Beberapa tahun silam…
Di sebuah kelebatan pepohonan yang terdapat di dalam hutan—puncak gunung, ketiga anak kecil sedang saling pandang, dengan tangan yang saling bergandengan. Harapan, keinginan, keringat sudah mereka lepaskan di tengah-tengah suasana dingin yang menusuk kulit mereka, hingga menembus tulang, dan membuat efek menyakitkan di dalamnya. Bertahanlah! Bertahanlah! Setiap napas yang mereka hembuskan, hingga menimbulkan uap dingin yang keluar dari mulut mereka adalah bukti dari ketulusan.
"Le—lepaskan aku saja Nagato, Naruto!" teriak bocah berambut emo dengan mata onyx, ketika dirinya masih tergantung di pinggir jurang.
Lepas?
Anak kecil bermata biru memandang teman di sebelahnya. Ia melihat jika saudara jauhnya yang bernama Nagato sudah kelelahan. Tetapi, mereka harus bertahan. Mereka tidak boleh menyerah. Sasuke harus selamat. Ya, hanya sedikit lagi pasti akan ada seseorang yang datang dan menolong Sasuke. Naruto mempererat genggamannya pada tangan Sasuke. Ia berusaha memegang akar pohon di sebelahnya, menahan berat badan Sasuke yang semakin lama semakin menarik dirinya ke dalam jurang di depannya.
"Tidak akan Sasuke..," kata Naruto, yakin. "Aku tidak akan melepaskan dirimu..," katanya, dengan senyuman tipis—menenangkan temannya yang sedang di dalam ujung kematian.
Sasuke memandang kedua temannya yang masih memegang kedua tangannya. Ia adalah bocah sombong. Ia tidak pernah berbicara pada dua manusia yang sedang menolongnya. Di dalam kelas, dia lebih asyik membaca buku atau bermain game sendiri dibandingkan mengobrol atau mengajak orang lain bermain dengannya. Kenapa? Kenapa mereka mau untuk menolong dirinya? Kenapa mereka memilih untuk menyelamatkan dirinya tanpa mempedulikan nyawa mereka sendiri? Cuaca hari ini sangatlah dingin. Mereka sudah mencoba untuk megenggam tangan Sasuke selama kurang-lebih satu jam lamanya.
"Kalian—" Sasuke menarik ingus yang hendak keluar, ketika hidungnya memerah dan matanya berair.
Nagato tersenyum hangat. "Kami—" ia memandang Naruto dan Sasuke secara bergantian.
"—tidak akan melepaskanmu..," lanjut Naruto, ketika dirinya dan Nagato mempererat genggaman tangannya pada Sasuke.
"—sampai kapanpun..," kata Nagato—Naruto, bersamaan.
Mata Sasuke terbelalak. Hawa dingin yang sempat menyelimuti tubuhnya secara perlahan menghilang ketika dirinya merasakan kehangatan pada kedua tangan temannya. Hubungan persahabatan apakah memang benar-benar ada? Apa kedua orang yang sedang menolongnya memang benar-benar orang yang ditakdirkan untuk menjadi sahabatnya? Secara perlahan keberanian Sasuke kembali. Ia tidak sendiri. Ia pasti selamat. Kedua temannya pasti bisa menolongnya.
Ya, mereka adalah teman..
Sesama teman pasti bisa saling membantu..
Dan..
Sasuke mempercayai itu semua semenjak…
Dirinya bertemu dengan dua orang penolongnya…
Dia percaya..
Genggaman tangan persahabatan ini tidak akan pernah terlepas…
Crimson Ties Behind the Scene
Disc: Masashi Kishimoto
Pairing: SasuNaru
Rating: M
Warn: OOC, Miss typo, kekerasan di sekolah, dan lain-lain.
Don't like, don't read!
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Ties Behind the Scene [on going]
Fiksi PenggemarMemasuki Chukyo Gakuen merupakan kebanggaan bagi siapapun. Namun dibalik sekolah elite tersebut menyimpan banyak sekali misteri yang membuat Sasuke dan Naruto harus mempertaruhkan kebahagiaan mereka. Apakah persahabatan di antara mereka akan tetap...