Berlari

4 1 0
                                    

Setelah kejadian itu, Andre dan Rena tidak saling pandang lagi. Namun, setiap kali mereka
berpapasan, ada rasa rindu kepada masa lalu yang muncul di hati Andre. Hari-hari Andre tetap
berjalan seperti biasa, dengan rasa yang mengganjal di hati. Satu kelas dengan seseorang yang
pernah dicintai terkadang mengusik hatinya.
Pagi ini Andre duduk sendiri, biasanya Rena sudah ada di tempat duduknya. Mungkin dia ingin
menghindar dari Andre. Sisa tahun di kelas delapan tidak begitu terasa. Percakapan terakhir yang
membuat Andre berani mengungkapkan kata adalah SMS dari Rena yang menyuruhnya untuk tidak
menghubunginya lagi. Hal itu tentu membuat hati cowok polos yang sukar berbicara kepada cewek
itu menjadi sakit.
Rasanya sesak. Jadi ini ya, yang namanya patah hati, batin Andre setelah melihat SMS dari
Rena.
Andre mencoba untuk kuat dan mencoba mencari pelarian, hal yang dilakukannya untuk
melupakan Rena adalah bermain game. Saat itu ada teman dari kelas lain yang bertemu dengannya.
Namanya adalah Ryando, siswa kelas sebelah yang akrab dengan Andre sejak debat bahasa Inggris
kelas tujuh. Pada waktu itu Andre mencoba ke warnet yang dekat dengan sekolahnya. Warnet,
tempat untuk melupakan realita dengan keberadaan maya di internet. Selain itu, dia mencoba
bermain game Facebook.
Setelah dia memilih bilik warnet yang nyaman untuk berselancar di dunia maya, Andre
langsung membuka Facebook. Posisi duduk yang nyaman membuatnya ingin berlama-lama di
tempat itu. Saat sedang asyik menatap layar komputer, tiba-tiba Ryando lewat di depan dan melihat
Andre. Seketika, dia masuk ke bilik Andre.
"Ndre, udah lama nggak main ke warnet ya," ujar Ryando.
"Iya nih, terakhir kali waktu kelas tujuh."
"Sebelum kenal si 'R' kan?" ejek Ryando sambil mencoba duduk di sebelah Andre.
"Iya."
"Main game lawas yuk," ajak Ryando.
"Oh, game Ninja Warior Saga itu ya?"
"Iya, gue main di bilik sebelah. Ntar kita main bareng ya," ucap Ryando ketika beranjak pergi
dan mencari bilik kosong.
Hari-hari Andre menahan rasa setiap bertemu dan kembali menjadi Andre yang sukar bicara
dengan cewek. Dia terkadang mencoba untuk fokus belajar dan mendapatkan nilai yang tinggi. Masa
SMP kelas sembilan harus dapat diselesaikannya dengan baik sehingga bisa masuk ke SMA
favoritnya. Kisah cinta antara Andre dan Rena yang terputus itu sudah hilang, tinggal Andre yang
hampa dengan pelariannya. Siang itu Andre terdiam menatap halaman sekolah, tiba-tiba Yuda
datang dan duduk di sebelahnya.
"Lu mau ngelanjutin SMA di mana?" tanya Yuda.
"SMA Favorit 1 Karangpanjang, kalau lu?" Andre menoleh ke arah Yuda.
"SMA N 1 Karangpanjang, gue sih milih yang deket-deket aja dan sekiranya bisa gue jangkau
lah nilainya."
"Iya juga sih, tapi ya harus tetep belajar lah."
"Ngomong-ngomong, Rena kayanya juga milih SMA yang sama kaya lu."
"Hah, beneran?" Andre terkejut mendengar perkataan Yuda.
"Iya," balas Yuda dengan ucapan yang sangat meyakinkan.
"Duh, kenapa harus sama kaya gue sih?" ucap Andre kesal.
"Terus, lu masih mau ngejar Rena?" ujar Yuda.
Andre tertunduk dan diam. Dia tidak bisa mengambil keputusan yang mungkin akan
memengaruhi takdir hidupnya. Mengejar seseorang yang sudah jauh darinya. Raut wajah Andre
berubah menjadi murung. Yuda melihat ke arah wajah sahabatnya itu, dia bingung harus berbuat
apa.
"Ndre, semangat. Waktu lu masih panjang buat ngejar dia," ujar Yuda sambil menepuk pundak
Andre, lalu dia beranjak dan berjalan menuju ke kelas.
Andre mengangkat wajahnya dan menatap ke arah depan. Sekarang, dia berpikir perlukah dia
mengejar seseorang yang pernah membuatnya berbicara. Tiba-tiba, Andre teringat sesuatu tentang
dirinya sendiri.
Mungkin aku perlu menghilangkan sifat diamku ini, batin Andre sembari beranjak menuju ke
kelas.
Pelarian ini sungguh membuatku muak.
Aku tidak dapat memikirkan lagi apa yang aku bisa untuk mengejar Rena. Mengejar
perasaannya.
Andre pun terdiam dan memandang Rena dari tempat duduknya. Rena benar-benar sudah
tidak menganggap keberadaannya lagi. Seketika itu muncul Amos dari luar kelas, dia pun berjalan ke
arah Rena. Mereka seperti membicarakan sesuatu, tetapi Andre tidak dapat mendengarnya,
pandangannya pun kabur. Tiba-tiba, Andre pingsan. Andi, Amos dan Yuda yang melihat dia jatuh dari
bangku langsung membawanya ke UKS.
Rena menatap Andre yang tidak berdaya dengan tatapan seperti tidak peduli. Cowok bernama
Andre itu memang memiliki tubuh yang lemah, mungkin itu juga alasan mengapa jarang ada cewek
yang menyukainya selain Rena. Setelah Andre dibawa ke UKS, tubuhnya dibaringkan di tempat tidur.
Yuda dan Amos ditugaskan untuk menemaninya di UKS. Sekitar beberapa menit kemudian Andre
terbangun.
"Ndre, nih minum dulu," ujar Yuda sambil memberikan segelas air ke Andre. Lalu, Andre
meminumnya.
"Lu kenapa bisa pingsan gitu?" tanya Amos.
"Mungkin karena semalam gue kurang tidur."
"Kok bisa? Mikirin Rena lagi?" tanya Yuda sambil mengambil gelas yang tadi diminum oleh
Andre.
"Iya." Andre mengangguk.
Amos menghela napas, "Semangat, tapi perlu sadar diri juga."
"Iya gue tahu," ucap Andre sambil mencoba untuk tidur lagi.
Setelah kejadian itu, Andre lulus dari SMPN 1 Karangpanjang dan akhirnya diterima di SMA
Favorit 1 Karangpanjang. Andre masuk ke kelas IPA sedangkan Rena masuk ke kelas IPS. Setidaknya
hal itu dapat membuat Andre cepat melupakan Rena, meskipun pikiran bawah sadarnya ingin
bersama dengan Rena. Saat pulang sekolah, dia menambah kecepatan sepedanya ketika melihat
Rena di depannya. Rena yang mengetahui hal itu hanya menoleh ke belakang dengan wajah yang
seperti berkata "Pergilah."

Mengejar RenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang