Part 5: Memory yang menyesakan

1.4K 39 1
                                    

"Gedung hijau yang kau maksud, apakah gedung di area lapangan hijau itu?"

"Yah, Tuan." Jawab Abelle singkat, namun wajahnya terlihat sendu.

"Mengapa bajingan itu sangat keterlaluan! Apakah dia ingin menyiksa wanita ini hingga mengingat dengan sendiri seluruh kenangan lama itu!" Mizou semakin kesal malam hari ini.

"Mulai hari ini, kau hanya akan menuruti apa yang kuperintahkan. Dariel hanya sebatas melakukan kontrol rutin, dan apapun yang menyangkut denganmu adalah tanggung jawabku." Tegas Mizou.

"Baik Tuan Mizou."

***

Kediaman Mizou Zoel

Mizou berbaring di atas tempat tidurnya dan rasa kesal dihatinya tak kunjung sirna. Ketika mengingat perbuatan Dariel, dan masih bertanya-tanya akan tujuan utama Dariel sebenarnya.

.......

"Hei-hei, lihatlah senior Mizou tampan dingin itu!" Bisik para mahasiswi saat Mizou berjalan melalui mereka. Ketika itu, Mizou adalah seorang mahasiswa yang sangat berprestasi di bidang akademmis maupun ekstra kulikuler lainnya.

"Kak Mizou!" Seru seorang mahasiswi dengan setengah berlari ke arahnya.

"Abelle sudah berulang kali kukatakan, bukan? Jangan memanggilku dari jarak dan suara yang terlalu berisik!"

"Maafkan aku kak Mizou, aku tidak akan mengulanginya lagi." Balas Abelle yang kala itu masih menjadi seorang mahasiswi.

Mizou dan Abelle berada di kampus yang sama dan saling mengenal dengan baik.

"Kak Mizou, ada surat cinta dari para mahasiswi untukmu!" Abelle memberikan beberapa surat cinta pada Mizou.

"Zaman sudah semakin modern, namun masih saja menggunakan cara lama."

"Tidak satupun yang berani menghubungimu melalui pesan bahkan email. Jadi, hanya ini cara mereka." Ucap Abelle dengan tertawa.

"Dasar gadis nakal," ucap Mizou dengan tersenyumm tipis.

Hubungan mereka cukup dekat, bahkan sempat tumbuh bunga-bunga cinta. Meskipun rasa diantara mereka tidak pernah terungkap. Terlebih lagi, setelah Abelle bertemu dengan Dariel, yang langsung membuatnya jatuh cinta. Mizou terlalu lambat bergerak, sehingga Dariel lebih dulu mengejar Abelle dan mereka pun semakin dekat lalu menjalin hubungan yang serius.

Rasa yang tersimpan dihati Abelle pun berlalu begitu saja, karena Mizou bergerak lambat untuk memenangkan hatinya dan memberikan kepastian. Mizou memiliki harga diri yang sangat tinggi, dan juga gengsi yang tidak dapat diturunkan. Dengan standar seperti itu, sangat sulit bagi Mizou untuk dapat lebih mencairkan suasana.

~ ~ ~

"Tuan, Nyonya besar akan kembali bulan depan." Ucap salah seorang asisten rumah.

"Ah, yah." Balas Mizou singkat, dan melanjutkan saraapan paginya.

Mizou hanya tinggal bersama para asisten rumah tangga, sedangkan orang tuanya hanya tinggal satu, yaitu ibunya. Mrs. Zoel selalu pergi ke luar kota bahkan negeri untuk melakukan perjalanan bisnis. Sedangkan ayahnya sudah lama wafat, semenjak Mizou berusia lima tahun. Sudah puluhan tahun lamanya Mrs. Zoel menyandang status sebagai single parent.

Semua kerja keras hanyalah demi Mizou, putra semata wayangnya. Meski harus berpisah dan bertemu dalam waktu yang cukup lama, itu harus mereka lakukan demi kelangsungan hidup.

***

Mansion Kediaman Dariel Herme

"Puaskan aku!" Titah Dariel pada seorang wanita yang kini berdiri di hadapan dirinya, tepat di dalam ruangan kerja miliknya.

Terjerat NAFSU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang