28. Malam yang kunantikan

868 10 3
                                    

Setelah semua permasalahan nyaris selesai, Mizou pun melamar Abell secara tertutup. Hingga menuju waktu pernikahan, segala persiapan pun sudah delapan puluh persen selesai.

"Mari kita tinggalkan kota ini dan menetap ke luar kota. Aku ingin, kau tidak perlu lagi mengingat semua kenangan pahit di tempat ini." Ucap Mizou.

"Aku akan ikut, kemanapun senior membawaku."  Ucap Abell, yang terlihat begitu mempercayai Mizou. Begitulah rasa percaya yang Abell tunjukkan ketika mencintai seseorang.

"Terima kasih, sayang. Kita akan menikah di Seoul, karena kondisi mommy yang tidak lagi muda."

"Ya, dan haruskah kita juga tinggal di sana?"

"Apa kau tidam keberatan? Bagaimana dengan bisnismu, yany telah susah payah kau bangun?"

"Aku akan memulai hal baru bersamamu, dan seperti yang senior katakan, biarlah semua kenangan terkubur di kota ini."

Mizou terlihat sangat bahagia, akan apa yang ia terima hingga hari ini. Dicintai oleh wanita yang luar biasa, dan memiliki keluarga yang mencintainya dengan tulus.

***

Kore4 Selat4n°

Mereka akhirnya memilih untuk pindah kewarganegaraan. Abell memulai kembali usahanya di sebuah kota kecil di kore4 Selat4n.

Begitu pula halnya dengan Mizou, Mizou melanjutkan bisnis keluarga yang selama ini Ibunya jalankan selama puluhan tahun. Ayah Mizou yany merupan keturunan campuran Kore4 Selat4n, itah sebabnya Mrs. Zoel menetap lama di negara tersebut.

Mereka juga membeli sebuah rumah nyaman, tidak terlalu mewah namun pula tidak sederhana. Terlihat cukup dan nyaman ditinggali bersama. Dengan hamparan alam hijau di area tersebut.

Mizou dan Abell memilih untuk tinggal di pinggiran kota kecil, dengn pemandangan yang masih asri.

Tibalah, dimana hari pelaksanaan pernikahan mereka dilakukan. Sebuah prosesi sederhana dan hanya dihadiri oleh kerabat terdekat dan kolega lainnya.

Abell terlihat begitu anggun dengan gaun putih miliknya. Namun, suasana haru bahagia pun menambah indahnya prosesi yang sedang berlangsung.

Abell hanya dihantar oleh saudara sepupunya, menuju altar tempat Mizou menantinya. Karena kedua orangtuanya sudah wafat, dan bahkan sanak saudara yang lain masih sama, acuh tak acuh. Abell pun tidak terlalu memedulikan hal itu.

Mizou tak kuasa menahan air matanya, tatkala mengingat semua perjuangan cinta mereka, bahkan setiap badai besar yang telah dilalui bersama.

"Rasanya, hampir tak percaya, hari ini akan tiba.." ucap Mizou sembari mengusap air matanya, ketika Abell tiba di hadapannya.

Disepanjang janji sakral pernikahan dilaksanakan, air mata Mizou dan Abell tak hentinya menetes. Semua perjuangan yang akhirnya berbuah manis.

"Aku akan mencintaimu, menyayangimu baik dalam keadaan senang maupun susah.." ucap Mizou, kemudian mendekap Abell.

Setelahnya, keduanya saling berciuman diakhir prosesi pengucapan janji sakral.

Riuh tepuk tangan menghiasi suasana romantis itu.

•••

Vila kota A°

Keduanya berbulan madu di sebuah vila milik keluarga Zoel, jarak antar vila lainnya cukup berjarak, sehingga tak perlu cemas ketika sedang menikmati malan penuh gairah.

Akhirnya, malam yang selama ini ditunggu pun tiba juga.

Tak dapat dipungkiri, rasa gugup begitu jelas terlihat diantara keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjerat NAFSU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang