"Ha—ah, akhirnya selesai..," kata Nagato dengan nada sangat lega. Ia baru saja keluar kamar gedung yang ada kamar mandinya dan bersama sahabatnya, Naruto, berjalan menuju markas mereka.
Sambil berjalan di sebelah Nagato, Naruto tersenyum—geli. Ini benar-benar lucu. Setelah melakukan deal dengan pemuda berambut merah dan biru, Nagato akhirnya berhasil mengeluarkan isi perutnya. Memangnya apa yang mereka lakukan pada dua orang berambut aneh itu? Mereka berdua meyakinkan jika kedua orang tersebut tidaklah ikut ambil pusing atau apapun atas masalah yang terjadi di dalam cubical. Ya, walaupun hanya dengan meyakinkan tidaklah dapat menjamin kedua orang tersebut akan berbicara yang tidak-tidak, namun dari gerak-gerik kedua pemuda tersebut Nagato dan Naruto dapat meyakinkan diri jika orang-orang tersebut bukanlah tipe usil atau berbicara sana-sini. Terlebih pemuda yang berambut merah. Ia tampak tidak terlalu ambil pusing atas semua hal di sekitarnya. Dia cenderung cuek, walaupun bisa dibilang pemuda tersebut adalah bonek Kyuubi Uzumaki. Haha. Selain itu, tampaknya pemuda berambut biru cukup bisa menghadapi… Gaara kalau tidak salah namanya. Ia berhasil menekan Gaara dengan cara sedemikian rupa.
"Ini benar-benar tidak masalah kan membiarkan mereka begitu saja?" tanya Nagato sedikit tidak yakin karena dia melepaskan orang-orang asing begitu saja.
Naruto mengangkat kedua bahunya. Ia lebih baik membiarkan semuanya berjalan sesuai waktu daripada membatin atau berpikir yang tidak-tidak. "Aku tidak mau ambil pusing. Lagipula masih ada pemuda berambut biru itu untuk mengurusi si merah..," kata Naruto dengan tenang—tidak suka berpikir terlalu rumit. "Kita jadi tinggal tenang sa—
"Tidak aku sangka kalian masih disini..," terdengar suara seorang pria dari arah depan Naruto dan Nagato yang sedang mengobrol—asik.
Nagato dan Naruto mengalihkan pandangan mereka ke arah depan kembali. Mereka melihat seorang pria memakai masker dengan rambut silver sedang berdiri di depan mereka. Tersenyum. Pria tersebut tersenyum ke arah mereka, ketika Nagato dan Naruto saling pandang—sedikit bingung dengan wajah familiar di depan mereka.
"Selamat malam..," kata pria ber-masker tersebut. Ia tersenyum di balik masker-nya. "Aku adalah kepala sekolah kalian..," lanjutnya, sehingga membuat Naruto dan Nagato membelalakan mata mereka—terkejut dengan kemunculan Kakashi, sang kepala sekolah, sebelum saling adu pandang.
Crimson Ties Behind the Scene
Disc: Masashi Kishimoto
Rat: M
Pairing: SasuNaru
Warn: Penuh flashback (sesuai judul), OOC, miss typo, dll
Don't like, don't read!
Fic ini bertujuan bukan untuk dikomersialkan.
Chapter 6: Awal dari Sebuah Perubahan
Nagato dan Naruto saling bertatapan. Dia kepala sekolah Chukyo Gakuen? Oh, jadi orang ini yang berprofesi sebagai pemimpin sekolah besar ini? Naruto dan Nagato mengangguk hormat kepada kepala sekolah mereka. Mereka merasa risih dan bingung untuk mengucapkan sesuatu, ketika seorang yang penting dari Chukyo Gakuen berdiri di hadapan mereka—di tengah-tengah pepohonan berdaun lebat ini, dengan keadaan hujan yang sudah mulai turun—perlahan.
"Selamat malam..," jawab Naruto dan Nagato—bersamaan.
Suara Nagato adalah awal dari keheningan di antara kedua murid Chukyo Gakuen, dan kepala sekolahnya. Mereka seperti terpaku di tengah-tengah suara gesekan dedaunan akibat angin yang semakin berhembus kencang—meniup rambut mereka bertiga. Namun, untuk beberapa saat kemudian, keheningan pun kembali terusik oleh suara Kakashi yang mulai angkat bicara—memecahkan suasana dingin yang menyelimuti udara malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Ties Behind the Scene [on going]
FanfictionMemasuki Chukyo Gakuen merupakan kebanggaan bagi siapapun. Namun dibalik sekolah elite tersebut menyimpan banyak sekali misteri yang membuat Sasuke dan Naruto harus mempertaruhkan kebahagiaan mereka. Apakah persahabatan di antara mereka akan tetap...