Claire memperhatikan kamar untuk tiga bayinya nanti di mana perlengkapan untuk bayi-bayinya sudah tersusun dengan rapi di kamar itu. Kamar untuk bayi kembar terbubung dengan kamar milik Zion dan Claire agar kedua orang itu tidak kesulitan ketika bayi kembar mereka menangis di tengah malam.
Claire dan Zion tidak lagi di apartemen, mereka baru saja pindah ke rumah yang letaknya berada di sebelah rumah Andrew.
Claire menatap tiga box bayi yang sengaja ditaruh bersebelahan dengan jarak hanya satu meter dari box bayi yang lain. Claire dan Zion sudah tahu tentang jenis kelamin anak mereka sehingga kini saat membeli sesuatu untuk si triplets, mereka tidak perlu bingung lagi soal warna ataupun model pakaian yang cocok untuk ketiga bayi mereka.
Claire duduk di sofa untuk melanjutkan kegiatannya akhir-akhir ini, membuat topi rajut untuk ketiga bayinya. Claire bisa membuatnya berkat berguru dengan Evelyn.
"Yeey, udah selesai." Claire memperhatikan topi rajut terakhir yang ia buat. Claire beranjak dari sofa dan membuka lemari yang berisi pakaian juga popok untuk ia taruh topi rajut buatannya di sana.
"Nama-nama mereka siap ditempel."
Claire menoleh menatap Zion yang datang sambil membawa bingkai berukuran cukup besar di mana di bagian tengah bingkai bertuliskan nama ketiga bayi mereka dan nanti akan di tempel di dinding yang tentunya sesuai dengan letak box bayi mereka.
"Butuh minum? Kamu salah itu." kata Claire melihat bingkai nama yang Zion tempel tidak sesuai dengan box bayi yang sudah ditentukan.
"Bukan butuh minum, tapi butuh olahraga malem bareng kamu." Zion pun mencopot bingkai nama yang sudah ia tempelkan.
"Kita punya ruang gym, ya udah ntar malem aku temenin olahraga."
Zion menoleh karena ia tahu Claire sedang mempermainkannya.
Claire tertawa, "apa? Aku lagi hamil gini nggak bisa dong olahraga yang berat-berat, ntar aku temenin kamu aja. Buru, aku udah ngantuk." Claire memukul bokong Zion lalu keluar lebih dulu dari kamar bayi mereka.
-Loyal or Betrayal-
Zion yang bangun lebih dulu tidak bisa pergi keluar kamar begitu saja karena saat Claire sudah bangun, Zion harus membantu istrinya untuk beranjak. Melihat Claire masih tertidur pulas ditambah Zion sedang lapar, dengan cepat Zion pergi ke dapur untuk membuat sarapan yang sederhana agar tidak memakan waktu.
Zion hanya membuat sandwich dan ia akan makan di kamar. Ketika Zion sudah kembali ke kamar, terlihat Claire yang sudah bangun.
"Kamu ke mana sih? Tolongin." Claire mengulurkan tangan. Jika sedang berbaring, Claire benar-benar tidak bisa beranjak jika tidak dibantu, maka dari itu Zion sampai memutuskan untuk work from home agar bisa memantau juga membantu istrinya.
"Anak-anak pinter, tadi malem mami nggak ada kebangun." Zion mengusap-usap perut Claire lalu menciumnya.
Terkadang Claire sulit untuk tidur di malam hari karena di waktu malam lah triplets sangat aktif di perut Claire, terus saja menendang perut perempuan itu. Tetapi tadi malam, Claire bernapas lega dan merasa bugar di pagi hari karena bisa tidur dengan nyenyak.
"Aku mau beli private jet." kata Zion.
"Baru mampu beli sekarang?"
Zion tertawa. "Aku bisa beli private jet, kapanpun yang aku mau. Tapi, niat belinya itu kalo aku udah nikah atau punya anak aja nanti, biar kalo kita pergi ke manapun nggak ribet. Aku makin yakin untuk beli private jet karena kita bakal dapet tiga anak sekaligus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire #2 : Loyal or Betrayal? [COMPLETED]
Genç KurguSilakan baca cerita 'Young Mother' lebih dulu. Claire terpaksa menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, Nolan. Claire pergi ke Amerika untuk menempuh pendidikan di sana sedangkan Nolan tetap memilih berada di Indonesia. Menjalin hubungan jar...