²¹

1.3K 197 34
                                    

"Haru," panggil Jeon-suk— teman sekelasnya.

Haruto menoleh, "Apa.?"

"Lo mau kemana.?" Tanyanya.

"Ke loker, mau naro buku ini," jawab Haruto.

Bibir pemuda blasteran korea-australia itu membulat membentuk huruf o, "Ya udah gue ke kelas duluan ya."

"Iya, nanti gue nyusul."

Tak butuh waktu lama untuk sampai di loker miliknya berada.

"Lo kenapa sih.?" Terdengar suara dari sebrang lokernya. Haruto tak memperdulikannya toh juga dia tidak terganggu dengan obrolan ke dua murid itu.

"Kenapa apanya?" Salah satunya menjawab. Panggil saja Ji-ho.

"Kenapa nilai ujian lo jelek semenjak Jeongwoo gak ada? Gue bisa dimarahin sama ayah kalo nilai lo jelek terus-terusan." Kalo ini panggil saja Gi-Tae.

Mendengar nama temannya disebut Haruto mulai tertarik akan topik pembicaraan dua siswa tersebut.

"Huhh," Ji-ho mengehela nafasnya.

"G-gue sebenarnya beli kunci jawaban sama dia waktu mau ujian," ujarnya.

"Ha? siapa?" Gi-Tae masih kurang mengerti.

"Jeongwoo, gue beli kunci jawaban ujian sama dia," jawab Ji-ho.

Wah.. Haruto terkejut mendengar satu fakta itu.

"Gila lo?! Jadi selama ini lo bohong?" Nadanya terdengar marah.

Ji-ho mengangguk lemah, "Gue cuma mau buat ayah sama lo bangga,"

"Jeongwoo jual kunci jawaban ke semua orang?" Tanya Gi-Tae.

Ji-ho menggeleng, "Nggak, cuma sama orang-orang yang kaya aja,"

"Dia jual berapa sama lo?"

"2 juta per mapel," cicitnya.

"Lo bodoh atau gimana?! Jelas-jelas itu kemahalan bahkan harganya jauh dari kata wajar. Itu namanya dia morotin lo bego!" Gi-Tae gemas sekali pada adiknya itu. Ingin membunuhnya saat ini juga karena saking bodohnya.

Haruto membelalakkan matanya ketika harga yang disebutkan oleh Ji-ho sebesar itu. Bayangkan disekolah ini ujian ada hampir 13 mapel, bisa dihitung uang dari Ji-ho adalah 26 juta. Ingat! Itu hanya Ji-ho. Sedangkan siswa yang orang tuanya  berpenghasilan tinggi di sekolah ini banyak, bahkan hampir 50% . Bayangkan berapa banyak uang yang diperoleh Jeongwoo dalam satu kali ujian.

Huh! Betapa licik temannya itu.

Ternyata Park Jeongwoo yang ia pikirkan tidak selugu itu.








































Yoshi berjalan santai dengan bersiul menunjukkan bahwa suasana hatinya sedang bahagia.

Dia berjalan menuju area belakang rumahnya untuk membuang sampah.

Suasana hati Yoshi yang sedang bahagia itu tak berlangsung lama, sebab..

matanya menangkap wadah bekas VX yang sudah terbakar disana hanya ada sisa sedikit. Tapi siapa yang membuang dan membakar itu disini? Sungguh sangat ceroboh!

Eoh, bukankah kemarin dia kehilangan satu buah VX.

Yoshi menampilkan senyum smirknya, nampaknya ada yang mau bermain-main dengannya.

Oke kita akan lihat siapa yang akan bermain dengan Kanemoto Yoshinori.

Yoshi kembali kedalam rumahnya untuk memastikan semuanya.

? | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang