Dua hari lagi study tour akan dilaksanakan. Ibu menyuruh Andre untuk bersiap-siap terlebih
dahulu. Baju ganti, senter, charger ponsel, dan hal penting lainnya. Setelah siap-siap, dia pun
langsung tidur. Perasaannya teralihkan sehingga tidak ada hal tentang Rena yang muncul dalam
hatinya. Dia mungkin sudah move on dari keadaannya sekarang. Cinta di masa SMP memang belum
terlalu penting dipikirkan karena itu hanya cinta monyet, sebuah ungkapan yang diucapkan orang-
orang di sekitar Andre sekarang ini.
Pagi ini Pak Budi, guru kesenian itu akan membagi seluruh kelas delapan untuk dibagi tempat
busnya. Tentu Andre berharap jika dia bisa bersama dengan Rena dalam satu bus yang sama.
Kemudian Pak Budi pun mulai membagi seluruh siswa kelas delapan. Dengan pengeras suara, Pak
Budi menyuruh seluruh siswa kelas delapan berkumpul di lapangan sekolah. Tempat biasa para
siswa melakukan upacara, memang tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk menampung siswa kelas
delapan. Para siswa tidak dibagi dalam setiap kelas karena busnya pun hanya ada lima sedangkan
seluruh kelas berjumlah delapan. Setiap kelas pun jumlahnya tidak lebih dari 28 orang sehingga
cukup jika dibagi dalam lima bus besar.
Pada waktu pembagian bus, Andre beruntung karena mendapatkan bus yang sama dengan
Rena. Dia bisa mengarahkan pandangannya ke pujaan hatinya. Sikap bucin itu memang telah
merasuk ke dalam jiwa Andre, meskipun dia tidak sadar jika Rena yang mengabaikannya. Akhir-akhir
ini, setiap kali Andre melihat ke arah Rena, dia selalu tidak membalas dengan senyum seperti
biasanya. Seperti ada rasa kesal yang tersembunyi di dalam hati.
Saat hari keberangkatan, semua siswa kelas delapan SMPN 1 Karangpanjang berkumpul di
halaman sekolah. Beberapa di antara mereka termasuk Andre menaruh barang-barangnya di bagasi.
Selain itu, Andre juga membawa tas punggung dan tas kecil yang berisi barang-barang penting. Dia
juga sengaja mengambil tempat duduk di belakang Rena. Tidak lupa Andre meminum obat anti
mabuk perjalanan sehingga dia tidak akan merasa mual dan muntah saat bus mulai berjalan.
"Ndre, gue sini ya," ucap Yuda sambil mencoba duduk di samping Andre.
"Iya." Andre mengangguk.
Yuda pun mencoba melihat siswa-siswa lain yang ada di sekitarnya dan dia pun sadar jika Rena
berada di depannya.
Yuda menepuk pundak Andre dan berbisik, "Oh, pantes lu milih duduk di sini."
"Diem aja lu," balas Andre dengan suara pelan.
Beberapa saat kemudian, bus pun berangkat dan meninggalkan sekolah. Pak Budi yang duduk
di depan pun berdiri.
"Yo, sekarang kita berdoa dahulu agar selamat sampai tujuan." Pak Budi memimpin doa.
"Berdoa selesai. Jangan terlalu banyak makan karena kita nanti makan," lanjut Pak Budi.
"Siap."
Perjalanan mereka cukup panjang karena harus melewati provinsi yang berbeda. Hal itu juga
memakan waktu yang lama. Andre mencoba untuk mengusir rasa bosannya dengan makan dan
bermain game ular di ponselnya. Sesekali dia mencoba untuk mengirim SMS, tetapi masih saja sama.
Hati ingin berbicara, tetapi mulut kembali terkatup. Terkatup untuk semua perempuan dan orang
yang dia suka. Andre merasa bosan karena melihat pemandangan gunung yang ada di balik jendela
bus. Yuda yang duduk di sampinya pun sudah tertidur pulas.
Langit sore perlahan menjadi gelap, Andre pun memilih untuk tidur. Sekitar jam tiga pagi, bus
yang ditumpangi oleh Andre mogok. Suara yang keluar dari mesin bus itu membuat Andre
terbangun. Dia melihat sopir bus berkali-kali mencoba untuk menyalakan mesin, tetapi bus tidak
berjalan juga. Beberapa siswa yang juga bangun pun merasa khawatir, tetapi Andre tetap tenang
sambil mencoba bermain game di ponselnya. Sinyal jaringan yang ada di ponselnya waktu itu
menghilang sehingga dia tidak bisa membuka internet. Terkadang dia membuka Facebook untuk
melihat keadaan di sosial media yang sedang trend akhir-akhir ini, kemudian melanjutkan tidurnya.
Beberapa jam kemudian, mesin bus itu kembali membaik dan bus bisa berjalan. Sinar
matahari menembus jendela bus, hawa dingin AC pun mulai menghilang. Andre membuka matanya
dan melihat pemandangan kota Bandung dari balik jendela bus. Tiba-tiba suara Yuda yang sedang
menguap membuatnya menoleh. Yuda mengucek-ngucek matanya dan melihat ke arah Andre.
"Udah sampai mana Ndre?" tanya Yuda.
"Bandung," jawab Andre.
"Hah, seriusan?" Yuda belum percaya.
"Lihat aja tuh," ujar Andre sambil menunjukkan pemandangan di balik jendela bus.
Yuda kagum dengan pemandangan kota Bandung, dia melihat hal yang belum pernah lihat
biasanya. Namun, waktu yang cepat berlalu membuatnya harus menahan rasa untuk melihat kota
karena bus mereka telah sampai di penginapan. Andre pun membawa barang-barangnya dan
berjalan keluar. Syukurlah jika dia tidak mabuk kendaraan, setidaknya dia masih punya banyak obat
mabuk kendaraan untuk diminum nanti. Semoga saja cukup untuk naik bus. Perjalanan pertama
mereka adalah Museum Geologi Bandung, Andre kagum melihat beberapa fosil dan benda-benda
bersejarah yang ada di sana. Tidak terasa jika Andre mulai melupakan Rena sejenak, tetapi dia yakin
jika Rena ada dan aman bersama teman-temannya yang lain.
Sekarang, dia hanya ingin melihat dan menikmati perjalanan study tour ini. Namun, jika tidak
sengaja Rena muncul di hadapannya, maka pikirannya pun akan terbayang pujaan hatinya itu. Hari-
hari itu pun mereka lewati seperti biasa, tidak ada yang spesial di pikiran Andre. Hanya berbicara dan
bercanda dengan teman sudah membuatnya lupa dengan masalahnya sendiri.
Sebelum pulang, Andre meminum obat mabuk kendaraannya. Yuda dan temannya Amos pun
melihat ke arah Andre.
"Oh, ternyata lu mabukan juga ya kalau naik bus," ejek Amos.
"Biarin daripada gue entar sakit." Andre pun meminum obatnya.
"Ngomong-ngomong, gimana?" Kata tanya yang ambigu itu keluar dari mulut Yuda.
"Gimana apanya?" Andre ingin kejelasan.
"Si Rena."
"Nggak tahu kenapa dia jadi kaya menjauh gitu dari gue. Ditambah lagi, gue sekarang malah
susah bicara ke dia."
"Berarti sekarang lu susah ngomong ke cewek lagi ya?" kata Yuda.
"Iya." Andre menghela napas.
"Ya udah gini aja. Gue punya minuman bersoda, jadi ayo kita minum," ajak Amos.
"Oke, siap." Mereka bertiga pun berjalan ke dalam bus.
Setelah semua siswa masuk, bus itu pun berjalan pulang meninggalkan penginapan. Udara AC
terasa lebih dingin dari biasanya, tetapi keadaan di dalam bus masih sama seperti biasanya.
Beberapa siswa menyanyi dan bermain gitar, sebagian ada yang ber-stand up comedy , dan yang
lainnya memilih untuk tidur atau mendengarkan musik. Andre menatap dan memandangi
pemandangan di balik jendela bus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Rena
Novela JuvenilJika terdapat kesamaan nama, itu hanyalah sebuah unsur instrinsik yang tidak menggambarkan tokoh nyata sebenarnya. Cerita ini adalah sebuah utopia penulis atau mugen tsukoyomi penulis dari kisah nyata (Reality Reverse), namun dalam penulisannya sedi...