Chapter 17

2.5K 149 15
                                    

Kyuubi menatap Obito dan Shisui bergiliran, "Kalian mau apa?" tanya Kyuubi dengan nada kesal. Ia tidak suka jika sedang menggila diganggu oleh urusan tidak penting.

"Sudah lama aku ingin mempunyai waktu senggang seperti ini," kata Obito. Ia memandang Kyuubi dengan serius, "aku ingin membicarakan masalah Sai," lanjutnya. Sehingga membuat kening Kyuubi berkerut.

"Masalah Sai?" beo Kyuubi—tidak mengerti.

Obito menganggukkan kepalanya, "Ya. Masalah Sai, dan sepupuku—" ia menghela napas berat, melepaskan beban di pundaknya sejenak, "Sasuke."

Mata Kyuubi pun memincing sangat tajam, ketika nama Sasuke disebut oleh Obito.

"Di masa lalu, sepupuku, dan Sai secara tidak langsung pernah berinteraksi," Shisui melanjutkan perkataan Obito, "—dan itulah awal mulanya Sai menjadi seperti ini," lanjutnya.

“Aku tidak suka mendengarkan informasi secara setengah-setengah,” Kyuubi memberi kode jika gaya bercerita Obito membuat dirinya penasaran sekaligus kesal.

“Apa kau masih mengingat seorang guru olah raga dari sekolah lain yang menjadi pelatih team basket—yang pernah melawanmu dan Itachi di final pada saat kejuaraan SMP?” tanya Obito, memastikan jika Kyuubi masih mengingat salah satu tokoh yang menjadi masa lalu bagi Kyuubi sendiri.

Sejenak Kyuubi berpikir. Ia mengingat-ingat sosok yang ditanyakan Obito sebelum menganggukan kepalanya, “ya, ada apa dengan dia?” tanya Kyuubi. Matanya menatap Obito dan Shisui yang kini saling beradu pandang.

Shisui menganggukan kepalanya, memerintah Obito untuk terus melanjutkan ceritanya.

“Di saat tahun pertama kita masuk ke dalam Chukyo Gakuen, pelatih itu telah meninggal dunia, dan hal itupun terjadi bertepatan setelah pertandingan final basket antar SMP yang diikuti oleh Naruto dan Sasuke,” informasi Obito, “—dan menurut kabar yang beredar, secara tidak langsung Sasuke  adalah orang yang secara tidak langsung patut disalahkan atas kematian pelatih itu,” lanjutnya, “—dan ironisnya pelatih itu adalah kakak dari Sai—Wakil Ketua Asrama Hitam,” Obito menghela napas sejenak, “untuk informasi lainnya masihlah belum terlalu jelas,” Obito memandang Shisui dan Kyuubi secara bergiliran, “—jadi kita masih harus menyelidiki masalah ini.”

End Flashback

Tidak dapat dielakan jika pembicaraan dengan Obito dan Shisui membuat pikiran Kyuubi terusik. Bahkan Pemuda Uzumaki itu sampai tidak sadar jika dirinya terus menapakan kaki menuju kamar tanpa melihat ke depan. Ya, Kyuubi hanya menundukan kepalanya—berpikir keras mengenai perkataan Obito. Bagaimana bisa Sasuke memiliki urusan dengan Sai? Lalu, bagaimana bisa Sasuke dicap sebagai orang yang patut disalahkan atas perubahan sikap Sai? Kyuubi semakin tidak mengerti, terlebih ketika Obito mengatakan jika menurut kabar yang pernah di dengar Obito dan Shisui;  Sasuke adalah pembunuh kakak Sai.

Tap…

Kyuubi berdiri tepat di depan pintu kamarnya.

Pemuda Uzumaki itu menatap pintu di depannya. Di balik pintu ini terdapat Itachi, orang yang pantas diberitahu mengenai informasi ini. Tetapi, apakah Kyuubi bisa memberitahu tentang masalah Sasuke pada Itachi? Apakah hal tersebut tidak akan menjadi masalah? Pemuda Uzumaki itu mengambil key card dari bagian belakang celananya. Setelah itu, dia membuka pintu kamar dan masuk ke dalam kamar yang rupanya lampu kamar tersebut sudah dinyalakan.

Bunyi aliran air terdengar deras dari dalam kamar mandi, dan Kyuubi dapat menduga jika teman sekamarnya sedang membersihkan diri. “Ha-ah, dia sedang man—tunggu!” senyuman menjijikan tersirat di bibir Kyuubi. Ia menatap kamar mandi dengan wajah mesum, “dia sedang mandi berarti…,” air liur keluar dari sudut bibir Kyuubi, “dia sedang naked?” bisiknya. Otak Kyuubi tiba-tiba meliar. Ia menghayalkan hal yang tidak-tidak mengenai teman sekamarnya, “Ya… dia se—APA YANG AKU PIKIRKAN?!” teriak Kyuubi sembari meremas rambutnya—sibuk dengan pikirannya sendiri. Setelah itu, Kyuubi menatap pintu kamar mandi dengan penuh amarah, “BRENGSEK KAU! JANGAN MENTANG-MENTANG KAU ISTRIKU YANG SEXY KAU BISA MENGKONTAMINASI OTAKKU!” teriak Kyuubi. Ia menghapus air liurnya dengan punggung tangan dan segera berjalan ke arah pinggir kasur untuk menyimpan tasnya. “Dasar kau berdebah,” Kyuubi mendumel sendiri.

Crimson Ties Behind the Scene [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang