¹⁷

1.3K 194 12
                                    

"Nih." Haruto menyerahkan benda mahal itu.

"Berapa?"

"50," ujarnya singkat, namun seseorang didepannnya mengangguk mengerti.

"Gak bisa nego?" Tawarnya.

"Gak, itu udah termasuk rendah," ujar Haruto.

"47 deh." Orang itu mencoba membujuk Haruto, ah ayolah 50 itu sangat tinggi.

"Kalo gak punya gak usah," cerca Haruto.

Orang itu menghela nafas pelan kemudian mengangguk, "Iya deh."

"Nih." Orang itu menyerahkan sebuah kertas dan diterima dengan senang hati oleh Haruto.

"Thank you," ujarnya senang.

"Tumben sendiri biasanya sama kakak lo?" Tanya orang itu sembari mengamati benda mahal itu.

"Dia lagi jagain kakak gue yang satu lagi," ujar Haruto.

"Oh yang penyakitan itu?" Tanyanya santai namun itu bisa mengundang amarah bagi Haruto.

Haruto menatap tajam pria didepannya, tak peduli bahwa dia lebih tua dari pada dirinya.

"Mungkin kalo gue jadi lo nih ya.. gue bakal buang dia atau tinggalin di panti asuhan. Kalo di rawat cuma jadi beban, nyusahin aja. Pasti juga keluar duit kan buat pengobatannya, cihh rugi banget gue."

"Eh Haruto lo mau kemana?" Teriak orang itu ketika melihat Haruto pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Haruto lebih baik pergi dari pada ia terpancing emosi dan berakibat fatal bagi dirinya. Biar saja, ia tak peduli dengan apa yang dikatakan orang gila tadi.




































































































"Gimana pak?"

"Saya tidak menemukan sidik jari di baju Asahi, saya hanya menemukan jejak sepatu ini." Polisi itu menyodorkan gambar jejak sepatu yang ada di baju Asahi.

"40?"

"Siapa yang sepatu ukurannya 40 Jae?" Tanya Yoshi pada Jaehyuk.

"Mana gue tau," jawabnya.

"Si anjing," umpat Yoshi.

"Heh! Ini kantor polisi," jengkel Jihoon.

"Maaf pak."

"Iya tidak pa-pa,"

"Mohon maaf pak, apakah anda yang akan menangani kasus ini?" Tanya Yoshi sopan.

"Iya, belom kenalan ya. Nama saya Han Joon Hwi, kalian bisa memanggil saya Han. Kalau bisa panggil kak saja, saya masih muda," ujarnya.

"Kalau begitu boleh bicara non formal?" Tanya Jihoon.

"Tentu,"

"Kalian bisa omongin ini sama temen kalian," ujar Han.

"Tapi pak- eh kak bukannya lebih baik gak ngomong ya? Percuma juga kalo di omongin" Tanya Jaehyuk.

"Iya juga sih, karena kemungkinan besar pelakunya orang terdekat kalian. Bisa jadi juga di rumah kalian," jawab Han.

"Kok bisa kak.?"

"Ya kalian bayangin aja, siapa yang bisa sampai atap rumah tanpa sepengetahuan kalian. Apalagi berdasarkan keterangan Yoshi dia tadi berada di ruang tengah, jelas itu deket sama pintu utama."

? | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang