Rusuh.
Sejauh mata memandang hanya acara baku-hantam saja yang terlihat. Tidak ada yang santai, seperti badai seluruh manusia sibuk saling menjatuhkan.
Di pinggir lapangan seorang pemuda yang seharusnya menjadi anggota cadangan terpukau dengan pemandangan di depannya. Ia harus melakukan sesuatu. Dia tidak boleh diam saja. Kaki jenjang yang tadinya hanya terpaku di atas tanah, mulai melangkah—memasuki medan perang. Firasatnya mengatakan jika kawan-kawannya akan mengalami kesulitan, dan jika didiamkan hanyalah kemungkinan kecil harapan mereka untuk memenangkan pertandingan.
BUK!
Nagato hampir terkena pukulan.
Baru saja mendekati sosok manusia yang saling menghantamkan pukulan, Nagato hampir terkena sial. Ia diserang oleh seorang pemuda tidak berambut dari arah samping, dan hampir terkena pukulan orang tersebut, jika ia tidak menyondongkan bagian atas tubuhnya ke belakang, hingga pukulan orang tersebut tidak mengenai tubuh Nagato. Setelah berhasil menghindar, dengan cekatan Nagato menundukan badannya ke depan sembari melangkahkan kaki untuk melewati tangan orang tersebut yang masih dalam posisi menonjok lurus.
Dan?
Nagato berlari mencari kawannya kembali tanpa melakukan serangan-serangan yang bisa menyakiti orang-orang di sekitarnya.
Beberapa saat kemudian…
Di tengah-tengah keramaian, dan kumpulan-kumpulan manusia yang sedang bertarung, dengan susah payah akhirnya Nagato berhasil melihat sosok ketua asramanya. Namun, dikala ia akan semakin jauh untuk melangkahkan kaki, matanya menatap sosok sahabat kecilnya yang sedang menempelkan bibirnya pada Sasuke. Mata Nagato terbelalak. Ia tidak percaya pada pemandangan di depannya untuk kali ini. Nagato pun mempercepat langkah kakinya untuk mendekati Naruto, ketika orang yang sibuk berkelahi di dekatnya terpukul hingga terjatuh, dan menabrak Nagato dari arah samping hingga sang Uzumaki pun hampir mencium tanah.
BRUK!
Pemuda yang terpukul tersebut pun terjatuh ke atas tanah.
Nagato membuka tutup-mulutnya. Ia segera berjongkok di dekat pemuda yang sekarang ini sedang merintih kesakitan sambil memegang dadanya, dan terbatuk-batuk, ketika darah keluar dari sudut bibir pemuda tersebut. "Hei, kau tidak apa-apa?" tanya Nagato—khawatir. Tangannya memegang pundak orang terluka di dekatnya. Ia akan menolong orang tersebut ketika matanya menatap sosok pemuda berambut hitam jabrik yang ternyata adalah tersangka penyerangan manusia di dekat Nagato. Orang tersebut berlari—tidak bertanggung jawab, ketika manusia yang dipukulnya mengalami sesak napas.
O—orang itu?!
Nagato mengerutkan kening. Namun, ia memutuskan untuk kembali fokus pada orang yang terluka di dekatnya.
Nagato akan kembali menolong sosok yang sedang merintih kesakitan dengan wajah babak belur, ketika mata sang Uzumaki menatap salah satu sosok anggota asramanya. Ia melihat sosok pemuda berambut biru yang tiba-tiba muncul dari kerumunan manusia, memukul orang-orang yang menyerangnya dengan membabi-buta—seperti tergesa-gesa, sebelum berlari mengejar manusia jabrik yang sudah cukup jauh dari jangkauan pandang Nagato.
Eh?!
"Yahiko..," bisik Nagato sebelum berdiri, dan memandang punggung Konan yang semakin menjauh. Iapun memutuskan untuk berlari menyusuh rekan seasramanya. Namun, di saat Nagato akan mempercepat langkahnya, ia berhenti bergerak sejenak. Ia menggerakan kepalanya untuk memandang Naruto dan Itachi sebelum menghela napas berat—membatin, dan kembali berlari—berjuang menyusul Konan di tengah-tengah kerumunan orang yang sedang bernafsu untuk membunuh antara yang satu dengan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Ties Behind the Scene [on going]
FanfictionMemasuki Chukyo Gakuen merupakan kebanggaan bagi siapapun. Namun dibalik sekolah elite tersebut menyimpan banyak sekali misteri yang membuat Sasuke dan Naruto harus mempertaruhkan kebahagiaan mereka. Apakah persahabatan di antara mereka akan tetap...