5

25.2K 1.4K 12
                                    

Opo aku kudu curhat karo mbokmu
Ben koe ngerti perasaanku...

"Ini apa miskah" ucap Tania yang merasakan kakinya ada sesuatu yang lewat

"Mana"

"Di kaki aku mba, tadi ada yang lewat" ucap Tania

"Itu apa yang lewat?"

Saat ini mereka lagi berada satu lahan sawah yang penuh dengan belut. Tugas mereka adalah mengambil belut kemudian memasaknya untuk makan siang. Semua peserta sudah hampir selesai tapi tidak dengan kelompok Tania yang sedari tadi masih dipinggir tidak seperti yang lain sudah berlari ke tengah.

"Ayok buruan jalan" ucap Hana yang melihat Tania masih diam ditempat

"Mbak Hana aja sana, aku tunggu disitu" ucap Tania yang langsung keluar dari lumpur dan berdiri di pinggir yang tidak becek

"Serius ndak mau nih" ucap Hana sambil mengambil salah satu belut

Tania yang menatap geli hanya menggeleng.

"Loh kenapa ndak ikut nangkap?" tanya salah satu ibu panitia

"Em.. anu"

"Kenapa? Takut kotor? Sini biar ibu bantu atasin" ucap Ibu itu sambil mengambil lumpur dan mengusap keseluruh baju termasuk muka Tania

Tania menatap dirinya yang sudah penuh lumpur, ingin sekali menangis tapi malu karna semua orang disitu menatapnya termasuk Afka yang duduk di atas pohon bersama rekan nya.

"Dia siapa sih? Gak tau apa kalau aku pake baju putih mana kesayangan lagi" ucap Tania frustasi

"Kalau gak salah itu istrinya Pak Fendi deh" ucap Nia yang membantu Tania berjalan ke tengah

"Abis pake masker lumpur ini saya jamin kulit kamu bersih dan glowing" ucap Hana yang menambah lumpur dimuka Tania

"Mau aku bantai disini hah!"

"Sini kalau berani"

Tania yang kesal langsung lempar lumut dan mengenai muka Hana yang sedang tertawa puas.

"Jancok sampeyan mbak"

"Kowe sek dancok lo"

"Jangan gelud kalian berdua mending kita tangkap terus pulang, udah gatal nih badan aku" ucap Qila

Akhirnya mereka semua segera menyelesaikan tugas walau banyak teriakan yang dihasilkan oleh mulut cantik Tania dan Hana yang masih bertengkar.

......

"Beres juga" ucap Nia yang membersihkan belut yang ditangkap tadi

"Mau buat apa itu mba?" tanya Tania sambil membersihkan sisa lumpur di muka dan baju nya

"Dimasak terus buat lauk makan siang kita"

"Gak dikasih lagi kah?"

"Enggak kayaknya"

"Udah yuk, balik ke tenda kayaknya mba Hana udah nungguin"

Mereka berdua langsung berjalan menuju tenda dengan pakaian yang basah, tadinya mau sekalian mandi tapi tertunda akibat antrian panjang.

"Lain kali jangan pakai baju putih!" ucap seseorang yang memasang jaket parasut ditubuh Tania

"Mas Afka" sapa Nia

Mas Afka (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang