Masalah hidup akan selalu ada tergantung cara kita berbicara dan bersikap
~thor~Hai guys gw comeback
Pencet tanda bintang yah***
Seorang pria dengan mata hitam kelam itu berjalan menuju pusat pembelajaan dengan wajah datar nya saja mampu membuat para perempuan histeris.
Ia terus berjalan mengabaikan tatapan serta teriakan kagum, mungkin karena sudah terbiasa. Sampai akhirnya Ia berhenti di salah satu toko tas yang terkenal."Sudah?" tanya Ia ketika melihat seorang wanita tua yang sayangnya sangat cantik.
"Iya nih, kamu bawain kekasir dulu dong, bunda bawanya berat," sahut wanita tersebut.
Lelaki yang kerap dipanggil Gara oleh sang bunda itu berjalan mendahulu ibunya.
"Ck! Punya anak dingin banget dah, huff!" Gerutu sang bunda ketika melihat punggung sang anaknya yang mulai menjauh.
"Gar!"
"Iya bund."
"Bunda mau nanya?"
"Apa?"
"Itu..."
"Kamu homo yah?" Ujar Marni.
Gara langsung tersedak makanannya yang super duper pedas, melihat anaknya kesakitan Marni memberikan minumannya kepada Gara.
"Aduh! Maafin bunda."
"Lagian bunda ngapain nanya kek gitu ke abang."
"Bunda kan cuma nanya! Abisnya bunda gak pernah liat dia bawa pacar kerumah sih." Sungut Marni
Sedangkan yang di bicarakan hanya diam sambil melanjutkan makanannya yang sempat tertunda tadi.
"Yuk pulang." Ucap Marni
***"Ya."
"Hm."
"Pulang ayok."
"Nanti dulu tanggung nih dikit lagi Dit."
"Ck dari tadi lo bilang dikit lagi, dikit lagi," sungut Adit
"Yaudah lo sana duluan."
"Lagian yah Ya, lo itu tumben nulis segala? Kan biasanya lo minjem buku si inem," ucap Adit terheran-heran.
"Gue lagi jadi anak teladan ini, lo jangan ganggu diem aja biar tulisan gua cepet selesai."
Rayya kembali fokus pada tulisannya, sedangkan Adit mendumel tidak karuan.
"Udah nih Dit, yok," ucap Rayya sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Yok lah," balas Adit semangat. Saking semangatnya hampir saja Ia terjungkal, kalo saja Rayya tidak cepat memegang kerah baju lelaki itu.
"Aduhh Rayya! Gue ke cekek woy!"
"Makanya lo hati-hati kalo jalan."
Rayya melepaskan kerah baju cowok itu Ia berjalan melewati Adit yang sedang terbatuk-batuk.
"Woy Ya! Kok malah gue yang lo tinggalin," teriak Adit sambil berlari mengejar Rayya yang mulai menjauh.
"Babi lo Ya! Gue udah nungguin lo dari tadi tapi lo malah ninggalin gua!" Ucap Adit dengan nada yang ternistakan.
"Kalo lo kagak cepet gue tinggal nih."
Mereka sampai di parkiran sekolah, Rayya langsung menaiki motor milik Adit.
"Lo kaya cewek Dit, lama! Cepet lo naik Dit."
"Lah lo yang mau bawa?"
"Iya! Abisnya lo lelet," ejek Rayya.
Setelah Adit naik, Rayya langsung melajukan motorna dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Woy Ya! Lo bisa gak sih! Pelan-pelan bawa motornya!" Teriak Adit dengan kesal.
"Gak! Gue takut telat masuk kerjanya!" Balas Rayya dengan berteriak.
Akhirnya mereka berdua sampai di sebuah tempat makan, Rayya bergegas turun dan langsung berlari memasuki rumah makan tersebut.
"Woy Ya! Lo kagak ngucapin kata terima kasih gitu ke gue?"
"Bodo amat gue buru-buru, by Didit!" Teriak Rayya sambil berlari.
"Untung lo temen," gumam Adit. Tak lama kemudian Adit melajukan motornya dengan kecepatan sedang, katanya biar bisa liat cewek cantik.
Adit mengendrai motornya menuju taman komplek, biasanya ia akan melihat banyak cewek cantik.
Ketika ia datang, tak sengaja ia menabrak seorang perempuan yang sangat cantik.
"Aduhhh, maafin gue yah," ucap Adit.
"Ah tidak apa apa," balas gadis itu dengan sopan
"Biasanya kalo cewek bilang gak papa pasti ada apa apa kan?"
"Bukitnya gue gak apa apa."
"Tuh bagian belakanh pasti sakit..."
"Oh ya, kenalin nama gue Adit paling ganteng di dunia ini, biasa di panggil sayang, bebeb, ataupun honey," sambung Adit dengan pedenya.
"Nama lo sapa? Masa lo tahu nama gue tapi gue gak tahu nama lo. Lo tahukan pepatah ini, tak kenal masa tak sayang, nah lo harus terapin tu pepatah. Ayo dong tangan gue pegel nih di anggurin mulu."
"Silvia Gabrielle Gintara."
"What!!! Marga Gintara?"
"Kenapa? Terkejut? Jelaslah lo pasti terkejut dengan marga gue."
"Gak biasa aja," ucap Adit.
"Halah lo, jelas jelas tadi lo langsung teriak."
"Bukan gue, itu mulut gue."
"Gimana lo dah, bayyy."
"Gila tuh cewek yang gue tabrak ternyata keluarga Gintara. Hih ngeri bat gue."
"Dah lah, lanjut cari ceweknya."
"Cewek! yuhuuuu," goda Adit pada cewek yang ada di bangku taman sendirian. Keliahatannya dia cantik, Pikir Adit.
Ketika nengok Adit langsung lari sejauh mungkin untuk memghindari wanita setengah pria itu. Yap dia hampir saja menggoda waria.
"Mass tungguin aku dongggg, mas."
Adit terus berlari menghindari waria tersebut.
Poor Adit.
Apa kabar guys
Semoga hari mu indah
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYYA (Selesai)
Teen Fiction(FOLLOW COMMENT AND VOTE) Warning⚠ Banyak adegan berdarah!! "Gue maunya lo gimana dong!" "Gak! gue gak bisa!" tolak lelaki di hadapan gadis berpakaian hitam itu. "Lo cuma bilang gak bisa bukan gak mau ...." "So, lo mau dong sama gue!" "Lo pikir mana...