²⁵

2.5K 214 27
                                    

"Jadi gimana siapa yang salah?" Tanya Yedam.

"Gak ada ini semua pure kecelakaan," ujar Doyoung.

"Lo pikir kita nggak mikirin lo? Saat kita udah di luar dan aman Yoshi baru nyadar kalau lo sama Jeongwoo gak ada di sana. