Semalam Andre langsung tertidur. Dia beruntung karena tidak terlambat untuk bangun pagi
dan berangkat ke tempat kerja. Hari ini dia hanya akan mengajar satu jam pelajaran, dia tidak
berharap untuk mendapatkan sesuatu yang berarti hari ini. Hari biasa yang selalu dia jalani setiap
hari. Setelah bersiap dengan seragam batiknya, dia pun pergi ke sekolah tempatnya bekerja.
Sepertinya langit mendung menambah hawa dingin pagi ini, tetapi Andre merasa ada sesuatu
yang baru hari ini. Udara segar itu terus menemaninya dalam perjalanan ke sekolah. Sesampainya di
kantor, ternyata sudah ada beberapa guru yang datang selain dirinya. Pak Joko juga sudah datang di
ruangan kepala sekolah. Andre memang tidak terlalu banyak bicara di kantor, mungkin karena dia
satu-satunya guru muda yang ada di sekolah itu. Jadi muncul rasa sungkan dalam hatinya untuk
menjadi lebih dekat dengan seseorang yang lebih tua.
Ketika dia berjalan mendekati mejanya, Mas Udin yang menjadi pesuruh di sekolah berjalan ke
arahnya.
"Mau minum teh apa Pak?" tanya Mas Udin.
"Kopi aja, saya lagi pengen kopi sekarang." Andre meletakkan tasnya di meja.
"Oh, baik Pak." Mas Udin mengangguk dan berjalan pergi.
Lalu Andre duduk dan membuka nilai-nilai siswa, sepertinya cara mengajar yang digunakannya
cukup baik. Setidaknya sekarang dia dapat bersantai sejenak sampai jam sembilan nanti. Andre
berencana untuk pergi ke suatu tempat yang dia suka, sebuah perpustakaan yang ada di tengah kota
mungkin dapat menghapus masa lalu yang selalu mengganggu pikirannya.
Andre ingin terus mencoba memahami arti cinta dalam kehidupannya. Setiap hari selalu
muncul pertanyaan tentang masalah cinta yang ada di hidupnya. Sejenak, dia ingat dengan
perkataan Ayu. Seseorang yang mengajarkannya untuk bersikap biasa saja kepada orang yang
disukainya, menurut Ayu menjadi budak cinta bukan arti cinta yang sesungguhnya. Namun, ada
kemungkinan jika bersikap biasa saja dan mengabaikan perasaan cinta orang lain akan membuatnya
jauh dari kata cinta.
Setelah Andre selesai mengajar, dia pun berjalan menuju ke kantornya. Dia akan meminta izin
untuk pulang, lalu pergi ke perpustakaan. Sebenarnya hal itu bisa dikatakan sebagai kebohongan,
tetapi dia sudah tidak memiliki tugas lagi yang perlu dikerjakan di sekolah. Ketika Andre memasuki
kantor, Pak Joko tampak mengobrol dengan guru-guru yang lain.
Andre pun mendekati Pak Joko, "Pak, saya mau izin pulang."
"Oh, soal kemarin pasti. Boleh, silakan. Untuk yang sudah tidak memiliki kewajiban dan tugas
di kantor bisa langsung pulang berlaku bulan ini saja," ujar Pak Joko.
"Terima kasih Pak." Andre pun mengambil barang-barangnya dan berjalan keluar.
Tidak hanya Andre yang pulang pada waktu itu, beberapa guru yang lain pun juga pulang lebih
awal. Mungkin mereka mempunyai kewajiban rumah yang tidak boleh ditinggalkan. Beberapa di
antara mereka sudah berkeluarga sehingga wajar jika mereka mempunyai tanggung jawab terhadap
kasih sayang anak-anaknya dan juga pasangan hidupnya. Kewajiban yang tidak penting di logika,
tetapi penting di dalam hati.
Seseorang jomlo seperti Andre yang tidak memiliki pasangan hidup hanya bisa menikmati
kesehariannya itu. Namun, dia berharap akan menemukan seseorang yang mampu memahami
dirinya. Meskipun dia tahu bahwa hal itu hampir mustahil, tetapi takdir dan jalan dari Tuhan pasti
akan ada dalam hidupnya.
Ketika Andre melihat ke arah jam tangannya, waktu menunjukkan pukul satu siang. Waktu
ketika matahari memberi panas yang menyengat. Namun, Andre tetap ingin pergi ke perpustakaan
dan membaca buku di sana. Sebenarnya dia ingin membeli buku, tetapi uang yang hampir menipis
dan tanggal gajian yang masih lama membuatnya harus bersabar untuk beberapa hari.
Sesampainya di rumah, dia langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian yang rapi dan
menarik. Tidak mungkin dia akan berpergian menggunakan seragam gurunya. Lalu, dia pun
menyalakan mesin sepeda motornya dan pergi ke perpustakaan daerah. Jalanan yang panas tidak
dapat membendung keinginannya untuk pergi ke perpustakaan. Beralih ke dunia lain melalui cerita
novel dapat membuatnya nyaman.
Namun sesampainya di perpustakaan, kejadian yang tidak dia duga muncul. Andre melihat
seorang perempuan yang mungkin pernah dikenalnya. Perempuan itu menjadi penjaga
perpustakaan. Karena rasa penasaran Andre, dia pun berjalan mendekati perempuan itu. Terlihat
papan nama di mejanya bertuliskan nama seseorang yang pernah dikenalnya.
"Rena." Nama yang bertahun-tahun tidak terucap itu kembali keluar dari mulutnya.
"Andre, kamu masih di kota ini?" ucap Rena.
"Iya Ren, aku sekarang jadi guru SMA. Kalau kamu sendiri, gimana kabarmu?"
"Iya, gini-gini aja. Aku jadi penjaga perpustakaan. Setelah aku lulus SMA, aku kuliah di jurusan
perpustakaan dan sekarang gini."
"Terus, kamu sekarang udah nikah?"
"Belum, pasangan aja nggak punya. Kenapa tanya gitu? Hayo pasti ...."
"Enggak, aku cuma tanya aja, nggak ada alasan lain."
"Yakin?" Rena menaikkan alisnya.
"Iya." Andre berbalik badan dan berjalan meninggalkan Rena.
Perasaan Andre sebenarnya masih menyimpan cinta kepada Rena, tetapi mungkin kejadian
dahulu itu masih membuatnya terluka. Trauma hati yang sukar untuk dihilangkan dengan cepat.
Andre sudah tidak berharap lagi kepada Rena, cinta itu telah terkubur. Dari kejauhan, Rena masih
menatap ke arah Andre yang sedang membaca buku perpustakaan. Dia berharap hubungannya
dengan Andre kembali seperti dahulu. Dia tahu bahwa dia pernah mengecewakan Andre, tetapi hal
itu terjadi karena dia tidak mengetahui perasaan Andre yang sebenarnya.
Ketika tiba jam tutup, Rena pun mengumumkan bahwa perpustakaan akan tutup kepada para
pengunjung. Namun, Andre masih terlihat asyik dengan buku yang dibacanya. Dia tampak tidak
memerhatikan apa yang telah Rena katakan. Setelah semua pengunjung perpustakaan keluar,
sekarang hanya ada Andre dan Rena yang ada di perpustakaan itu. Rena pun berjalan mendekati
Andre.
"Ndre, perpustakaannya udah tutup. Kamu udah belum bacanya atau mau pinjam?" ujar
Rena. Andre pun menoleh ke kanan dan kirinya, dia tidak melihat ada orang lain yang ada di
perpustakaan itu.
"Ya udah, aku pinjam."
Setelah itu, Andre pulang. Dalam hati Rena, dia ingin mencoba mengetuk hati Andre yang
telah tertutup. Setidaknya besok Rena libur sehingga dia dapat mencari keberadaan Andre. Namun,
apakah hal itu mudah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Rena
Fiksi RemajaJika terdapat kesamaan nama, itu hanyalah sebuah unsur instrinsik yang tidak menggambarkan tokoh nyata sebenarnya. Cerita ini adalah sebuah utopia penulis atau mugen tsukoyomi penulis dari kisah nyata (Reality Reverse), namun dalam penulisannya sedi...