Chapter 6

750 116 64
                                    

"Aidan belum pulang, Sen?" tanya Julian di meja makan pada pasangannya itu.

Arsen menggelengkan kepalanya.

"Emangnya dia kemana sih?" tanya Julian. "Tadi malem bukannya telpon kamu diangkat?"

Arsen mengangguk. "Dia ke daerah puncak, Bang"

"Puncak?" ulang Julian.

Arsen mengangguk.

"Ngapain dia kesana?"

"Arsen gak tau pasti, Bang. Cuman dia bilang, dia pengen nenangin diri dulu sendirian"

Julian terdiam seketika. Tak nafsu makan.

"Bang Yayan khawatir?" tanya Arsen, dia dapat melihat raut wajah suaminya yang nampak tak tenang.

"Orang tua mana sih, Sen. Yang gak khawatir anaknya kabur-kaburan gitu"

"Dia udah bilang sama Arsen, Bang" tukas Arsen.

"Ya tetep aja Bang Yayan khawatir, Arseeen" ujar Julian, mendengus.

Arsen sedikit tercekat, namun dia tetap tersenyum pada lelakinya itu. "Iyah. Tapi bukan berarti Bang Yayan gak sarapan ya. Ayo dimakan dulu itu rotinya"

Julian menurut, dia kembali menyantap rotinya.

"Mau tambah selai duriannya?"

Julian mengangguk. Arsen mengambilkan selai durian yang dia pesan khusus dari luar negeri untuk suaminya. Karena dia tahu itu adalah kesukaan suaminya. Arsen turut mengoleskan selai tersebut pada roti Julian. Sambil berkata, "Mungkin ini juga karma buat Arsen, Bang"

"Karma?" ulang Julian.

"Dulu kan Arsen juga sering kabur-kaburan. Ngerepotin Daddy. Ngerepotin Buper. Sampe Bang Yayan juga" cetusnya. "Mungkin ini balasan, agar Arsen juga ngerasain. Gimana rasanya punya anak yang keras kepala sama kayak Arsen dulu"

Julian menggenggam tangan Arsen. "Hus ah! Bukan salah kamu kok! Ngapain sih nyalah-nyalahin diri sendiri?" tukas Julian.

Arsen menyunggingkan senyumnya.

"Udah ya. Gausah ngerasa bersalah. Yang penting kamu pantau terus Aidan ya sayang, ya" tukas Julian.

Arsen mengangguk. "Iya, Sayang"

Julian mengecup kening Arsen pagi itu.

~

Dali sejak semalam khawatir bukan main. Aidan sama sekali tidak bisa di hubungi. Tidak biasanya telponnya tak di angkat. Chatnya tak di gubris. Bahkan Aidan sengaja mematikan last seen WhatsApp-nya hanya karena tak ingin di ganggu.

Bahkan sampai sepagi ini pun, Aidan tetap tak bisa di hubungi.

Adrial yang baru tiba di kelasnya tak berujar apa-apa pada Dali. Dia langsung menaruh tasnya di bangku disamping Dali, lalu berjalan keluar seketika.

"Eh, Iyal!" panggil Dali.

Adrial kembali masuk ke dalam kelasnya, memperlihatkan raut wajah penuh tanya pada Dali.

"Lo gak ada informasi apa-apa dari Aidan?" tanya Dali.

Adrial menjawab, "Dia di Bogor"

"Hah??? Ngapain dia ke Bogor?" tanya Dali.

Adrial hanya mengangkat bahunya. Lalu keluar lagi menuju tempat baru favoritnya di sekolah itu.

Dali mengernyitkan keningnya, bingung. "Tuh anak kenapa jadi dingin gitu ke gua ya? Malah jadi mirip Abangnya"

STUCK ON YOU 4 (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang