Part 10: Cinta yang egois

646 21 0
                                    

Mizou sudah mulai bertindak lebih maju, dan sepertinya tidak ingin Abelle terjatuh dalam kisah pilunya bersama Dariel. Sekalipun hingga saat ini Dariellah yang membiayai kehidupan Abelle yanhg terlihat cukup mewah, semua tanpa sepengetahuan Abelle.

Dariel melakukan hal itu sebagai bentuk rasa bersalahnya atas apa yang telah menimpa Abelle. Walaupun harus bersikap egois pada kehidupan Abelle, Dariel sama sekali tidak peduli. Dariel hanya ingin melakukan segala hal atas dasar keinginan hatinya, meskipun akan banyak yang dikorbankan. Yah, Dariel si pria ambisius dan cukup kejam saat menahklukan lawannya.

"Tuan, Nona Abelle sedang pergi bersama Tuan Mizou ke sebuah resort." Ucap salah seorang bawahan Dariel, yang bertugas untuk mengawasi segala pergerakan Abelle.

Dengan rahang yang mengeras dan sorot mata penuh rasa amarah, Dariel menanyakan hal apa yang mereka lakukan di sana. "Apa yang mereka lakukan di sana?" tanyanya dengan menahan rasa amarah dihati.

"Mereka mengunjungi resort milik Tuan Mizou, sepertinya mengajak Nona Abelle untuk saling bekerjasama."

"Tolol! Sungguh berani kau Mizou!" Dariel menggebrak meja yang ada di hadapannya dan seketika itu juga beranjak pergi.

"Abelle adalah tunanganku dan hanya akan menjadi milikku seorang!" Gumam Dariel dengan segala rasa egois dihatinya.

Sang bawahan hanya mengusap wajahnya, lalu menggelengkan kepalanya sendiri. "Sungguh gadis yang malang.. sudah kehilangan segalanya, kini harus tetap berada dalam penjara Tuan kami.."

***

Dariel sudah berada di halaman kediaman keluarga Mizou. Saat ini ibu dari Mizou sedang berada di luar kota, dan hanya ada para asisten rumah yang ada di sana.

"Sebentar lagi Tuan Mizou akan kembali, Tuan.." ucap sang asisten rumah.

Dariel membuang punting rokok miliknya ke tanah lalu menginjaknya hingga remuk. Seraya dengan tibanya mobil milik Mizou di halaman kediaman keluarga Mizou tersebut.

Baru saja Mizou melangkah keluar, sebuah pukulan mengenai wajah tampannya.

Bugh! Bugh! Satu.. dua.. pukulan menghantam wajah tampan Mizou, dan pukulan itu tertu saja dari Dariel.

"Kau kutugaskan hanya untuk menjaga Abelle ketika di kantor, tidak lebih dari itu!" Bentak Dariel sembari mencengkeram kerah leher kemeja yang sedang Mizou kenakan saat ini.

Mizou menyeringai, "kau hanya bisa melakukan segala hal atas keegoisanmu. Kau tidak pernah peduli bagaimana sakitnya Abelle, bahkan ketika ingatannya pulih, kau masih ingin mengejarnya dengan segala hutang budi yang ciptakan sendiri!" Bentak Mizou.

"Apa yang kau tahu, kau bahkan tidak mampu memberikan seperti yang kulakukan pada Abelle... Kau hanya mendapatkan belas kasihan dariku, atas apa yang kau miliki saat ini!"

Huh! "Abelle hanyalah seorang anak yatim piatu, dan kau tega menyakitinya dengan cara seperti ini? apa kau manusia yang berakal!" Tubuh Mizou gemetar menahan amarah dihatinya.

"Jika dengan posisiku di perusahaanmu membuatmu seenaknya menghinaku, maka aku siap untuk keluar." Tukas Mizou, lalu menghempaskan tangan Dariel.

Mizou melepaskan ID card yang melekat saku kemejanya, lalu melemparnya ke hadapan Dariel. "Untuk semua laporan perusahaan aku sudah rekap dengan baik, besok aku akan mengantarkan berkas terakhir dan juga surat pengunduran diriku. Kau tidak perlu cemas, aku tidak akan merugikan perusahaan milikmu." Setelah mengatakan hal itu, Mizou melangkah pergi, menuju kediamannya.

Dariel terdiam, dan tersungkur di sana. Ucapannya sungguh kejam pada Mizou, sahabat yang selama ini selalu membantunya, bahkan perusahaan 2nd dapat berkembang pesat, semua karena kerja keras Mizou. Mizou tidak pernah mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri, ia selalu bekerja keras demi kesejahteraan perusahaan maupun para pekerja di sana.

Terjerat NAFSU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang