Claire duduk sendirian di dapur apartemennya di mana ia baru saja selesai makan, sebenarnya Claire masih takut untuk sendirian tetapi ia merasa tidak enak hati berada di rumah Andrew yang mana Evelyn masih berada di sana.
Claire berdecak kesal karena Nolan tidak bisa dihubungi dan pesannya pun tidak di balas. "Lo ke mana sih, Nolan?" Claire terus berusaha menghubungi dan mengirim pesan untuk laki-laki itu.
Claire merasa bosan dan yang ia butuhkan adalah teman untuk diajak bicara, bisa saja Claire mengirim pesan atau menghubungi Evelyn tetapi sayangnya bukan perempuan itu yang Claire inginkan.
Claire membuka room chatnya bersama Zion, "ini orang kalo gue telfon atau chat pasti langsung di bales nih. Tapi gengsi dong kalo gue chat dia duluan?" Claire berpikir sejenak dan tak lama gadis itu mendapatkan sebuah ide.
Claire mengirim pesan singkat pada Zion seolah-olah pesan itu ditujukan untuk Evelyn yang berisi 'lo besok udah balik ke apart, Eve?' Dan sedetik kemudian Claire mengirim pesan lagi dengan mengatakan jika ia salah kirim. Claire meletak ponselnya dan menutupi wajahnya karena ia tidak siap atau mungkin tidak sabar menunggu balasan dari Zion.
10 menit lamanya, pesan Claire tidak kunjung di balas oleh Zion padahal status pesan itu terkirim. Claire berdecak kesal sembari mengambil ponselnya.
"Biasanya gercep dia, kok nggak di bales? Lo berdua ke mana sih? Giliran gue butuhin aja pada ngilang! Emang ya penyakit cowok!"
Claire menjatuhkan kepalanya di meja, "terus sekarang gue ngapain dong? Bosen banget nggak ada temen."
Claire menatap jam melalui ponselnya, pukul 21:30 malam dan Claire kesal karena ia belum mengantuk sedikitpun, setidaknya kalau Claire merasakan kantuk lalu ia tidur, kesedihan yang Claire rasakan malam ini bisa segera hilang.
Mendengar suara bel apartemen berbunyi, Claire langsung panik karena ia takut kejadian kemarin kembali terulang. Claire segera menghubungi Zion dan langsung tersambung.
"Lo di mana? Ada yang pencet bel apart gue!" kata Claire dengan nada suara benar-benar khawatir.
"Dan orang itu adalah gue."
"Hah?" Claire langsung pergi dari dapur dan melihat sejenak layar monitor dan benar saja Zion ada di depan pintu apartemennya.
Claire membuka pintu dan menatap Zion yang masih memakai pakaian kerja, Claire jadi teringat dengan perdebatan Zion dan Andrew pagi tadi saat di rumah Andrew. Sepertinya Zion lembur di kantor dan datang ke apartemennya dengan membawa sesuatu.
"Semenjak kita deket, gue bawaannya pengen deket lo terus. Gue baru aja keluar dari kantor dan gue belum makan, gue beli makanan tapi gue nggak pengen makan langsung di restoran. Kayak yang gue bilang tadi, gue pengen deket terus sama lo."
Claire terdiam sejenak mendengar ucapan Zion, "kenapa lo nggak bales chat gue?"
Zion tampak bingung, "chat? Yang mana? Bagian lo salah kirim? Untuk apa gue bales?"
Claire merasa malu dan memalingkan wajah dari Zion. Raut wajah Claire berubah kesal ketika Zion mulai menggodanya.
"Jangan bilang lo sengaja?" Zion tersenyum sambil mengarahkan telunjuknya pada Claire. "Iya, 'kan?"
"Enggak! Pulang aja deh lo sana, gue udah mau tidur!" Claire mendorong Zion.
"Oh jadi gue nggak boleh makan di sini? Oke, cukup tau." Zion balik badan.
Claire semakin kesal lagi melihat Zion pergi. "Lo boleh masuk kalo lo mau bagi makanan lo sama gue."
Zion balik badan. "Tapi gue udah terlanjur sakit hati karena lo usir." Laki-laki itu pun kembali melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire #2 : Loyal or Betrayal? [COMPLETED]
Fiksi RemajaSilakan baca cerita 'Young Mother' lebih dulu. Claire terpaksa menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, Nolan. Claire pergi ke Amerika untuk menempuh pendidikan di sana sedangkan Nolan tetap memilih berada di Indonesia. Menjalin hubungan jar...