BRAK!
Pintu ruang kerja Kakashi terbuka.
Sosok pria masuk dengan kilatan amarah dari kedua sorot matanya. Ia melangkah mantap menuju Kakashi, kemudian berdiri di hadapan sang kepala sekolah tanpa ada keramahan sedikit pun. "Sudah puas?" dua kata itulah yang meluncur dari bibir Iruka, ketika tubuhnya bergetar hebat, hingga tangannya terkupal kuat, menahan kemarahan. "SUDAH PUAS SEKARANG?!" tanya Iruka lagi, membuat Kakashi yang sedang termenung, menatap pria di hadapannya dengan dingin.
"Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu," jawab Kakashi, masih di dalam ketenangannya. "Sekarang keluar-
BRAK! BRAK! BRAK!
Iruka menghempaskan seluruh benda di atas meja Kakashi ke atas lantai. Ia sudah tidak peduli akan dipecat atau dihukum sekalipun oleh laki-laki di hadapannya. Ia benar-benar muak dengan sikap sahabatnya ini.
"Apa yang kau lakukan, Iruka?!" nada suara Kakashi meninggi. Ia menggebrak meja dan beranjat dari tempat duduknya.
"Aku melakukan yang seharusnya aku lakukan sejak dulu," ujar Iruka, mantap. "Seharusnya sejak dahulu aku tidak pernah membiarkan dirimu berbuat seenaknya," Iruka harus bersusah payah memuntahkan rasa kekesalannya pada Kakashi. "Se-seharusnya...," Iruka menggertakan giginya. "Aku membunuhmu jika perlu, hingga...," Iruka menghela nafas, membuang rasa sakit di hatinya. "Kau tidak perlu menjadi orang jahat."
Kakashi menatap Iruka, kemudian tertawa mencemooh. "Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Sekali lagi aku katakan, keluarlah!" perintah Kakashi sambil menunjuk arah pintu keluar.
"Tidakkah kau menyadari, jika anak yang ingin kau lindungi sedang di dalam kritis? Tidakkah kau menyadari jika KYUUBI SEDANG DI DALAM KEADAAN KRITIS?!" teriak Iruka. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kursi. Kakinya bergetar, membuat dirinya sulit berdiri cukup lama. Ia memijat pelipisnya. Ingin sekali rasa pusing di kepalanya menghilang.
Ucapan Iruka membuat Kakashi sulit berkata-kata. Ia hanya menatap sahabatnya yang frustasi. Walau wajahnya tetap tidak ada ekspresi, namun jantung Kakashi berdenyut sakit. Tetapi cepat-cepat Kakashi menepis perasaan tidak menentu itu. Semua sudah pada jalannya. Semua sudah sesuai keinginannya. Kakashi berbicara pada dirinya sendiri dengan mantap. Bukankah ini yang ingin dia lakukan? Bukankah memisahkan Uchiha dan Uzumaki adalah tujuan utamanya, dan setengah usahanya sudah berhasil? Ya, Kyuubi pasti akan baik-baik saja. Iruka pasti hanya menakutinya saja, jika Kyuubi sedang di dalam kritis. Kyuubi pasti hanya membutuhkan check up sebentar ke rumah sakit, di luar Chukyo Gakuen. Kyuubi adalah pemuda kuat, seperti Minato, dan Kakashi tahu itu!
"Dia baik-baik saja," gumam Kakashi, dengan penuh percaya diri. "Dia anak dari Minato, dan aku yakin tidak ada satu halpun yang membuatnya tersakiti," lanjutnya. "Gertakkan dan tekanan kecil yang aku berikan pada dirinya tidak akan berpengaruh pada dirinya. Ia hanya perlu istirahat. Itulah yang aku tangkap dari kasus ini," lanjut Kakashi, terdengar datar di telinga Iruka.
Iruka menatap Kakashi seolah Kakashi ada spesies baru di dunia ini. Mulutnya membuka-tutup, mencari kata yang pas untuk diucapkan pada sahabat di hadapannya. "Tekanan kecil? Kau bilang tekanan kecil? Hampir tiga tahun kau membuat dirinya tertekan, dan membuat dirinya di dalam neraka, kau berkata apa yang kau katakan adalah tekanan kecil?!" ucap Iruka, nyaris berteriak, dan melempar meja di hadapannya ke wajah Kakashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Ties Behind the Scene [on going]
FanfictionMemasuki Chukyo Gakuen merupakan kebanggaan bagi siapapun. Namun dibalik sekolah elite tersebut menyimpan banyak sekali misteri yang membuat Sasuke dan Naruto harus mempertaruhkan kebahagiaan mereka. Apakah persahabatan di antara mereka akan tetap...