Chapter 3

3.6K 255 16
                                    

Pemuda berambut perak memandang pria di depannya. Pria berambut pirang dengan senyuman menawan, hingga membuat pemuda tersebut terkagum-kagum memandangi dirinya. Orang seperti ini sangatlah jarang pemuda tersebut temui. Dia seperti seorang malaikat yang hanya mempunyai perintah-perintah Tuhan mengenai kebaikan di dalam dirinya. Terlebih ketika dia tersenyum kepada orang-orang di sekitarnya. Tidak dapat dipungkiri dapat membuat orang tenang karena senyum tulusnya. Ya, pria yang sangat mencintai lingkungan ini sungguh sempurna, terlebih ketika seorang istri hebat yang selalu berada di sisinya.

Pria tersebut meletakan tangannya di pundak pemuda di depannya. "Jika kau bertemu dengan mereka, tolong ajari mereka berdua..," katanya pada pemuda tersebut, di saat dua buah kado digenggam pemuda tersebut dengan erat. "Hanya itulah pesanku..," lanjut pria tersebut. Ekspresinya berubah sedih. "Ajarkan mereka mengenai kehidupan yang lebih baik.."

Dengan ekspresi datar sang pemuda tersebut menganggukan kepalanya. "Iya..," jawabnya, di balik masker yang selalu dia kenakan. "Percayakan padaku, sensei!"

Sejenak sang pria berambut pirang tersebut memandang mata pemuda di depannya. Ia seperti mencari sesuatu di dalam mata pemuda tersebut. Kesungguhan. Pria tersebut mencari hal tersebut pada mata sang pemuda. Ya, dan dia mendapatkan itu semua. Ha—ah, meskipun terdengar tidak bertanggung jawab, tetapi pria berambut pirang tersebut bisa yakin jika anaknya akan jatuh di tangan orang yang tepat.

"Arigatou~" kata sang pria setelah beberapa detik keheningan terjadi di antara mereka berdua.

Crimson Ties Behind The Scene

Disc: Masashi Kishimoto

Pairing: SasuNaru

Rating: M

Warn: OOC, miss typo, kekerasan di sekolah, dan lain-lain..

Don't like, don't read!

Chapter 3: Uchiha Itachi

"Pertarungan di antara asrama putih dan hitam?" Sasuke membeo, ketika mendengar penjelasan orang-orang di depannya.

"Ya..," jawab Suigetsu, pria yang sejak tadi mengantar Sasuke ke markas asrama hitam.

Sasuke memandang punggung pemuda yang berjalan di depannya, Suigetsu. Pemuda berambut biru yang memiliki gigi seperti ikan hiu. Sasuke tidak pernah mengerti kenapa gigi Suigetsu bisa seperti itu. Tetapi, Sasuke yakin jika Nagato dan Naruto ada di sini, mereka berdua akan mengatakan jika Suigetsu tidak pernah diajari sikat gigi oleh ibunya dimasa dia kecil. Hahaha. Dasar dua orang itu! Dimanapun mereka, Sasuke selalu memikirkannya.

Selama perjalanan menuju ke markas asrama hitam, Sasuke diceritakan oleh Suigetsu banyak hal mengenai tetek-bengek sekolah yang dia masuki. Tidak disangka jika sekolah ini mempunyai banyak hal-hal aneh dan cukup tidak wajar di dalam sistem pendidikannya. Di mulai dari dibaginya para murid berdasarkan asrama hitam—putih, hingga pertarungan yang terjadi di antara kedua asrama tersebut. Ha—ah, entah apa yang dipikirkan oleh pihak sekolah, namun kata Suigetsu untuk bertahan hidup di dalam sekolah, setiap murid haruslah belajar untuk membela asrama yang mereka diami.

Banyak sekali hal-hal yang diperebutkan di dalam sekolah ini oleh asrama hitam dan putih. Dimulai dari awal masuk saja mereka sudah memperebutkan murid-murid yang dinilai berbakat oleh pihak sekolah. Nah, daftar penilaian untuk anak-anak yang baru masuk tersebut ditempelkan oleh pihak sekolah, dan dapat dilihat oleh para penghuni kedua asrama tersebut di dalam markas mereka masing-masing. Hahaha. Sekarang Sasuke tahu kenapa Naruto bisa tidak diundang oleh kedua asrama. Sasuke menduga jika nama Naruto tidaklah dimunculkan oleh pihak sekolah, atau penilaian untuk Naruto dari pihak sekolah tidaklah sesuai dengan kriteria kedua asrama.

Crimson Ties Behind the Scene [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang