Rayya senyum senyum sendiri bak orang yang sudah tidak waras. Sampai di kelas pun Rayya tetap tersenyum membuat seisi kelas terheran-heran, biasanya ia tidak tersenyum seperti itu yang kayak orang gila.
Adit yang di sisi bangku Rayya pun hanya menautkan alisnya bingung dengan kondisi Rayya. Ia takut Rayya masuk rumah sakit jiwa.
"Gak panas, tapi kok senyum kayak orang gila?" Tanya radit pada dirinya sendiri sambil menempelkan telapak tangannya di dahi Rayya.
Rayya yang mendengar itu hanya menyengir lebar.
"Fix Ya, lo bener-bener gila. Woy Meta lo telepon Petugas RSJ dong! Gue takut nih" ujar Adit yang langsung mendapatkan jitakan di kepalanya.
"Lo bener gila gak Ya?"
"Lo kalo ngomong di saring dulu dong bego!" Gerutu Rayya.
"Ya kan gue takut lo gila Ya!" Jawab Adit yang masih kesakitan akibat jitakan Rayya.
"Sakit nih kepala gue, lo tanggungjawab dong."
"Tanggungjawab apa gue? Gue kan kagak salah!" Ucap Rayya dengan ekspresi tak berdosa.
"Ya elu elusin kek kepala gue nih."
"Oh lu mau gue elusin kepala lo?"
"Sini!"
Rayya mengelus kepala Adit dengan sangat lembut. Adit pun menghayati elusan itu. Tapi tiba-tiba...
"Awww! Ya lo niat gak sih tamggumg jawabnya?" Jengkel Adit karena mendapat jambakan dari tangan Rayya.
"Gue niat kok, tapi tangan gue gatal dan gak kuat buat narik rambut lo" ujar Rayya dengan nada santai.
"Jadi lo jangan salahkan gue dong, salahin rambut lo yang terlalu menggemaskan" sambung Rayya.
Adit yang mendengar itu hanya mendengus tak suka, percuma ia berdebat dengan Rayya hanya membuang waktu saja.
Gara yang melihat itu hanya menggelengkan kepala, ia tak habis pikir dengan Rayya yang tak habisnya membuat keributan tak di rumah tak disekolah, sama saja. Pikir Gara.
"GUYS PERHATIAN!!!" Teriak sang ketlas. Semua orang langsung tertuju kedepan memperhatikan si ketlas dengan penasaran.
"Ada apa gerangan?" Tanya Adit penasaran
"Kita hari ini ada kabar baik. Ada yang mau tahu?" Tanya ketlas, membuat semua murid menambah penasaran.
"Apa?" Tanya Rayya dengan kepo.
"Gue dapat chat dari pak kill kita bahwa ia..." jeda Dodi sang ketua kelas.
"Apaan woyy! Jangan buat gue emosi dong!" Gerutu Adit yang tak tahan dengan semua ini.
"Sabar bung. Jadi hari ini kita akan..."
"Emang anjing luu!"
"Sabarlah dit" ucap Rayya sambil menenangkan Adit.
"Jadi hari ini kita free sampai istirahat."
"HOREEEEEEEEEE!!!" Teriak para murid.
"Oke para penerus bangsa, berhubung hari ini kita free class. Jadi bagaimana kalo kita konser?" Tanya Jamal, si pembuat onar di kelas setelah Rayya.
"Ayok, ada yang bawa gitarnya? Tanya Rayya yang langsung di setujui oleh yang lain.
"Ada, nih gue bawa" jawab nathan, si sok cool di kelas Rayya.
"Oke nath lo yang maen yah."
"Oke."
"Tapi kita harus matiin cctvnya dong, sebelum itu kita haru melambaikan tangan pada kamera cctv" ucap Jamal.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYYA (Selesai)
Teen Fiction(FOLLOW COMMENT AND VOTE) Warning⚠ Banyak adegan berdarah!! "Gue maunya lo gimana dong!" "Gak! gue gak bisa!" tolak lelaki di hadapan gadis berpakaian hitam itu. "Lo cuma bilang gak bisa bukan gak mau ...." "So, lo mau dong sama gue!" "Lo pikir mana...