22

16.6K 744 18
                                    

Kurang kurangi mandang  fisik bro!
Giliran dipandang harta kena mental..

Tania menutup dan mengunci pintu kamarnya. Kini dia sedang bersama Afka yang sedang diam dengan laptop didepannya.

"Ini mau nulis laporan atau ngelamum?" tanya Tania sambil rebahan di kaki Afka

"Tidurnya yang bener" tutur Afka yang meletakan laptop dimeja dan membenarkan posisi tidur Tania

"Enak kaya tadi" ucap Tania

"Nanti kaki kamu sakit" ucap Afka

Tania hanya diam kemudian mendekat kearah Afka sambil memeluknya.

"Kamu gimana kabarnya?"

"Baik kok"

"Maaf ya, satu bulan kemarin gak bisa  jagain kamu"

"Enggak papa kok mas" ucap Tania yang mengambil tangan Afka kemudian meletakan di kepalanya

Afka yang peka langsung mengusap rambut Tania dan berapa kali mencium. Beberapa menit Tania merasa tidak enak posisinya langsung membalik posisi tidurnya dan menjadikan satu tangan Afka sebagai bantal satunya lagi berada diperut yang sedikit buncit.

Wangi vanila dari tubuh Tania yang membuat Afka candu. Apa lagi semenjak kepergiannya dulu Afka sama sekali tidak berani masuk rumah karna keingat Tania. Dan dirinya memutuskan untuk tinggal di asramanya dulu.

Merasa Tania sudah tidur nyenyak dirinya dengan pelan turun dari ranjang dan duduk disofa untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Afka mengaktifkan ruang chat-nya di laptop. Dilihatnya ada pesan masuk dari nomer yang sama sekali ia tak kenal.

08978900****: Hi, I'm miss you

Seluruh tubuh Afka langsung menegang, siapa yang berani mengirim pesan seperti itu. Baru saja dirinya terlepas dari masalah kenapa ada lagi masalah yang datang.

Tidak lama, nomer itu tiba tiba telfon. Afka yang sama sekali tidak tertarik langsung mematikan ponsel dan laptopnya, niat untuk menulis laporan ia tunda sampai moodnya stabil.

"Kamu kenapa?" tanya Tania yang bangun dari tempat tidurnya

"Enggak papa" jawab Afka sambil tersenyum

"Yakin?"

"Iya sayang" ucap Afka

Saat ingin kembali ketempat tidur, tanpa sengaja ingatan Tania muncul yang membuatnya langsung duduk disamping Afka.

"Aku mau nanya"

"Nanya apa?" tanya Afka sambil menggenggam tangan Tania

"Aku sama Wulan cantikan siapa?"

"Cantik kamu lah"

"Terus kenapa kamu mau nikah sama dia?"

"Gak papa" jawab Afka sambil menatap Tania dengan  senyum manis dan hanya ditanggapi dengan tatapan datar

"Saran aku gini mas, kalau mau poligami istri keduanya harus diatas istri pertama bukan malah kebalikannya"

"Kamu bicara apa sih? Aku gak mau poligami atau cari lain" ucap Afka sambil memeluk Tania

"Tapi aku suka nya sama Do Kyung-soo gimana" bisik Tania yang membuat Afka kesal.

.
.
.
.

"Sedang sibuk?"

Tania menghentikan pekerjaannya sejenak. Ia kenal dengan suara yang menyapanya itu. Dirinya mengalihkan pandangan dari layar komputer ke sumber suara.

"Nggak juga, seperti biasa ngurus file pasien yang sudah gue tinggal 1 bulan"

"Baru pertama kali masuk kerja setelah sekian lama cuti langsung kerja bagai kuda"

"Udah enggak kaget"

"Ngomong-ngomong, kemarin gue pergi kekamar Aldo. Baru saja masuk udah diusir keluar, semenjak kamu pergi dia terlihat kurang bersemangat menjalani aktivitasnya" ucap Dokter Nina

"Coba nanti biar gue cek dia, sekalian juga dia aja jadwal konsultasi" ucap Tania

"Iya, sudah dulu ya. Gue ingin mengecek ke kamar pasien lain" pamit Dokter Nina dan diangguki Tania

Perlahan Tania membuang pandangan ke luar jendela. Banyak pasien yang sedang bermain di taman belakang. Sejak kembali berkerja Tania memutuskan pindah ruangan agar dekat dengan kamar pasien.

"Selamat siang dok, ini beberapa file dari pasien yang akan konsultasi bersama" ucap Suster Emil yang masuk kedalam ruangan Tania

"Jam berapa?" tanya Tania sambil membaca file tersebut

"Sekitar pukul dua nanti"

"Bisa dimajukan tidak jam nya? Mulai hari sampai kedepannya  jam siang aku gunakan buat pasien dirumah sakit ini dan buat jam pagi untuk yang pasien rawat jalan" jelas Tania

"Baik dok, nanti saya kabari semua pasien rawat jalan. Kalau begitu saya permisi dulu"

"Sebentar, ini Mawar Kamelia siapa?" tanya Tania sambil melihat satu dokumen

"Itu pasien Dokter Anwar kemudian dipindahkan kesini"

"Oalah"

Suster  itu hanya mengangguk   kemudian meninggalkan  Tania yang tak asing dengan nama itu.

"Sialan itu orang emang" ucap Luna yang langsung masuk keruangan tanpa salam atau ketok terlebih dulu

"Kenapa lo? Kesambet setan mana? Masuk rumah bukannya salam malah sambat" balas Tania

"Gimana gue gak sambat tadi ada cowok sksd banget tau gak. Udah sksd tanya kerjaan gue apa  giliran udah gue jawab dianya bilang mama saya lebih suka perawat" ucap Luna yang menampilkan ekspresi kesal

"Jangan ketawa" sambung Luna yang  melihat Tania yang  tertawa

"Enggak kok, eh iya pas ditanya  pekerjaan lo balik nanya apa gak?"

"Iya lah, gue tanya Lett berapa? Bintara atau Perwira?"

"Terus dijawab apa"

"Tamtama de--"

"GILA. LO UDAH PUNYA NOMER WA NYA GAK? YUK KAPAN MAU KENALIN SAMA GUE" ucap Tania yang langsung memotong ucapan Luna

"Gak lah, langsung gue tinggalin. Kan idaman dia bidan atau perawat gue yang dokter mengkis mengkis" ucap Luna yang berjalan kearah jendela

"Bukannya Dokter lebih tinggi daripada Perawat" beo Tania

"Udah lah gue capek mikir"

"Yaudah jadi gila aja biar gak mikir"

"Enteng  banget lo bilang" ketua Luna

"Katanya males mikir"

"Ya gak gitu juga,  dahlah gue mau balik keruangan aja" ucap Luna yang keluar dengan sedikit membanting pintu

Tania hanya memandangi pintu yang sudah tertutup, tidak kaget lagi jika tingkah Luna seperti itu gara gara seorang pria. Saat dirinya bersiap ingin mengecek kamar pasien pintu ruangan terlebih dahulu diketuk.

Tok..tok..tok..

"Masuk"

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita dan anak kecil yang berada disampingnya. Tania yang awalnya tersenyum langsung luntur melihat tamu yang baru saja datang.

Bersambung....

Hai gaes....
Maaf ya.. aslinya Mas Afka belum end tapi karna kemarin aing gabut jadi gitu deh:v eh malah keterusan sampe sekarang😂

Lovuuu buat yang masih setia baca cerita aku...
See you next part gaess

Mas Afka (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang