Mansion Kediaman Dariel Herme.
Dalam kesendiriannya, Dariel kembali merenungi apa yang telah terjadi selama ini. Semua yang dilakukannya, ternyata tak selamanya berjalan mulus.
”Abell sayang, kau selalu membuatku semakin menginginkanmu. Wanita cerdas sepertimu, pria mana yang tidak menggila...” ucap Dariel sembari menenggak segelas minuman beralkohol.
Drtttt...
Mommy is calling...
Mrs. Hanny: ”Selamat malam, putra mommy,” ucap seorang wanita yang merupakan ibu kandung (nyonya Herme pertama).
Dariel: ”Mommy, bagaimana kabar mommy?” tanya Dariel, yang seketika itu menjadi bersemangat kembali.
Mrs. Hanny: ”Kabar mommy, tentu saja baik. Seharusnya, mommy yang menanyakan bagaimana keadaan putra nakal mommy satu ini?” ucap Mrs. Hanny dengan nada bercanda.
Dariel: ”Aku, baik, mom..” balas Dariel dengan bibir tersenyum sendu.
Mrs. Hanny: ”Akhir pekan ini, mommy sudah berada di New York. Sepertinya, mommy harus memberikan hukuman padamu.”
Dariel: ”Seharusnya aku saja yang berkunjung ke Seoul, mom. Mommy tidak perlu repot-repot kemari, jaga kesehatan mommy.”
Mrs. Hanny: ”Ada banyak hal yang ingin mommy bicarakan. Persiapkan jawabanmu, oke...--”
...
Setelah berbincang ringan dengan ibunya, Dariel merasa cukup membaik. Yah, Dariel sangat menyayangi ibunya. Namun kenyataan berbicara berbeda, mereka harus terpisah, akibat keegoisan dari kedua orangtuanya. Tapi, tetap saja, Dariel tahu, bahwa ayahnyalah yang paling bersalah dalam hal ini.
Akhir pekan yang dimaksud oleh ibu dari Dariel akhirnya tiba.
Mrs. Hanny datang mengunjungi putra keduanya, Dariel, jauh-jauh dari Seoul demi sang buah hatinya tercinta.
Mrs. Hanny datang berkunjung secara langsung ke mansion kediaman Dariel.
Baru saja tiba di depan pintu utama, seorang wanita berpakaian serba terbuka melangkah keluar sembari menyeka area mulutnya. Mrs. Hanny sepertinya paham apa yang baru saja terjadi di sana.
•••
”Mommy!” ucap Dariel terkejut, tatkala mendapati ibunya sudah datang tepat di hadapannya, Dariel bahkan masih mengenakan pakaian dalam saja, dengan dada terbuka yang mempertontonkan tubuh seksinya.
”Ingin sampai kapan bertindak bodoh seperti ini terus?” ucap Mrs. Hanny, yang tentunya mengarah ke kejadian yang baru saja terjadi.
”Sudahlah mom, kita bicara santai di bawah saja, oke!” Ucap Dariel mengalihkan perhatian ibunya, dan sembari merangkul ibunya.
Keduanya duduk tepat di samping pekarangan mansion kediaman Dariel tersebut.”Mommy datang tanpa mengabariku, setidaknya aku bisa mempersiapkan pesta untuk kehadiran Mommy.” Ucap Dariel mencairkan suasana.
”Kemana calon menantuku?”
”Calon menantu?” balas Dariel bingung.
”Di mana sekarang gadis yang hampir saja kau nikahi itu? Mengapa bisa kalian membatalkan pernikahan yang sudah hampir terlaksana?” tentu saja yang Mrs. Hanny maksudkan ialah Abelle.
Dariel sebenarnya enggan untuk membicarakannya, namun Mrs. Hanny terlihat sangat ingin tahu.
”Semua salahku, mom.. aku yang telah menyakiti Abelle, hingga membuat hidupnya cukup sulit.. namun, aku menebus dosaku dengan memberikan kelimpahan padanya.” Ucap Dariel yang masih saja dengan sikap egoisnya.
”Dariel, putra mommy. Uang bukanlah segala-galanya, tapi segalanya memang butuh uang. Hanya saja dalam hal ini, materi yang melimpah sekalipun, tidak akan dapat membeli penderitaan seseorang.” Nasihat Mrs. Hanny.
”Lantas, aku harus bagaimana mom? Sedangkan, saat ini Abelle sudah mendapatkan kembali ingatannya, haruskah aku buat dia kehilangan memory lagi?”
”Dariel, mommy tidak pernah mengajarkan kalian untuk berbuat sekehendak hati tanpa memikirkan perasaan orang lain, sekalipun kehidupan mommy tidaklah terlalu baik. Namun, mommy tegaskan, perbuatanmu tidaklah terpuji.” Tegas Mrs. Hanny.
”Mommy, aku tidak akan bisa membiarkan Abelle bersama pria lain, sampai kapanpun.”
”Jika memang seperti itu, mengapa kau masih suka bermain wanita?”
”Itu hanyalah hiburanku saja, mom.”
”Lalu, apa kau kira mommy akan selalu diam, ketika daddy menjadikan wanita di luar sana sebagai hiburan, sedangkan mommy adalah istri sah daddy!”
”Mom.. aku..--”
”Dariel, tidak ada wanita yang rela berbagi cinta dengan orang lain. Begitu pula dengan Abelle. Mommy harap kau jauh lebih dewasa, sayang.”
Mrs. Hanny pun merangkul dan mendekap tubuh Dariel.Untuk pertama kalinya, Dariel menangis di dekapan ibunya. Yah, hanya di hadapan si ibu, Dariel menunjukkan sisi lemah dirinya.
”Mommy ingin bertemu dengan Abelle. Cepat antar mommy pada Abelle.” Titah Dariel.
Melihat antusias dari ibunya, membuat Dariel memiliki ide baru, yaitu dengan memanfaatkan situasi tersebut untuk kembali mencengangkan kehidupan Abelle.
* * *
Dariel pun membawa ibunya untuk berkunjung ke kediaman Abelle, tepat di area apartemen yang tidak semewah apartemen pemberian dari Dariel tentunya.
Mereka pun tiba di halaman loby utama, dan Dariel mencoba untuk menghubungi Abelle.
”Jika kau memang sangat membenciku, tapi setidaknya hal itu tidak berlaku untuk ibuku. Yah, ibuku jauh-jauh datang dari Korea hanya untuk menemuimu. Kumohon, hargailah ibuku, walau aku sudah tidak berharga dimatamu.”
Ucap Dariel melalui pesan suara, yang ia kirimkan kepada Abelle, dikarenakan Abelle tidak bersedia menerima panggilan darinya.
Tak lama kemudian, Abelle pun muncul dan di sambut dengan sebuah pelukan hangat dari Mrs. Hanny.
”Kita bicara di sini saja. Dariel silakan menunggu di tempat lain.” Ucap Mrs. hanny.
Mrs. Hanny dan Abelle duduk di ruang tamu loby utama, sementara Dariel dibiarkan pindah ke tempat lainnya.
”Bibi senang melihat kau baik-baik saja, dan bibi harap kau tidak membenci bibi.” Ucap Mrs. Hanny.
”Ah, tentu saja tidak, bibi. Mengapa aku harus membenci bibi..” balas Abelle dengan tersenyum hangat.
”Perihal Dariel, bibi dari hati yang terdalam meminta maaf padamu. Bibi sudah gagal mendidik putra bibi..” sesal Mrs. Hanny dengan wajah sendu, kemudian menunduk ke arah Abelle.
”Bibi, kumohon hentikan.. Jangan seperti ini. Bibi tidak pantas melakukan hal seperti ini..” Abelle menahan bahu Mrs. Hanny, agar tetap tegak. Sebagai wanita terpuji, Abelle tidak ingin membuat rendah harga diri seseorang yang jauh lebih tua darinya, termasuk wanita yang hampir menjadi mertua baginya.
”Abelle, sejak kau masih bersama Dariel, bibi sudah menganggapmu sebagai putri bibi.. jadi, bibi harap hubungan itu tidak akan pernah terputus, meski kau sudah tidak lagi menginginkan Dariel.”
Abelle pun mengangguk paham, dan membalas Mrs. Hanny dengan sebuah pelukan hangat.
Melihat situasi tersebut, sungguh membuat Dariel memiliki banyak peluang untuk kembali mendekati Abelle.”Sepertinya, kehadiran mommy adalah anugerah terbesar tahun ini.. aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan kali ini..” batin Dariel, dengan berbagai rencana di dalam kepalanya.
Dari seberang tempat duduk mereka saat ini, Abelle melihat ekspresi wajah Dariel terus tersenyum padanya. Hal itupun membuat Abelle kian muak dibuatnya.
Akankah, segala rencana busuk Dariel dapat berjalan lancar?
Jikalau tidak, maka Dariel pun masih akan tetap melakukan ssgala rencana yang telah ia susun sedemikian rupa.
Sungguh, Dariel si pria bajingan licik.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat NAFSU [END]
Romance⚠️Mature Romance 21+ 🌹Sudah tersedia versi E-Book, silakan kontak saya, bagi yang ingin membeli E-Book🤗 Harapan besar Abell harus ia kubur dalam, tatkala mendapati sang kekasih sedang bersama wanita lain. Bercumbu mesra, bahkan sang wanita juga se...