Rayya-30

61 20 27
                                    


Rayya mengunduh video yang durasinya hanya 10 detik itu.

"Video apaan sih ini?!"

Setelah berhasil mengunduh, Rayya membukanya. Ia sedikit mengernyitkan dahinya. "Antara darah dan cat air, antara pisau da-"

"Besok kita pulang." Ucapan Rayya terpotong oleh suara bassnya lord.

"Lah? Bukannya masih ada enam hari yah di sini?"

"Di sana ada musuh yang sedang bergerak, dan kamu. Bersiap sekarang! Karena kita berangkat jam 2 pagi."

"Kalau gitu, lord juga bersiap dong."

"Saya baru saja beres, masih ada sisa waktu 14 jam dari sekarang."

Rayya menyimpan handphone di meja, ia bergegas mengambil koper yang ada di atas lemari dan memasukkan semua bajunya.

"Ngapain coba gue ikut ke sini kalo ujung ujungnya cuma sehari, mana gue gak sempet jalan jalan ke sungai yang biasanya ada di dracin." Rayya terus mengomel dan mengumpat.

Setelah selesai, ia mengambil handphone kembali.

"Ini nomor siapa sih? Kagak jelas banget ngirim yang beginian. Andai saja gue hacker yang handal, pasti udah gue lacak nih nomor."

Rayya kembali memutar video itu, ia sedikit linu saat mendengar setiap goresan goresan itu.

Video yang Rayya terima.

"Mending gue tidur dulu deh."

Rayya tidur tanpa memedulikan tulisan di video itu, tapi di hati kecilnya ia sedikit penasaran tentang siapa yang mengirim pesan berupa video tersebut.

***

Pesawat yang di tumpangi oleh Rayya dan Ramla mendarat dengan sempurna di Bendara Soekarno-Hatta.

"Akhirnya bisa kembali dengan selamat juga."

Rayya mengambil handphone-nya untuk menghubungi Adit, sudah lama dia tidak gila bareng Adit lagi.

"WOI DITT!!" Teriak Rayya saat Adit mengangkat telepon darinya.

"Apaan jing?! Untung telinga gue kagak pecah bab!"

"Besok gue sekolah lagi, kangen gue sama lo. Kangen gila bareng lo tahu gak."

"Cie lu kangen sama gue, emang sih yah. Gue itu dari bayi udah ngangenin."

"Dih pede banget lu satt. Gue kan bilangnya kangen gila bareng lo, bukan sama lo."

Tutt

"Bener bener nih yah si Adit, main matiin aja. Gue belum selesai ngomong juga," gerutu Rayya.

"Sudah menggerutunya, kalau sudah kita ke mobil. Sebelum saya tinggal." Rayya kaget karena suara lordnya tepat di telinganya. Ia pun langsung berlari untuk menyamakan langkanya dengan lord.

Pagi pun tiba, Rayya bangun dari tidurnya. Ia ingin sekali pergi ke sekolahan. Huf, ia begitu merindukannya.

"Schooll! I am kambingg!!" Teriak Rayya saat toba di depan pintu kamar mandi.

"Mandi jangan, mandi jangan, jangan mandi. Aishh, yaudahlah jangan mandi, toh kemarin malam udah mandi. Pasti gak bau."

Tapi saat di dalam kamar mandi, ia mengubah pikiran jangan mandi menjadi harus mandi.

"Hufff! Segar sekali epribadehh!"

Setelah selesai menyiapkan segala peralatan sekolahnya, ia turun ke bawah untuk makan pagi.

"Pagi," sapanya, tapi ia tidak mendapat sapaan. Ketika melihat meja makan, ia tidak menemukan satu orang pun.

"Bi!"

"Iya non ada apa?"

"Tuan kemana?" Tanya Rayya pada kepala pelayan.

"Tuan udah berangkat tadi subuh non," jawabnya.

Rayya mengernyitkan dahinya. "Tumben?"

"Katanyanada meeting mendadak dari luar kota."

"Oh gitu yah bi, kalo gitu makasih yah."

"Sama sama non."

Rayya mengambil nasi dan lauk yang hendak ia makan, sebenarnya ia sangat malas untuk makan pagi, tapi ia harus minum obat.

"Gue ini sebenarnya sakit apa sih? Kok minum obatnya sampe dua biji per tablet lagi. Mana tenggorokan gue menolak masuk obat lagi," monolig Rayya.

Setelah meminum obatnya, ia pun bergegas pergi ke sekolah.

***

"AKU MERINDU! PENGEN MAKAN SO NICE!! KH'AN ENAK RASANYA!!"

Adit menyanyikan lagu di sebuah iklan dengan sedikit tidak nyambung.

"Woii! Ada yang mau rekomendasi lagu iklan lagi gak nih?!"

"Iklan Ting Ting."

"Ting Ting, bentar gue inget inget dulu."

"Gue dapet! Musiknya Nath!" Ujar Rayya.

"Gimana anjing musiknya?" Tanya Nathan yang sudah siap dengan gitarnya. Tapi masalahnya, dia tidak pernah mendengar iklan yang di rekomendasikan oleh salah satu teman sekelasnya itu.

"Ikuti ajalah Nath gue."

"1 2 3, mulaii!!"

"TING TING BUKAN PERMEN! TING TING BUKAN BISQUIIITTT! HAH?! TERUS APAAN DONG? BELUM NYOBAIN TING TING? NIH! EMM RENYAHNYA! GURIHNYA! TING TING BUKAN PERMEN! TING TING BUKAN BISQUIITT! HAH TERUS APAAN DONG!! YA TING TING GARUDA!!" Rayya dan Adit menyanyikannya bersama.

"Done yah, ada lagi gak?"

"Gak deh Dit, lo sedikit kagak nyambung anj liriknya."

"Kan itu iklan udah lama banget, jadi gue apal yang gue apal aja liriknya."

"EKHMMM!!"

"Eh pak Ramla, ada apa pak?" Tanya Adit dengan cengengesan, ia belum menyadari posisi berdirinya di atas meja dengan sapu dan dasi yang menggantung di kepalanya.

"Turun!" Ucap pak Ramla dengan singkat, jelas, dan padat.

"Turun? Turun ke mana pak? Saya kan udah bener di atas bangku."

"Ralat, meja bukan bangku."

Adit melihat ke bawah, dan benar. Ia masih di atas meja.

"Cees pak."

Buabay guys❤❤❤❤
Ingat, tombol yang bentuknya hati yah, eh ralat. Masudin Bintang.

Tertera
Calon suami mas Blasteran Surga❤❤

RAYYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang