Mashiho melangkah ke kamar Hyunsuk untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
"Kok kayak bekas darah" ujarnya saat melihat bekas darah mengering yang ada ditembok kamar Hyunsuk.
Jika boleh jujur, Mashiho merinding sekarang.
"Kak Hyunsuk, lo dimana.?" Panggil Mashiho keras.
Ia berjalan menuju kamar mandi, siapa tau Hyunsuk ada disana kan.
"Kak, lo-"
Pyar!
Mashiho menjatuhkan handphone nya. Ia menutup mulutnya tak percaya, kemudian tanpa pamit air matanya turun.
Hyunsuk dalam keadaan mengenaskan. Kepalanya terluka, bisa dibilang bocor. Darahnya mengalir sampai ke mukanya, bahkan sekarang mukanya dipenuhi oleh cairan kental berwarna merah itu.
Mashiho memeriksa nafas Hyunsuk, betapa terkejutnya ia saat tak ada hembusan nafas dari hidung Hyunsuk.
Mashiho dengan cepat menelfon Jihoon, entah mengapa ia menelfonnya, hanya itu nama yang terlintas dipikirinnya saat ini.
"Halo"terdengar suara dari sebrang sana.
"Halo kak" nada suaranya bergetar, Mashiho tak kuat menahan tangis.
"Lo kenapa? Kok nangis"
"Kak Hyunsuk, kak"
"Kak Hyunsuk kenapa.?" Tanya Jihoon.
"Kak Hyunsuk meninggal, kepalanya bocor. Lo cepetan pulang kak" ujar Mashiho panik. Siapa yang tak panik saat berada di situasi seperti ini.
"Lo jangan bercanda Mashiho!" Bisa-bisanya Jihoon menganggap Mashiho bercanda di situasi seperti ini.
"Gue gak bercanda!, cepet kesini" jelas Mashiho.
Tut!
"Duh pake mati lagi nih hp" ujar Mashiho panik.
"Duh gue harus gimana ini?" Nadanya terdengar frustasi.
"Duh kak, kok bisa kayak gini sih" ujar Mashiho memperhatikan Hyunsuk dari jauh.
"Nih ngeprank pasti nih" ujarnya tak percaya.
"Mana kameranya?" Mata Mashiho menelisik setiap sudut ruangan.
