit.
"Apa Nona dan Nyonya baik-baik saja?" tanya Sopir itu ikut khawatir. Pasalnya ia juga bertugas menjaga dengan baik. Sopir itu datang karena mendengar suara jeritan Naura yang dikenali.
Keadaan mobil yang terparkir sedikit jauh dari tempat parkir biasanya disebabkan karena halaman yang penuh membuat mereka memilih parkir di sisi jalan tempat belanja dimana itu bersebrangan dengan jalan raya.
"Tidak papa." Sinta meremas tangan Naura. Ia bersyukur gadis itu tidak apa-apa. Sopir itu pun mengambil belanjaan yang jatuh berserakan.
Melihat kebringasan Aksa menghajar para copet tersebut menimbulkan ketakutan dalam dirinya.
Sregg
Sinta dan Naura melotot, sopir itu dicekik Aksa begitu saja. "Lain kali, jika ini terjadi saya akan memecatmu!" ancam Aksa menyentak leher itu.
Sopir tersebut mengangguk sembari terbatuk-batuk. "Mama nggak papa?" tanya Aksa.
"Kita baik-baik aja, kok Aksa. Kamu tenang, ya." ucap Sinta. Pandangan tajam Aksa tertuju pada seorang gadis berambut sepinggang yang terlihat menyimpan ketakutan. Aksa seolah bisa merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAVAGE BOY
Novela JuvenilRomance - teenfiction Keretakan dalam hubungan yang audah terjalin sejak kecil. Di sebabkan karena kesalahpahaman. Keegoisan yang ingin menginginkan, dan kesabaran yang Aksa pertahankan. Mulai: 20 September 2022