Zion menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dengan ucapan Andrew yang terus saja memenuhi kepalanya dan juga membuat rasa semangatnya menghilang karena ucapan Andrew sudah menganggu hari dan suasana hatinya.
Zion mengeluarkan ponselnya dari saku celana karena ponselnya bergetar dan tertera lah nama Claire di sana di mana untuk nama kontak Claire ia buat menjadi 'Aiyang'.
"Bisa jemput nggak? Sepuluh menit lagi gue keluar dari kelas."
"Oke, I'm coming."
"Thank you, muah!"
Zion tertawa kecil seraya menjauhkan ponselnya dari telinga lalu beranjak dari tempat tidur dan pergi menjemput Claire. Waktu tempuh menuju kampus Claire hanya sekitar 15 menit dari apartemennya, ini bukan pertama kalinya Zion menjemput Claire, setiap kali Claire masuk, Zion selalu menjemput kekasihnya.
Zion tidak perlu masuk ke kawasan kampus atau berhenti di parkiran karena Claire sudah menunggu di luar kampus di mana gadis itu tampak sedang berbicara melalui telfon.
"Iya, Lan. Lagian lo kebanyakan bergadang sih, iya, 'kan?" kata Claire sambil menutup pintu mobil.
Zion melirik Claire yang ternyata sedang berteleponan dengan Nolan, bukan video call dan kuping Claire juga tersumpal AirPods.
"Gue pulang bareng temen gue." Claire menoleh pada Zion dan merasa ada yang aneh dengan ekspresi wajah Zion, tidak seperti biasanya yang terkesan santai.
Zion menatap sejenak Claire ketika tangannya yang tidak berada di setir digenggam oleh gadis itu. Zion menatap lurus ke depan, ke arah jalanan yang cukup padat, baik dari transportasi lain ataupun dari orang-orang yang memilih untuk berjalan kaki.
Claire tertawa kecil. "Lo bergadang karena nunggu telfon, VC, sama chat dari gue?" Claire kembali melirik Zion karena tangan yang digenggam ditarik lantaran Zion ingin memutar mobil dan membutuhkan kedua tangan.
Claire menatap sejenak Zion di mana ia akan mengatakan sesuatu untuk Nolan sebagai balasan. Claire menelan ludahnya lalu berbicara. "Iya, gue juga kangen lo."
Zion melirik Claire dan kupingnya terasa panas mendengar ucapan Claire barusan. Ucapan Andrew kembali memenuhi kepala Zion, ucapan dibagian bagimana jika Claire memilih Nolan dan meninggalnya.
"I love you." kata Claire dengan pelan tapi percuma saja, Zion dapat mendengarnya.
Tiiin!!!
Claire terkejut karena Zion berhenti mendadak dan menekan klakson dengan cukup lama sehingga membuat kebisingan.
"Zi..." Claire terdiam karena ia sadar sambungan jangan teleponnya dengan Nolan masih terhubung. "Udah dulu ya, ntar gue telfon lagi, bye." Claire keluar dari mobil untuk menghampiri Zion yang sedang beradu mulut dengan pengendara mobil yang berada di depan mereka.
"Zion, udah, udah dong diliatin orang-orang." Claire menyentuh lengan juga dada Zion seraya memperhatikan sekitar.
-Loyal or Betrayal-
Claire berjalan di belakang Zion tanpa ada yang mengeluarkan suara dari mulut keduanya. Karena suasana hati Zion sedang buruk, Claire memutuskan untuk ikut Zion ke apartemen laki-laki itu. Claire merasa tidak enak pada Zion di mana menurutnya Zion sedang marah, entah karena ucapannya kepada Nolan atau karena perdebatan Zion dengan pengendara yang lebih dulu berhenti secara mendadak di depan mereka.
Biasanya Zion selalu bertanya apakah mereka makan malam di luar saja atau membuat makanan di apartemen, tetapi kali ini, Zion tidak mengajukan pertanyaan apapun bahkan tidak bersuara sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire #2 : Loyal or Betrayal? [COMPLETED]
أدب المراهقينSilakan baca cerita 'Young Mother' lebih dulu. Claire terpaksa menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, Nolan. Claire pergi ke Amerika untuk menempuh pendidikan di sana sedangkan Nolan tetap memilih berada di Indonesia. Menjalin hubungan jar...