Chapter 21

4.5K 180 23
                                    

Tidak mempedulikan kumpulan anak-anak asrama putih yang di gerbang asrama mereka, Itachi melangkahkan kakinya-masuk ke dalam gerbang asrama itu, dan tentu saja anak-anak asrama putih langsung beranjak dari tempat mereka untuk menghalangi Itachi. "Hei, Uchiha! Kau tidak boleh sembarangan ma- 

SRET! 

Itachi menatap orang yang menghadangnya dengan sangat dingin. 

Tidak ada yang berani berbicara. Seluruh orang yang tadi hendak menghalangi langkah Itachi bergerak mundur, ketakutan. Tatapan membunuh macam apa tadi? Orang di depan mereka bukanlah manusia. Bisa-bisanya orang mengeluarkan aura mengintimidasi sebesar ini, hingga mereka sulit untuk melanjutkan pembicaraan. Sekarang mereka kembali mengingat jika Itachi selalu mendapat julukan iblis yang terjebak di dalam tubuh manusia bukan karena apa-apa. Dia benar-benar mengerikan. 

Setelah semua orang menyingkir ketakutan, dengan tenang Itachi melangkahkan kakinya-melanjutkan perjalanannya kembali.

.

.

"Apa yang kita lakukan!" teriak salah satu anak asrama putih yang memiliki nyali jauh lebih besar dari anak-anak asrama putih lainnya. "KITA TIDAK BISA MEMBIARKAN DIA MASUK!" lanjutnya. Iapun mulai berlari dan menyerang Itachi. Teman-temannya yang lain tersulut semangat anak itu, dan ikut menyerang.

Merasakan adanya serangan tiba-tiba dari arah belakang, Itachi menghentikan langkah kakinya. Ia membiarkan anak-anak asrama putih itu mendekat, dan dalam sekejap, walaupun seperti tidak ada gerakan dari Itachi, orang-orang yang menghampiri Uchiha sulung langsung tergeletak di atas tanah. Di atas tanah mereka semua merintih kesakitan, dan menatap punggung Itachi. Ta-tadi itu apa?! Mereka yakin telah terpukul dan tertendang oleh Itachi, sehingga terjatuh seperti ini, tetapi sedikit pun mereka tidak melihat Itachi bergerak dari tempatnya. Itachi seperti tidak melakukan serangan. Kecepatan, dan gerakan Itachi, belum pernah melihat mereka lihat, selain... saat bertarung dengan wakil ketua asrama mereka-Kyuubi.

Tap... Tap... Tap...

Tidak ada ekspresi kemenangan atau kebanggaan pada wajah Itachi setelah mengalahkan anak-anak asrama putih itu, dia hanya kembali melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam asrama di hadapannya. Sebelum tidak sadarkan diri, seluruh anak-anak asrama putih yang diserang Itachi dapat menduga jika mereka terus menyerang Itachi, maka mereka tidak dapat hidup untuk kali ini. Pemuda Uchiha itu bersungguh-sungguh menyingkirkan mereka agar tidak meganggu tujuan Itachi datang ke asrama putih. Terlalu sakit untuk tetap sadarkan diri mereka pun berangsur-angsur kehilangan kesadarannya.

.

.

Di atas pohon, tempat yang strategis untuk melihat ke dalam halaman asrama putih, anak-anak berjas almamater hitam tersenyum penuh kemenangan. Salah satu dari mereka menurunkan teropong untuk memperjelas penglihatan mereka ke dalam asrama putih. Tidak diduga pertunjukan yang menarik baru saja disuguhkan oleh ketua asrama merah. Tidak ada satupun anak-anak asrama putih yang bisa mencegah Itachi. Pemuda bermata onyx itu dengan mudah dapat masuk ke dalam asrama putih.

"Tadi itu apa?" senyum ngeri terlihat di ekspresi pemegang teropong itu, tangannya bergetar, sedikit takut, ketika keringat dingin mengalir di wajahnya. Dia tidak melihat sama sekali gerakan Itachi. Ia hanya bisa melihat hasil serangan Itachi. Orang itu sangat kuat, dan mengerikan, aneh sekali jika Itachi Uchiha bisa berada di dalam lingkungan para pecundang. "Dia bukan manusia...," kata orang itu, tubuhnya gemetar, walaupun Itachi sudah menghilang dari pandangannya.

Crimson Ties Behind the Scene [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang