Siapa sih yang sebenernya sayang sama Anka?
Kalau sama Wella, sayang gak?
[Lukisan Jingga di Angkasa]
.
.
.
.
..
.
.
.
.Sudah dua kali, surat itu melayang di hadapannya, tapi Rigel masih enggan memberikan jawaban atas pengajuan undangan persidangan itu. Ia tahu akan datang lagi surat panggilan selanjutnya, tapi Rigel tidak bisa menemukan solusi dari permasalahan ini.
Alasan permintaan itu adalah untuk mengganti kerugian perusahaan karena Rigel dan Aura yang mangkir secara bergantian dan menghambat proses syuting. Mereka harus menjalankan peran mereka dalam panggung sandiwara di dunia yang mereka tempati ini untuk membantu menaikkan rating.
Proses syuting berjalan seperti biasa, meski Rigel dipenuhi bayang-bayang tentang Anka yang tidak tahu kabarnya seperti apa. Dicari di rumah sakit tidak ada. Kennard pun tidak mengizinkan Rigel untuk menapak rumahnya sedikit pun. Hanya Erin satu-satunya pusat informasi Rigel. Erin pun tidak terlalu terbuka pada aktor itu.
Hari itu, penutupan proyek web drama selesai. Semua aktor dan aktris, termasuk tim produksi saling berpelukan dan memberikan ucapan perpisahan. Berharap bisa bertemu di produksi selanjutnya. Meski ada beberapa dari mereka yang tidak bertegur sapa sama sekali karena merasa tidak cocok saat bekerja sama.
"Kudengar kalian kembali menjalin hubungan. Selamat ya." Ujar salah satu aktris senior yang menjadi pemain pendukung di proyek web drama itu. Aura tersenyum palsu, menerima ucapan selamat yang membanjirinya saat tim web drama menyelesaikan meeting mereka. Hanya ucapan terima kasih yang bisa Aura lontarkan. Berbeda dengan Rigel yang lebih ceria menanggapi basa-basi orang-orang.
Rigel tampak menikmati perhatian yang ia dapatkan setelah pemberitaan dirinya dan Aura kembali bersatu mencuat di media. Rigel tampak puas sekali dengan sorotan padanya. Sedangkan Aura benar-benar merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Aura memang tidak benar-benar membenci Rigel, karena bagaimana pun juga, Rigel adalah orang pertama yang berhasil membuatnya jatuh cinta, sekaligus membuatnya patah hati. Namun Aura belum memikirkan untuk kembali bersatu dengan pria tampan itu.
Banyak yang mendukung kondisi mereka saat ini. Teriakan penuh bahagia yang mendukung mereka menunjukkan betapa Rigel dan Aura benar-benar menangkap cinta dan perhatian dari publik. Meski begitu, tidak sedikit yang mencerca dan berpikiran buruk atas hubungan mereka.
n Alah, itu karena mereka ingin cari perhatian saja. Makanya kembali. Beberapa bulan lagi akan putus lagi. Tunggu saja beritanya. (Commented by ****hill)\
n Dasar model genit! Tidak bisa lihat aktor tampan. Memikatnya, lalu nanti pergi begitu saja. Sama seperti dulu. Rigel juga terlalu mudah terpengaruh rayuan pelacur seperti itu. (Commented by ****full)
n Memanfaatkan hati penonton untuk mencari ketenaran. Bullshit! (Commented by ****grave)
Aura menggenggam erat ponselnya, kemudian melempar ponsel itu ke atas sofa. Hampir saja ponsel mahal itu terpelanting ke lantai jika Sandi tidak menangkapnya. Aura menggigit bibir, menahan kesal dengan setiap komentar yang ia lihat di setiap pemberitaan tentang dirinya dan Rigel. Memang banyak yang mendukung, tapi jumlah pendukung seimbang dengan jumlah yang membenci.
"Tidak usah dipikirkan haters itu, Ra. Mereka hanya sebagian kecil dari orang-orang yang mendukungmu."
"Sebagian kecil?" Aura berdecih, lalu tersenyum remeh. "Jumlah mereka akan lebih banyak dibanding pendukungku saat mereka tahu bahwa ini semua adalah kebohongan. Mana ada yang suka dibohongi, Sandi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Jingga Di Angkasa
General FictionJika Anka harus memilih, tentu ia ingin semua berada di sisinya, tanpa ada yang meninggalkan atau ditinggalkan. Namun Anka tidak pernah diberikan pilihan.