Dali menunggu Aidan di dalam kelasnya, tak keluar sama sekali, menunggu Aidan disana.
Aidan berkata untuk menunggunya saja di dalam kelas, dia pasti datang. Namun bahkan saat kelas mulai menyepi, Dali tetap setia menunggu tambatan hatinya.
Dia harus menepati janjinya pada Aidan. Dia tidak boleh pergi dari tempatnya sebelum Aidan benar-benar datang.
~
"Tuman sih lo! Jadi kayak gini kan jadinya! Mampus lu disuruhin bersihin toilet sama Bu Rita!" cetus Tori pada Stefan.
Stefan merengut, cemberut sambil menyikat lantai toilet dengan sikat dan sabun. "Bukannya bantuin ih! Malah ngomel-ngomel!"
"Ogah! Ngapain bantuin manusia binal kayak lu! Gak tau tempat banget!" cetus Tori.
"Aaaaa bantuiiiiiiinnn. Sakit tangan gue!" manja Stefan pada Tori.
Tori yang sejak tadi berdiri di dekat wastafel toilet tersebut hanya bisa menekuk alisnya. "Enggak! Belajar tanggung jawab Stefan! Please!"
"Tapi capek!"
"Ya gapapa. Kerjain aja! Ntar juga kelar! Masih untung kan ada gue disini nemenin lu" cetus Tori.
Stefan lalu terus menyikati lantai toilet tersebut dengan merungut. "Kenapa gak sekalian bantuin?"
"Siapa yang salah?"
"Elo lah"
"Dih! Siapa yang tereak-tereak ngomong kasar?"
"Siapa yang mancing-mancing?"
"Lah, yang pertama suruh bilang I love you siapa?"
"Kan suruhnya I love you, bukan I fuck you!"
Tori berdecak malas, "Aaahh, gua fuck beneran juga nih lama!" cetusnya.
Stefan perlahan menyengir, "Ciyeee... ayang Tortor diem-diem kepengen juga yaaa??? Ayo lah bisa di coba! Epan masih perawan tingting loh!"
"Bisa diem gak?"
Stefan masih dengan cikikannya.
"Kerjain cepet!"
"Abis itu ngentot yak, Tor?"
"Gue tinggal nih!"
"Eh iya iya iya! Becandaaaa!!!"
"Cepetan!"
"Iyaaaa" Stefan pun kembali mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan Tori, diam-diam menahan senyum atas becandaan Stefan yang gemas.
~
Dali akhirnya menyerah dan memilih untuk berjalan pulang saja, ternyata benar, Aidan hanya mempermainkannya. Tak tanggung-tanggung bahkan dia disuruh untuk menunggunya sampai sekolah benar-benar sepi.
Dali sudah menelpon dan mengirim pesan berkali-kali, namun tak di gubris sama sekali oleh Aidan.
"Emang dasar nyebeliiiinnn!!! Rrrggghhh!!! Dali bego Dali bego Dali begooooo!!! Ngapain sih mau aja dibegoin kayak gini??? Nyebelin banget!!!" cetus Dali di jalan menuju keluar sekolah.
Bahkan Dali melihat mobil Aidan pun tak ada di parkiran. Sialan. Dali benar-benar merasa ditipu.
"Dasar Aidan brengsek!!! Jangan ngerjain gini kek kalo emang beneran gak jadi! Kenapa dia gak bilang!!! Kenapa malah ghostingin gue kayak gini??? Salah gue apa anjiiirr!!! Bego bego begooo!!! Sumpah sih ya, kalo ada dia pun, gue gak bakalan mau-"
"Daliii!!!" seseorang berhenti disampingnya dengan motor ninja berwarna merah cerah.
Dali menoleh dan melihat seseorang yang mengenakan seragam sekolah disertai jaket denim hitam khas dan helm keren. "Aidan???"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU 4 (END 18+)
SonstigesWARNING : LGBT STORY HOMOPHOBIC, DILARANG MEMBACA CERITA INI. Aidan, si cowok dingin dan galak, masih di ambang rasa ragu akan jati dirinya yang terasa samar dia rasakan. Dali sendiri tak urung berani untuk mengatakan perasaannya terhadap Aidan yang...