Rayya-14

135 53 140
                                    

Cintailah segala sesuatu hanya karena Tuhan.

"Sayang, kamu bawa Rayya ke sini sekarang ya. Hari ini kakek kamu datang," ucap Marni sambil mengelus rambut Gara.

"Ngapain kakek ke sini?" Tanya Gara.

"Nagih janji kamu yang waktu itu."

"Oh, kalau gitu aku berangkat dulu ya mah," pamit Gara.

"Hati-hati."

"Ya," balas Gara singkat.

Gara melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia menyesal tak meminta nomor Rayya. Aish ngapain juga minta nomornya, penting kagak. Pikir Gara yang menepis pikiran menyesal tadi.

Setelah cukup lama berkendara, akhirnya Gara sampai di rumah Rayya.

"Permisi pak, Rayyanya ada?" Tanya Gara pada satpam.

"Oh, non Rayya ada mas, masuk aja."

"Ya."

Satpam membukakan gerbangnya dan menutup kembali setelah Gara masuk bersama motornya.

Ting nong ting nong

"Sebentar!"

Tak lama pintu terbuka dan muncul Sara dengan pakaian khas dapur.

"Eh Gara, ada apa?" Tanya Sara yang heran atas kedatangan anak temannya itu.

"Tante, ada Rayyanya?"

"Ada, masuk aja langsung ke lantai atas. Nah, di sana ada kamar yang pintunya warna hijau mint," jelas Sara.

"Baik."

Saat tiba di kamar Rayya, Gara tak menemukan penghuninya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar tersebut. Matanya berhenti pada benda yang menurutnya tak asing.

"Ini ka-"

"Ngapain lo masuk tanpa izin?" Potong Rayya yang datang dari arah kamar mandi.

"Udah."

"Udah apa?"

"Izinin."

"Sama siapa?"

"Nyokap lo!"

"Kok ngegas?!"

"Lo nanya mulu!"

"Ka-"

"Cepet ganti baju, lo kerumah gue!"

"Ngapain?"

"Jangan banyak bacot!"

"Dih guemah cuma me-"

"Kakek datang hari ini!"

"Terus apa hub-"

"Lo kan PPP!"

"Hah?!"

"Capek gue ngomong sama lo! Buang-buang waktu tahu gak?!"

"Abisnya, lo itu kalo ngomong jangan singkat singkat dong! Kan gue kagak ngerti bahasa Alien!" Geram Rayya.

"Lo keluar sana, awas aja lo masuk!" Kata Rayya sambil mendorong Gara.

"Hmm."

"Njir kenapa gue meleyot yah?" Gumam Rayya sambil menahan senyuman.

"Duh lo jangan ngomong hmm di depan anak wattpad ah ralat, maksudnya di depan gue!" Decak Rayya.

"Terus kenapa?" Tanya Gara sambil memiringkan kepala agar bisa melihat wajah Rayya. Entahlah setiap melihat wajah Rayya, ia selalu melihat sahabat kecilnya yang sekarang entah kemana.

RAYYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang