Awal Hubungan

7 1 0
                                    

Beberapa hari berlalu, hubungan di antara mereka semakin erat. Meskipun kedekatan mereka
hanya sebagai teman. Namun sedikit demi sedikit, rasa itu menjadi bukit. Aku menghela napas ketika
menulisnya. Andre masih bingung dengan perasaannya sendiri, sesuatu yang tumbuh di dalam
hatinya sudah menjadi jamur. Jamur yang mengakar dalam hati dan sulit untuk terlepas. Sebuah
perumpamaan itu mungkin tepat digunakan untuk Andre yang memiliki rasa yang sukar untuk
dijelaskan. Setiap hari, mereka saling bertukar rasa dan perasaan. Entah apa yang ada di pikiran Rena
tentang Andre, tetapi rasa di dalam hatinya terus bertumbuh.
Kepolosan dalam diri Andre seperti perisai gelap yang membuatnya buta dalam mengenal
cinta. Cinta yang tumbuh dari hubungan dua orang dan lawan jenis seharusnya memiliki keterkaitan
rasa yang sama. Namun, hal itu tidak dirasakan Andre sama sekali. Hanya rasa perhatian dari Rena
yang memberi bibit cinta untuk tumbuh. Perasaan itu dia berikan untuk Andre dan berharap dia
akan sadar dengan perasaannya.
Terkadang muncul pikiran dari Andre untuk mengungkapkan rasa kepada Rena, tetapi dia
benar-benar tidak tahu bagaimana caranya. Tulisan "I LOVE YOU" pun sering menghias percakapan
di SMS. Hal itu membuat Rena kesal dan tidak membalas SMS dari Andre karena dia merasa gerah
dengan kata-kata itu. Siang itu, Rena duduk sendiri di kelas dan memikirkan sikap Andre kepadanya.
Ungkapan "I LOVE YOU" membuatnya risi. Puput yang duduk di sampingnya pun heran dengan
tingkah teman sebangkunya itu, gadis bertubuh pendek itu pun mencoba untuk menjaili Rena.
"Ren," panggil Puput sambil mengangkat pena dengan ujung yang mengarah ke pipi Rena.
Ketika Rena menoleh, pipinya pun tercoret tinta dari pena itu. Puput pun tertawa melihat Rena.
"Ih, kecoret nih." Rena mencoba untuk menghapus coretan pena yang ada di pipinya.
"Haha." Puput tertawa.
"Lagian kenapa sih lu bengong gitu Ren?" kata Puput.
"Ini tentang cowok," bisik Rena.
"Oh cowok," ujar Puput dengan nada yang membuat Rena kesal.
"Iya, ini tentang Andre. Ya lu tahu kan, gue dulu suka sama dia. Cuma gue sekarang agak risi
aja gitu ketika Andre ngirim SMS 'I LOVE YOU' gitu. Jadi, gue bingung bales gimana terus ngerasa
kaya gimana gitu."
Puput menghela napas, "Dia itu suka sama elu dan mau pacaran sama lu, tapi nggak tahu cara
ngomongnya."
"Hah, masa sih? Bukan iseng-iseng gitu?" Rena masih tidak percaya.
"Bukan. Makanya bukain jalan buat dia."
"Hem, gitu ya."
Setelah itu, bel masuk berbunyi. Rena melihat Andre masuk ke kelas dengan tatapan mata
yang tertuju kepadanya. Itu seperti sebuah tanda jika Andre menyukai Rena. Ketika Rena melihat
kembali ke arah Andre, Andre memalingkan wajahnya seperti mencoba menyembunyikan
perasaannya kepada Rena. Mungkin itu yang disebut tsundere, sebuah sifat menyembunyikan
perasaan kepada orang yang disukainya. Banyak istilah yang menarik dan berhubungan dengan cinta
dalam bahasa Jepang, tetapi kata tsundere mungkin cocok untuk mengungkapkan tindakan Andre
saat ini.
Namun, cowok dengan hakekatnya sebagai sosok pendiam kepada lawan jenis itu pasti akan
menunjukkan wujudnya kepada orang yang dicintainya. Apakah Rena sudah mengetahui hal itu?
Sebenarnya Rena masih belum mengetahui sifat Andre yang sukar berbicara kepada lawan jenis
karena hanya dengan Rena saja dia dapat berbicara seperti biasa. Seseorang tidak akan dapat
