Part 8: Cinta yang egois

1K 20 1
                                    

Mendengar peringatan keras dari Dariel, membuat Mizou sangat kesal. Disaat mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah kediaman Mizou, suasana tegang tak dapat dipungkiri lagi.

"Cukup sampai di sini saja untuk malam ini." Ucap Dariel meminta Mizou untuk menghentikan mobil ketika berada di area halaman kediamannya, sedangkan sang supir pribadi Dariel sudah menantikannya.

"Kuharap Tuan Direktur Mizou dapat mencerna dengan baik, maksud dan juga tujuan pembicaraan malam ini." Ketus Dariel lalu berbalik, melangkah pergi.

Mizou mengepal kedua tangannya dan memukul setir mobil.

Arghk! "Shit!" Mizou mengumpat kesal atas apa yang telah Dariel katakan pada dirinya.

***

"Antar aku ke Bar." Titah Dariel pada sang supir.

"Baik Tuan." Jawab sang supir menuruti apa yang tuannya perintahkan.

"Kuharap, aku sudah memperingatkanmu dengan tepat." Dariel tersenyum licik dan sepertinya mengetahui sesuatu yang terjadi antara Mizou dan Abelle.

Mereka ke sebuah bar yang cukup terkenal di kota tersebut. Bar itu bahkan milik dari Dariel sendiri.

......

"Longue Bar H"

"Lihatlah si brengsek sialan ini!" Ucap seorang pria yang menyambut kedatangan Dariel, juga satu orang wanita berpakaian seksi dengan tubuh yang bak seorang model.

Dariel membuka kancing baju miliknya dan duduk sembari bersandar di sofa vip.

Pria dan wanita yang menyambutnya ialah sahabat lama Dariel.

Eduard dan Jennifer.

Eduard Casto

Jennifer

"Si brengsek yang selalu membuat onar." Timpal Jennifer sembari tertawa lepas.

"Apa yang kalian lakukan di Bar ini, kalian hanya akan mengotori tempat ini." Ketus Dariel seperti biasa, dan para sahabatnya sangat paham dengan kepribadian Dariel. Sehingga mereka tidak akan merasa heran.

"Setidaknya kami tidak akan mengacaukan kamar tamu yang sedang bercinta!" Gelak tawa Jennifer juga Eduard.

"Kalian memang sahabat paling bajingan yang pernah kutemui!" Balas Dariel lalu saling bersulang.

"Sepertinya seekor serigala sedang bermain dengan seekor kelincu lugu. Permainan itu terlihat sangat menyenangkan." Ucap Eduard yang sengaja menggunakan bahasa perumpaan untuk menyindir Dariel.

"Sejauh mana kalian menyelidiki kami?" Dariel tersenyum miring pada mereka.

"Kami tidak bodoh, dan tidak akan pernah terkalahkan dari seorang Dariel Herme!" ucap Jennifer dengan nada terkekeh.

"Dariel, sampai kapan kau akan mempermainkan Abelle?" Tanya Eduard dengan tatapan serius.

"Aku tidak bermaksud mempermainkannya, aku hanya ingin menjaganya dengan caraku sendiri. Sekalipun itu terkesan sangat egois." Dariel pun menyalakan vape miliknya, menikmati setiap hembusan asap kenikmatan di sana.

"Pernikahan kalian bahkan gagal karena pengkhianatanmu, bukan?" ketus Jennifer.

Dariel mengusap wajahnya menggunakan telapak tangan. Ia tidak pernah terbuka pada siapun mengenai permasalahannya, karena sungguh tidak satupun yang dapat mengerti dirinya.

"Aku sangat mencintai Abelle, bahkan aku rela melakukan apapun demi dirinya. Uang bukanlah hal sulit bagiku untuk dapat memberikan segalanya bagi Abelle. Tetapi, aku sama sekali tidak dapat menahan gairah seksualku. Aku bermain di belakangnya, hanya karena aku tidak ingin menodai wanita yang sangat berharga bagiku."

Terjerat NAFSU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang