Sudah beberapa hari Andre dan Ratri menjalin hubungan baru mereka, Lisa mencoba
menjalani hari-harinya seperti biasa. Mencoba tegar di setiap keadaan itu tidak mudah, perlu
kesabaran yang tinggi. Namun, tetap saja hal itu sulit untuk Lisa. Dia sudah menaruh banyak
perasaan kepada Andre.
Hari ini kampus Andre sedang diliburkan karena ulang tahun kampus, Andre berencana untuk
berjalan-jalan ke suatu tempat bersama dengan Ratri. Mungkin sudah lama mereka tidak pergi ke
suatu tempat bersama-sama. Waktu dia bangun pada pagi hari itu, bibir Andre sudah menunjukkan
senyumnya yang lebar seolah hari ini akan menjadi hari yang paling bahagia dalam hidupnya.
Mereka berdua sudah memutuskan untuk pergi ke Bogor, Kebun Raya Bogor mungkin menjadi
pilihan yang tepat.
Sebenarnya meliburkan diri di saat kampus sedang mengadakan acara besar seperti ini
seharusnya tidak boleh dilakukan. Namun, Andre berpikir ulang untuk memilih meninggalkan acara
kampus daripada harus melihat sesuatu yang biasa. Baginya, melihat Ratri tersenyum bersamanya
adalah hal yang luar biasa. Pada waktu itu mereka bertemu di stasiun, lalu memesan tiket kereta KRL
untuk ke Bogor.
Mungkin ini pertama kalinya Andre berpergian di tempat perantauan. Meskipun
menggunakan kereta lokal adalah hal yang baru baginya, Andre mencoba bersikap biasa dan
mencoba memahami sehingga dia tidak terlihat bingung. Setelah kereta datang, Andre langsung
mencari tempat duduk.
"Ndre," ucap Ratri.
"Iya." Andre menoleh ke arah Ratri.
"Kenapa kamu megang tanganku terus?" Ratri tersenyum.
"Biar nggak hatiku hilang."
"Kok bisa gitu?"
"Hatiku itu ada di kamu."
Ratri mengalihkan pandangannya dari Andre, pipinya tampak memerah karena tersipu malu.
Namun, Andre masih menggenggam tangan Ratri dengan erat. Ratri pun merasa nyaman karena
tingkah Andre itu. Dia merasa ingin tetap bersama dengan Andre selamanya, tetapi apakah hal itu
dapat dicapai? Meskipun Andre juga mempunyai pikiran yang sama dengan Ratri tetap saja, ada
sebuah keraguan dan keadaan yang dapat membawa hubungan mereka kepada perpisahan.
Perjalanan yang cukup lama itu membuat Ratri bersandar di bahu Andre dan tertidur, Andre
pun tersenyum. Dia merasa ingin suasana ini bertahan lebih lama, menjaga hati seseorang ke hati
yang dia cinta. Lagi pula usia Andre sekarang memang harus berpikir lebih serius dalam menjaga
calon pasangan hidup yang beberapa tahun lagi akan menuju ke jenjang lebih tinggi. Sesuatu yang
seharusnya dipikirkan lebih serius karena berhubungan dengan hati.
Sesampainya mereka di stasiun Bogor, mereka pun berjalan kaki menuju pintu masuk ke
Kebun Raya Bogor. Meskipun Kota Bogor tidak terlihat memiliki gedung tinggi seperti Jakarta, tetapi
suasana yang ramai itu tidak berbeda dengan Jakarta.
"Kenapa kamu lebih milih jalan kaki?" tanya Andre.
"Karena selain olahraga, aku punya banyak waktu sama kamu. Bertukar rasa di antara kita itu
perlu, itu tanda ada hubungan di antara hati kita."
"Kata-katamu itu kaya gombal," ejek Andre.
"Ih, orang aku serius kok dianggep bercanda."
"Iya deh."
Setelah beberapa lama berjalan kaki, mereka pun sampai di pintu masuk. Harga tiket masuk
yang murah itu mungkin menjadi alasan Andre memilih tempat ini. Ketika masuk, mereka berdua
langsung disambut pepohonan besar. Udara dan suara burung-burung seperti menemani mereka
berdua untuk menjelajah Kebun Raya Bogor yang luas.
Sementara itu di kampus, Lisa terlihat duduk sendiri. Sebenarnya dia ingin membicarakan
sesuatu kepada Andre. Namun, sepertinya Andre sedang ada urusan dengan kekasihnya. Setidaknya
dia ingin membicarakan perasaannya, tetapi sepertinya hal itu tidak diperlukan. Andre sudah cukup
bahagia dengan orang yang dicintainya, dia sudah berubah.
Beberapa saat kemudian, Depa berjalan mendekat ke arah Lisa. Sepertinya dia sudah
menyelesaikan tugasnya sebagai orang penting yang ada di sebuah acara besar. Sebenarnya Depa
ingin menemui Andre, tetapi dia malah bertemu dengan Lisa. Sejenak dia teringat bahwa Andre
sudah memiliki cinta yang lama. Namun, Depa yang melihat Lisa sendiri seperti itu membuatnya
ingin menemuinya.
"Lis, lu sendiri di sini?" tanya Depa.
"Iya. Mungkin aku pulang aja ya daripada gabut begini."
"Yah, jangan gitu. Gue temenin deh." Lisa terdiam dengan tatapan yang kosong, dia seperti
memalingkan wajahnya dari Depa.
"Andre udah punya seseorang yang ngisi hatinya, dia sekarang sibuk," ucap Depa.
"Aku tahu kok."
"Kalau tahu, lu kuatin hati lu. Gue pergi dulu ya." Depa pun berjalan pergi meninggalkan Lisa.
Lisa pun memutuskan untuk kembali ke kamar kosnya. Mungkin merebah seharian dapat
menenangkan pikirannya dari segala rasa patah hatinya. Hubungan yang terjalin sejak kecil bukan
berarti tanda hubungan yang akan melangkah ke jenjang baru, tetapi itu adalah hubungan yang
memerlukan kepastian hati antara dua orang. Setidaknya Lisa sekarang cukup tahu perasaan dan
hati Andre, mungkin tidak perlu mengungkapkan rasa yang sudah terlambat karena akan membuat
hati terjerat.
Ketika Andre dan Ratri berjalan di daerah Kebun Raya Bogor, Andre melihat Rena yang sedang
bersama dengan orang lain. Andre pun langsung mengajak Ratri pergi dari tempat itu. Dia tidak ingin
ada sesuatu yang dapat memperkeruh suasana. Setelah puas berlama-lama di tempat itu, mereka
berdua pun pulang. Hari itu pun membuat hubungan di antara keduanya menjadi lebih erat. Namun,
perasaan sedih datang ke hati Lisa.
Dalam pikirannya, dia ingin mengungkapkan perasaannya. Namun, Andre sudah menjadi milik
orang lain. Sepulang dari acara kampus, dia langsung mengurung diri di kamar kosnya. Sedangkan
Andre tampak bahagia ketika sampai di kosnya. Dia merasa takdir cinta sudah ditemukan.
Sementara itu, Depa merasa ada yang aneh dengan pikirannya. Dia masih terbayang Lisa yang
sendiri saat acara kampus itu. Apakah mungkin ada perasaan yang timbul dalam dirinya? Meskipun
begitu, Depa ingin melihat sendiri bagaimana perasaan Andre kepada Lisa sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Rena
Teen FictionJika terdapat kesamaan nama, itu hanyalah sebuah unsur instrinsik yang tidak menggambarkan tokoh nyata sebenarnya. Cerita ini adalah sebuah utopia penulis atau mugen tsukoyomi penulis dari kisah nyata (Reality Reverse), namun dalam penulisannya sedi...