merubah sikap aslinya di depan orang lain dalam waktu yang lama meskipun hanya kebetulan saja
dia dapat berubah. Hal itu sulit untuk dirasakan oleh Andre, mungkin dia bisa terancam jomlo
seumur hidup.
Waktu pulang sekolah, Andi seperti sukar berbicara kepada Rena. Meskipun sebelumnya dia
lancar berbicara kepada Rena, tetapi saat ini seperti ada sesuatu yang tertahan di dalam hatinya.
Apa mungkin karena ungkapan "I LOVE YOU" yang dia kirim lewat SMS? Andre menduga jika hal itu
yang menyebabkan rasa sukarnya muncul. Saat dia menatap Rena, dia hanya melempar senyum.
Kemudian, Andre mengambil sepedanya dan mengayuhnya. Tanpa sadar Andre menghindari Rena,
Rena pun bingung dengan sikap Andre yang seperti itu.
Sesampainya di rumah, Andre masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di kasur yang nyaman.
Sambil menatap langit-langit kamar, dia memikirkan apa yang dia lakukan hari ini. Banyak
pertanyaan dalam hati yang menguap ke kepalanya sehingga membuat dirinya berpikir. Ketika
kepala asyik berkelahi dengan masalah yang tidak dimengerti, suara adik Andre yang bernama Tika
pun memecah suasana serius dalam kepala Andre.
"Kakak udah pulang," ucap Tika saat masuk ke kamarnya.
"Iya nih." Andre pun bangun.
"Enggak ada les kak nanti?" tanya Tika.
"Oh, iya nanti ada. Makasih ya dek." Andre pun bergegas untuk makan dan mengganti
pakaiannya.
Andre mengambil kursus bahasa Inggris di Generation English Course. Sekarang, dia sedang
menjalani tingkat Basic. GEC (Generation English Course) memiliki tiga tingkatan yaitu Basic, Growing
Speaking, dan TOEFL. Setiap tingkatan harus diselesaikan selama sembilan bulan. Sesuatu yang sulit
untuk Andre, terkadang dia harus explain sesuatu di depan banyak orang. Namun, hal itu mungkin
dapat mengurangi rasa sukar berbicara kepada lawan jenis.
Setelah selesai mengganti pakaian, dia pun berangkat ke GEC. Letak tempat kursus bahasa
Inggris itu sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumah Andre, hanya di kecamatan sebelah. Namun,
Andre masih belum berani mengendarai motor ke sana. Jika dia menggunakan sepedanya mungkin
keringat dan lelah akan menguras tenaganya sebelum belajar. Jadi ibunya mengantarkannya ke
tempat itu dan saat pulang, dia akan dijemput ayahnya.
Ketika di GEC, Andre mencoba melupakan sejenak apa yang ada di dalam pikirannya.
Jantungnya serasa ingin lepas ketika Pak Marwoto menyuruh dia dan teman-teman lesnya untuk
melakukan explain sebelum masuk ke kelas. Namun, Andre mencoba untuk menjadi yang pertama.
Meskipun dia masih belum menguasai perasaan gugupnya saat ini, dia tetap berbicara bahasa Inggris
dengan lancar. Setelah selesai explain tentang buku, Andre pun menghela napas dan berjalan
menuju ke kelas tempat lesnya.
Setelah selesai les, Andre langsung berjalan menuju ke kamarnya. Dia melihat ponselnya
sudah penuh dengan SMS dari Rena. Dalam SMS itu, Rena berharap jika dia mau menjadi pacar
percobaannya—pacaran dalam beberapa hari untuk memutuskan apakah dia layak atau tidak
menjadi pacarnya—selama lima hari. Andre bingung harus berbuat apa, dalam hatinya senang
karena dapat menjalin hubungan dengan perempuan yang dia pikir hal itu mustahil. Sekarang
keputusannya ada di tangannya, tetapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya selanjutnya.

Mengejar RenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang