Yuhu-!
Apa kabar kalian? Pasti baik dong ya kali gak baik
Jangan lupa beri apresiasi berupa vote, comment and follow atau tidak share link deh jangan hanya menikmati ajaa
Lurr, takon nek kopi bubuk di gugah ngamuk ora?
Selamat membaca
.
.
.
"Wih gue suka tadi tingkah lo tadi Tan" ucap Luna yang menghampiri Tania duduk di sofa"Mas Afka bakal marah sama aku pasti"
Luna yang mendengar langsung menatap Tania yang hendak menangis.
"Jangan nangis"
"Aku harus gimna?"
"Kita pulang kerumah Bunda" ajak Luna
"Gak mau, pasti nanti Bang Andra bakal nyuruh aku pisah"
"Ya bagus dong"
"Kok lo jahat si Lun"
"Jahat gimana? Gue baik loh. Spek Afka yang doyan ama wanita banyak di pinggiran kampus Tan"
"Tapi gue mau nikah satu kali aja"
"Yaudah gak usah nikah ntar habis cerai, gampang kan"
"Kalau jadi cerai anak gue gak punya Ayah dong" ucap Tania sambil memegang perutnya
"Itu pikir nanti, sekarang kita pergi dari sini" ucap Luna yang mulai mengamas semua barang Tania dari mulai baju, make up, sepatu sampai jajan kesukaannya
"Kita bakal kemana?" tanya Tania yang ikut membantu Luna beberes
"Amerika"
"Kenapa gak ke Belanda?"
"Sesekali kabur jangan ke Belanda mulu, gue bosen" ucap Luna yang sudah selesai dengan keperluan Tania
Tania hanya menatap ragu Luna, ia sudah banyak kali setiap ada masalah dengan Afka selalu kabur tanpa menyelesaikan langsung.
"Gue bakal tinggal disini Lun"
"Hah? Gila kali lo"
"Gue gak mau jadi istri durhaka sama suami"
"Ya wajar lah lu durhaka sama suami kalau suami spek gak bisa move on dari masa lalu. Sadar Napa Tan, Afka gak baik buat lo. Dia kasih pelet apa sih yang buat lo sampe gak sadar sadar?" tanya Luna yang menatap Tania hanya terdiam sambil menatap foto pernikahannya dulu yang terpanjang di sudut kamar.
"Gue takut Lun"
Luna menahan amarahnya agar tidak membuat Tania semakin overtingking.
"Oke, gue kasih Afka waktu selama 3 hari buat jelasin semuanya. Kalau dia gak pulang gue bakal laporin masalah ini ke Bang Andra, gimna?" tawar Luna
"Deal"
"Kalau gitu lo istirahat aja ntar gue balik lagi kesini" ucap Luna yang meninggalkan Tania sendiri di kamar.
.
.
.Tiga hari sudah berlalu kini Tania dan Luna sudah berada di pintu masuk bandara, Luna sudah muak dengan tingkah Afka yang sama sekali tidak bisa tanggung jawab. Jangankan pulang, dia juga sama sekali tidak menanyakan kabar Tania.
"Dari siapa?" tanya Luna yang melihat ponsel Tania menyala
"Mas Afka"
"Biar gue jawab" ucap Luna dengan mengambil paksa sebelum Tania menjawab
"Assalamualaikum Wr.wb, kamu dimana?"
"Waalaikumsalam"
"Luna? Tania dimana?"
"Tania sama gue, lo mau apa? Nyakitin lagi?"
"Gue mau memperbaiki--"
"Cukup deh, gue udah muak sama menye-menye lo itu. Lo udah gak usah banyak omong lagi tinggal duduk manis dirumah sambil nunggu surat dari pengadilan agama"
"Maksud lo apa?"
Luna yang sudah bosen jawab langsung mematikan daya ponsel Tania yang membuat sambungan telfon itu terputus.
"Lo kenapa perhatian banget sama gue Lun" tanya Tania secara tiba-tiba
"Maksudnya?"
"Selalu bantuin gue waktu ada masalah keluarga terus yang lainnya"
"Gue gak mau aja sahabat gue di sakiti sama cowok, gue paling benci sama hal itu apa lagi pas awal lo nikah dan masuk rumah sakit. Gue udah gak srek sama Afka" jelas Luna
"Makasih ya Lun, udah ada pas gue lagi susah" ucap Tania
"Iya sama sama, yaudah yuk masuk pesawat"
"Ayok" jawab Tania sambil tersenyum manis yang membuat kaum adam yang melihatnya meleleh
"Mungkin ini udah takdirnya, jangan pernah kembali hanya untuk menanyakan kabar" batin Tania sambil menatap pintu masuk bandara.
.
.
.Dilain tempat Afka duduk diam dengan pakaian yang sangat kusut yang sudah beberapa hari belum ia ganti. Masalah dengan Mawar ataupun Wulan sudah ia selesai kemarin tapi karna ada masalah di kantor dan ponsel nya ketinggalan di mobil Tania membuat dirinya sama sekali tidak bisa menghubunginya.
"Mas Afka air hangat nya sudah siap" ucap Mila yang datang dari arah kamarnya
Afka hanya diam tanpa perduli untuk mengurus dirinya sekarang. Keadaannya sekarang tidak penting ia hanya ingin Tania kembali kerumah dan ini semua hanya mimpi buruk.
"Mas?"
"Nanti dulu aja"
"Nunggu apa? Mas Afka belum mandi beberapa hari lo"
"Aku gak peduli"
"Emang sejak kapan lo peduli?" tanya seseorang yang baru saja masuk ke dalam rumah
"Bang Andra"
"Awalnya gue marah denger kabar dari Luna kalau lo masih berhubungan dengan masa lalu padahal udah nikah sama adek gue tapi setelah melihat ini? Gue bahagia sekarang" jelas Andra dengan memperlihatkan amplop coklat
Afka langsung merebut amplop itu dan langsung membukanya, betapa terkejutnya melihat isi dari amplop itu.
"Gue gak bakal tanda tangan" ucap Afka dengan merobek kertas itu
"Gue gak peduli, yang jelas Tania sudah menceraikan lo" ucap Andra dengan mendorong Afka sebelum pergi dari rumahnya
"Mbak Tania menceraikan Mas Afka?" guman Mila sambil menatap Afka
Brukk...
"Mas Afka" ucap Mila yang melihat kakaknya tumbang di depannya
Ini pertama kalinya Mila melihat Afka begitu menyedihkan dari semua masalah yang pernah dialaminya.
Bersambung....
Kalian tim sad ending atau happy ending gaes?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Afka (Selesai)
Short StoryBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA!! KALAU SUKA TINGGAL BACA, GAK SUKA TINGGAL SKIP AJA!!! GAK USAH RIBET Tania, perempuan lulusan S2 yang harus rela menikah dengan orang yang sama sekali belum ia kenal baik sifatnya ataupun masa lalunya. Akank...