Mengejar Andre

6 1 0
                                    

Rena, gadis cantik pujaan hati Andre saat SMP itu akhirnya jatuh hati kembali kepada orang
yang sama. Cinta yang muncul kembali karena rasa penyesalan dalam hati yang sukar dihapus. Sejak
hubungannya putus dengan Wahyu, Rena tidak menyangka jika cinta yang tumbuh bertahun-tahun
di antara mereka adalah kepalsuan. Dia menyembunyikan cinta lain dari Rena, tetapi setelah
semuanya terungkap, Rena pun menyesal karena telah memilih Wahyu.
Namun, semuanya terlambat karena Rena sudah tidak memiliki hubungan lagi dengan Andre.
Semua kontak tentang Andre telah dihapusnya karena tindakannya sendiri. Lalu Rena hanya bisa
bersabar dengan kejadian yang menimpanya itu. Dia ingin mengejar Andre, sosok yang pernah dia
cintai dahulu. Seseorang yang selalu mengejarnya, Rena pun pernah salah dalam memahami
sosoknya.
Keesokan harinya Andre berangkat ke sekolah seperti biasa. Namun, hal yang tidak biasa
justru terjadi di dalam kepalanya. Bayang-bayang Rena seperti muncul dan ingin merebut hati Andre
yang penuh dengan luka. Sesampainya di sekolah, Andre langsung meminum air mineral yang telah
dia bawa dari rumah. Dia selalu membawanya untuk menjaga kesehatan. Tidak mungkin dia akan
selalu meminum teh dan kopi saat di kantor.
Hawa dingin pagi itu benar-benar menyejukkan, Andre pun bisa menghirup udara segar itu.
Kesegarannya seolah membawa semangat untuk pagi hari ini. Setidaknya setelah kemarin sosok
Rena mengingatkan luka lamanya, semangatnya berhasil kembali. Lagi pula Andre yang sekarang
sudah berkepala dua umurnya tidak sama dengan Andre yang dahulu. Semangatnya tidak lagi
membara, hatinya pun butuh cinta untuk terang dalam kehidupannya.
Sementara itu, Rena bangun pagi di kamar kosnya. Dia masih belum memiliki uang yang cukup
untuk membeli rumah. Namun, setidaknya masih ada tempat untuk berdiam diri. Setelah kedua
orang tuanya meninggal saat lulus SMA, gadis cantik itu berjuang sendiri. Hal itu membuatnya
menjadi gadis yang tegar dan kuat dalam menghadapi apa pun. Namun, meskipun begitu dia juga
mudah terluka hatinya.
Ketika Rena melihat ke arah jam dinding di kamarnya, dia tidak menyangka jika dia bangun
pukul tujuh. Satu jam lebih siang daripada waktu dia bangun biasanya. Rena pun bergegas
merapikan tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk mempersiapkan diri. Hari ini dia
harus menemukan Andre. Setidaknya ada petunjuk yang telah Andre berikan kepadanya untuk
mencarinya, tetapi dia tahu bagaimana perasaan Andre sekarang kepadanya.
Rena ingin berjuang untuk memberi hatinya kepada Andre dan menyembuhkan luka lamanya.
Dia pun pergi dengan sepeda motornya untuk sarapan terlebih dahulu. Setidaknya ada tenaga untuk
mencari seseorang. Dia berencana untuk mencari keberadaan Andre di beberapa SMA karena Andre
berkata bahwa dirinya menjadi guru SMA. Namun, Andre tidak mengatakan nama SMA-nya sehingga
hal itu menyulitkan Rena untuk mencarinya. Jika harus berharap Andre akan datang ke
perpustakaannya, hal itu belum tentu terjadi.
Ada kemungkinan Andre akan menghindari dirinya setelah kejadian di perpustakaan. Menurut
Rena, ada sesuatu yang disembunyikan Andre dalam hatinya. Pertanyaan yang dilontarkan oleh
Andre kemarin mungkin bisa berarti sesuatu yang penting dan dia menyembunyikannya karena Rena
menggali pertanyaan itu lebih dalam.
Ketika jam makan siang, Andre keluar dari kantor. Entah mengapa hari ini dia merasa harus
keluar dari sekolah untuk mencari makan. Seperti ada sesuatu di dalam hatinya yang menuntunnya
berjalan keluar dari gedung sekolah. Meskipun dia juga berpikir bahwa dia dapat meminta Mas Udin
untuk membelikan sesuatu di luar atau menggunakan jasa ojek daring untuk membeli makanan yang
dia inginkan.
Sesampainya di luar sekolah, Andre berjalan menuju sebuah warung di depan sekolah. Lalu,
dia pun menemukan Rena yang sedang makan juga di tempat itu. Rena sebenarnya sedang istirahat
setelah mencari sekolah tempat Andre mengajar, lalu akhirnya dia duduk dan makan siang di tempat
itu.
"Kamu lagi." Andre menghela napas dan duduk di sebelahnya.
"Andre, kamu kerja di sekolah itu?" Rena terkejut melihat Andre duduk di sebelahnya.
"Iya," ucap Andre.
"Terus kenapa kamu bisa di sini? Nggak kerja?" tanya Andre sambil beranjak dari tempat
duduknya dan berjalan ke arah Ibu Siti untuk memesan makanan.
Setelah Andre kembali ke tempat duduknya, bibir Rena pun terbuka, "Aku libur sih hari ini."
"Oh, terus kok bisa di sini?" Cara bicara Andre terdengar cuek. Pandangan matanya saja tidak
melihat ke arah Rena.
"Mau jawaban jujur apa bohong?" Rena menyeruput es tehnya.
"Kalau jujur?"
"Aku cari kamu, aku pengen ngobrol kaya dulu lagi."
"Oh." Nada Andre masih terdengar cuek di telinga Rena.
Setelah Andre selesai makan, dia pun pergi meninggalkan Rena. Dia hampir tidak berkata-kata
lagi setelah melahap makanannya. Sifat Andre memang sudah sangat berubah dari yang telah Rena
kenal sebelumnya. Sosok yang pernah dicintainya itu menjadi bertambah dingin, terlalu beku untuk
dihangatkan oleh cintanya.
Rena yakin bahwa kata-kata manis pun tidak akan mengetuk pintu hatinya, bahkan janji setia
yang ingin dibuatnya untuk Andre mungkin tidak akan berpengaruh ke perasaan Andre. Setelah
Andre sampai di meja kantornya, dia pun melihat segelas teh hangat di mejanya. Mungkin Mas Udin
telah membuatkannya, dia tahu bahwa air teh di gelas itu telah habis.
Sejenak dia duduk dan menikmati teh hangat itu dan mulai teringat masa lalunya dengan Rena
sebelum kejadian study tour itu. Namun, hatinya yang sudah membatu itu seperti sudah sukar untuk
menerima cinta. Andre pun menjadi memikirkan Rena dan mulai berpikir untuk menerima Rena
dalam hidupnya. Namun, itu menjadi dilema ketika pikiran negatifnya tentang Rena datang dalam
kepalanya.
Saat Andre selesai mengajar, dia pun pulang. Matahari yang akan tenggelam itu seolah ingin
mengajak Andre rebah di kasurnya. Ketika dia berjalan ke luar dari ruang kantor, dia masih
merasakan rasa pegal di lehernya. Mungkin besok Andre akan berolah raga sejenak agar tidak ada
penyakit yang datang kepadanya.
Ketika Andre berjalan ke luar dari gedung sekolah, dia melihat Rena seperti sedang
menunggunya di depan gerbang. Andre menghela napas, dia mencoba bersabar dengan tingkah
Rena yang sudah seperti agen rahasia. Meskipun begitu, Rena adalah jawaban dari bayang-bayang
yang ada dalam kepalanya. Apakah sekarang dia harus membuka hati kepada seseorang yang dahulu
dikejarnya? Pertanyaan itu muncul di pikiran Andre ketika berjalan ke arah Rena.
"Rena, aku mau bicara sesuatu sama kamu tentang perasaanku," ucap Andre.
"Aku udah tahu, aku yakin sama apa yang aku pikirkan tentang kamu. Coba bilang sekali lagi
secara langsung sekarang." Rena tersenyum.
"Aku cinta sama kamu."

Mengejar RenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang