"Loh ini kok sama kayak di foto.?" Kaget Yoshi.
"Mana coba liat." Jihoon mendekat, memastikan itu benar-benar milik adiknya atau bukan.
"Nih." Yoshi menunjukkan foto dan salah satu sepatu Junkyu.
"Wait, ini mah kita ber-empat punya sepatu yang sama," ucap Jihoon.
"Serius?!" tanya Yoshi terkejut.
"Iya, kalo gak percaya- bentar gue ambilin." pemuda itu berlari ke depan kamarnya kemudian mengambil sepatu yang ia maksut tadi.
"Nih." Jihoon menunjukkan sepatunya.
"Ukurannya.?" tanya Yoshi.
"Kalo kita bertiga ukurannya sama, 40. Kalo Haruto ukurannya 43 deh kalo gak salah," ujar Jihoon.
"Jadi, lo, Junkyu, sama Doyoung ukurannya sama dan Haruto ukurannya beda sendiri. Ya emang sih udah ketebak, di tiang banget," kata Yoshi.
"Terus ini gimana?" tanya Jaehyuk.
"Jae, ukuran sepatu lo berapa?" tanya Yoshi.
Jantung Jaehyuk tiba-tiba berdetak cukup kencang,
"38, nih." Jaehyuk menunjukkan nomor sepatu yang sedang ia pakai.
"Wahh!! kecil juga kaki lo."
Jaehyuk mengangguk, "Emang segitu kecil.?" Tanyanya.
"Iya lah, ukuran segitu udah termasuk kecil buat laki-laki seumuran lo," jelas Jihoon.
"Ini jadinya gimana.?" Tanya Jaehyuk.
"Pelakunya licik banget! Dia pasti sengaja ngambil sepatu punya si kembar biar gak gampang ketahuan. Kita stop sampe sini aja dulu, gue pusing," keluh Yoshi.
"Iya istirahat dulu aja, besok pagi kita cek lagi," ujar Jaehyuk.
"goodnight, have a nice dream." Yoshi meninggalkan keduanya, kakinya melangkah menuju kamarnya.
"Yaudah kalo gitu gue juga pamit yaa, byeee.."
Jaehyuk memperhatikan punggung Jihoon yang mulai mengecil dimakan oleh jarak, sampai pada akhirnya punggung itu menghilang.
Jaehyuk menghembuskan nafas gusar, "I have to hurry."
Jaehyuk dengan cepat berlari menuju kamar Mashiho, sampai disana dia menaruh sepatu bernomor 38 yang ia pakai tadi.
"Thank you for lending me your shoes, It's okay even if it doesn't fit. But thanks a lot for helping me." Jaehyuk melangkah pergi dari kamar Mashiho, tungkainya membawa dia ke kamarnya.
"Huh! very annoying pig," ujar Mashiho dari balik pintu kamarnya.
Haruto melangkahkan kakinya di lorong sekolah.
"Haru," panggil salah satu temannya, Choi Joon-woo.
Haruto menolehkan kepalanya, "Apa.?"
"Lo tau nggak sih?! Temen lo yang namanya Junghwan itu, ternyata pengedar Narkoba njir. Sumpah gue gak nyangka sama sekali, soalnya mukanya polos gitu," ujarnya.
Haruto tidak dapat menahan keterkejutannya, "Lo kata siapa?"
"Kata Gun-hyuk," jawabnya.
"Dia tau dari mana.?"
KAMU SEDANG MEMBACA
? | Treasure ✔
Mystery / Thriller❝ nyawa harus dibalas nyawa, kan? ❞ Ada pengubahan judul cerita Harted-> ?