Chapter 20

3K 161 10
                                    

Kakashi masuk ke dalam perahu secara perlahan. Ia melihat sekeliling perahu ketika dia melihat anak buahnya tergeletak tidak berdaya di atas lantai. Selain itu, diapun melihat Suigetsu yang tidak sadarkan diri. Kakashi bersama penjaganya mendekati Suigetsu. Setelah itu, Kakashi memerintahkan para penjaganya untuk menyadarkan Suigetsu, dan beberapa saat kemudian, setelah disandarkan di atas sebuah kursi pantai, Suigetsu disadarkan oleh para penjaga itu.

Suigetsu melihat sekeliling dengan panik. "Di-dimana anak itu? Aku diserang?!" serunya. Ia melihat ke kiri dan ke kanan sebelum matanya fokus pada orang di depannya.

"Semua orang pingsan, dan anak itu menghilang. Sekarang para penjaga sedang mengejar anak itu. Dia jika berenang tidak mungkin berenang terlalu jauh, bukan?" Kakashi bertanya dengan nada curiga. Ia mengangat sebelah alisnya tinggi-tinggi. "Suigetsu, kau tidak memiliki rencana macam-macam, bukan?" tanyanya.

Suigetsu cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Pemuda ini masih tampak bingung.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kakashi dengan nada menyelidik.

Pertanyaan Kakashi membuat Suigetsu memutar otak. Ia tidak bisa memberi tahu pada Kakashi mengenai Pain karena Suigetsu tahu jika Pain dilibatkan dalam perbincangan ini maka nyawanya akan terancam. Pain bukanlah orang sembarangan. Dia adalah orang yang mengerikan, dan bisa melakukan segala cara untuk membuat orang yang menghalangi jalannya terluka. Tetapi, Kakashi pun tidak bisa dianggap remeh. Dia orang yang sama bahayanya. Oleh karena itu, Suigetsu harus mencari jalan agar tidak masuk ke dalam keadaan terjepit seperti ini.

Flashback

Suigetsu menatap pemuda di depannya. Orang di depannya memang tersenyum tipis, tetapi aura mengerikan dari Pain dapat dirasakan oleh Suigetsu. Sekarang Suigetsu apakah mempunyai deal dengan Pain adalah langkah yang tepat, atau salah? Tampaknya dia yang biasanya pandai menyelesaikan masalah tidak bisa keluar dari 'jepitan' ini. Akhirnya, Suigetsu harus benar-benar mencari jalan agar selamat dari Pain dan Kakashi, walaupun bayaran untuknya sangatlah besar.  

"Aku hanya ingin membawa Konan," Pain menghembuskan asap rokok di dalam mulutnya. "-setelah itu, aku tidak mau tahu lagi apa yang akan kau lakukan untuk Chukyo Gakuen," lanjutnya. "Kau tahu? Sekolah itu bukan lagi urusanku setelah Konan tidak ada di dalamnya."

Mata Suigetsu terbelalak. Dia belum memohon untuk meminta Pain membebaskan dirinya melakukan 'sesuatu' jika keadaan sudah terjepit, namun Pain sudah mengucapkan kata-kata yang diinginkannya, seperti orang yang bisa membaca pikirannya. Melihat Pain seperti ini, membuat Suigetsu semakin takut. Ia merasa beruntung tidaklah memberontak pada Pain, dan memilih untuk masuk ke dalam keadaan kejepit seperti ini. Sepertinya, memang orang di depannya ini lebih berbahaya dari Kakashi.

"Terkejut, bukan?" senyuman mengerikan tersirat dari bibir Pain. "Aku bisa mengetahui apapun yang orang-orang pikirkan, jadi jangan berhayal akan menuruni loyalitasmu padaku," lanjutnya.

Suigetsu hanya bisa mengangguk ketika mendengar perkataan Pain.

End Flashback

"Tuan, saya menemukan ponsel-ponsel ini di atas meja dalam kamar," salah satu penjaga Kakashi menyerahkan dua ponsel pada Kakashi.

Suigetsu menatap kedua ponsel itu. Itu adalah ponselnya dan ponsel milik Konan. Apa maksudnya ini? Kenapa dua ponsel itu bisa tergeletak rapih di atas meja? Suigetsu mengerutkan keningnya. Apakah ini pertanda Pain menyelamatkan dirinya. Orang itu... ternyata orang yang menjaga kepercayaan jika sudah membuat deal, apapun deal-nya. Tipikal laki-laki yang memegang omongannya karena memegang harga dirinya yang tinggi. Pain pun menatap Kakashi bisa dengan mudah membuka kedua pin ponsel itu. Padahal Suigetsu tahu dengan pasti jika ponselnya memakai pin. Apa maksud Pain? Jangan bilang untuk menyelamatkan dirinya, Pain akan mengorbankan...

Crimson Ties Behind the Scene [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang