Memegang Rasa

7 1 0
                                    

Sejak hari itu, Andre dan Rena kembali seperti dahulu. Hubungan yang lama putus itu pun
kembali setelah berjalan dalam garis yang telah ditentukan Sang Pencipta. Andre yang selalu
mengejar Rena waktu itu tidak akan menyangka jika dia akan bersama dengan Rena. Meskipun dia
harus merasakan pengalaman yang menyakitkan dan ditolak oleh Rena juga. Waktu melihat Rena
bersama orang lain saja membuat hati Andre terasa sesak.
Rena pun merasa bersyukur karena dicintai oleh Andre yang begitu tulus kepadanya. Memilih
seseorang yang akan bersama dengan kita tidak akan terasa sulit, jika kita melihat ketulusan.
Namun, setidaknya hubungan itu telah kembali lagi. Hubungan mereka berdua mungkin akan lebih
dekat daripada waktu dahulu.
Hari ini Andre berangkat ke kantor seperti biasanya. Kesendiriannya selama bertahun-tahun
itu telah hilang. Namun, dia belum berpikir untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Menikah itu perlu
persiapan yang matang untuk masa depan. Rencananya hari ini setelah pulang kerja, Andre akan
langsung ke perpustakaan tempat Rena bekerja. Lagi pula hari ini dia hanya akan mengajar dua jam
mata pelajaran saja, setelah itu Andre bisa langsung menuju ke tempat Rena.
Waktu memang tidak terlalu terasa lama jika kita memikirkan orang yang ada di hati. Andre
pun merasakan hal itu pada hari ini. Setelah keluar dari kelas, dia langsung berjalan menuju kantor
untuk bersiap-siap pergi ke tempat Rena. Ketika Andre memasuki ruangan, ternyata Mas Udin sudah
membuatkan kopi hangat untuk Andre.
"Waduh, sudah ada kopi saja di sini," ujar Andre.
"Iya Pak, monggo diminum dulu."
"Sebenarnya saya mau pulang, lebih baik kopinya diberikan kepada guru yang lain saja. Belum
ada yang minum juga kan?" Andre menaikkan alisnya.
"Oh, baik Pak." Mas Udin pun mengambil kembali kopi itu untuk diberikan ke guru yang lain.
Setelah itu, Andre langsung mengangkat tasnya dan berjalan keluar. Sepanjang perjalanan
menuju perpustakaan, Andre tampak senang karena akan bertemu dengan pujaan hatinya.
Sesampainya di perpustakaan, Andre datang tepat pada saat perpustakaan akan di tutup. Ketika
semua pengunjung perpustakaan itu keluar, dia pun berjalan masuk.
"Andre." Rena tampak senang saat melihat Andre datang.
"Gimana hari ini?" ucap Andre.
"Ya biasa, ramai kaya biasanya. Kalau kamu?"
"Enggak terlalu padat, jadi aku bisa langsung kesini." Andre pun duduk di kursi yang dekat
dengan Rena.
"Ndre, aku pengen cerita tentang apa yang aku lewati sebelum kita kaya sekarang ini." Rena
menatap Andre dengan tatapan hangat, terlihat jelas masa lalu yang telah dilewatinya dari tatapan
mata itu. Seolah memberitahu tentang masa-masa yang berat.
"Aku juga pengen cerita juga."
"Aku dulu ya." Rena pun menarik napas panjang seperti mempersiapkan kenangan lama yang
seharusnya dipendam dalam kesedihan.
"Waktu itu, aku udah mikir negatif tentang kamu. Jadi aku mutusin buat pengen sendiri, tapi
muncul Wahyu. Cowok yang tiba-tiba menawarkan hati untuk nyembuhin lukaku. Mungkin ini juga
salahku karena pikiran negatifku ke kamu bikin aku melukai perasaanku sendiri dengan dugaan yang
sebenernya nggak pernah ada."
"Aku tahu kok, kita mudah untuk terhasut dan pandangan kita tentang seseorang pun belum
tentu benar. Meskipun itu orang yang kita rasa dekat dengan kita," ujar Andre.
"Kamu bener Ndre. Waktu hubunganku jalan beberapa tahun, semuanya kelihatan normal.
Aku pun ngerasa nggak ada yang aneh dengan sikap Wahyu, orang yang aku rasa dekat sama aku
setelah hubungan kita berakhir. Namun, waktu berbicara kalau dia bukan yang ditakdirkan untukku.
Sejak saat itu, aku mulai berharap bisa ketemu sama kamu lagi. Itu sih yang aku rasain selama ini.
Sekarang giliran kamu yang cerita."
"Ceritaku mungkin bakal lebih panjang, lebih mirip perjalanan. Waktu SMA itu, aku sempat
dekat dengan seseorang yang namanya Putri. Dia itu cewek yang polos banget, tapi entah kenapa
dia kaya punya perasaan sama aku. Kamu tahu nggak kalau aku sebenarnya masih dilema waktu itu?
Aku bingung antara memilih Putri atau tetap ngejar kamu, tapi seorang cewek yang bernama Ayu
berhasil bikin aku paham tentang sebuah perasaan. Dia orang yang ngajarin aku gimana caranya biar
nggak baperan. Karena hal itu, aku pun memutuskan untuk nggak memilih kamu atau Putri. Terus
aku ketemu seseorang yang namanya Ratri, dia benar-benar tulus cinta sama aku. Tapi putus karena
ada orang ketiga. Sayangnya waktu aku sama dia balikan, dia meninggal karena kecelakaan.
Sebelumnya aku juga dekat sama teman masa kecilku yang namanya sama kaya kamu. Namanya itu
Renalisa, dia berhasil bebas dari penyakitnya karena aku juga yang selalu ada di dekatnya. Ada yang
bilang kalau dia suka sama aku. Tapi ya, aku cuma nganggap dia sebagai teman dekat. Nggak lebih."
"Banyak juga ya cewek yang punya hubungan sama kamu, meskipun ada yang nggak sampai
pacaran."
"Tapi akhirnya juga sama kamu." Andre tersenyum.
"Yuk, kita pergi ke mana gitu," ajak Rena seraya beranjak dari tempat duduknya.
Sejak hari itu, hubungan mereka bertahan lama. Andre juga berhasil menyisihkan uang dari
gajinya untuk melamar Rena. Mereka berdua saling memegang rasa, saling percaya dan saling cinta.
Rena juga mulai memahami arti perjuangan Andre saat itu. Ketika dia mengejar perasaan Rena dan
berakhir dalam keputusasaan yang mendalam. Sejauh apa pun raga menjauh, hati yang ditakdirkan
oleh Pencipta akan kembali bersatu dalam cara yang tidak akan pernah disangka.
TAMAT

Mengejar RenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang