18

16.2K 935 4
                                    

Tuku kepiting gone pak bagas
Ra penting ora tak gagas


Siang itu, Semarang sangat panas dan mereka sedang bersedih dirumah duka tidak dengan Tania yang sedari tadi berdiri didepan sambil menanti Afka datang.

"Afka belum datang?"

"Belum Bun"

"Kamu kedalam aja dulu, biar abang yang nungguin Afka disini" ucap Andra yang melihat adiknya berdiri kurang lebih 1jam

"Enggak papa, Bunda sama Bang Andra mending kedalam aja" ucap Tania yang mendorong mereka masuk

Mereka yang merasa tidak bisa membujuk Tania akhirnya masuk meninggalkan Tania sendiri lagi.

"Tania"

"Iya"

"Lo bujuk mila sono"

"Kenapa?"

"Gak mau makan malah ngurung dikamar" ucap Luna yang terlihat kesal

"Liat Mila kaya gitu apa lagi lo pindah di posisi jaga pasien Lun"

"Jangan sampai deh kalau itu, cukup gue di fisik aja jangan sampai suruh terjun ke pasien secara langsung" 

"Makanya belajar biar gak digeser tempat"

"Iya tau yang udah punya posisi tepat"

Saat Tania hendak berjalan masuk tangan Luna menghalanginya lagi.

"Apa lagi?"

"Itu siapa? Ganteng banget!"

"Iya, dia ganteng tapi masih gantengan Song Joong Ki"

"Song Joong Ki ketuaan buat lo"

"Mau ketuaan atau enggak yang penting gue udah sah sama mas Afka" ucap Tania yang dengan berjalan kedalam

"Sialan"

Rumah duka yang diluar terlihat sepi padahal didalam ramai, banyak dari keluarga yang tengah menangisi jenazah.

"Kamu naik ke atas aja, disana ada Mila"  ucap Bunda yang memperingati Tania saat ingin mendekat di jenazah

Bukannya tidak memiliki rasa duka tapi trauma Tania waktu kecil belum bisa disembuhkan apa lagi sudah lama trauma itu tidak datang.

"Tapi Bun"

"Dengerin kata Bunda, biar urusan ini Abang yang pantau sampai Afka datang" ucap Andra

Tania hanya mengangguk dan segera berjalan menaiki tangga, rasanya ia akan menangis sekencang kencangnya tapi ia harus jaga itu demi Mila.

"Mila ada didalam?" tanya Tania kepada gadis yang didepan pintu bercat putih

"Iyaa mba, masuk aja  kedalam"

"Terimakasih, oh iya biar saya yang suapin" ucap Tania yang mengambil alih nampan berisi makanan

"Terimakasih mba"

"Iya" ucap Tania yang langsung masuk kedalam rumah 

Didalam kamar semua barang yang tadinya rapi kini berantakan apa lagi pecahan piring tergeletak di lantai.

"Mila"

"Aku mau sendiri mba"

Hembusan nafas kasar dari Tania membuat Mila menatap dirinya.

"Kenapa harus Ibu mba? Kenapa nggak aku aja"

"Nggak boleh gitu, Allah lebih sayang Ibu makanya dipanggil duluan"

Mas Afka (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang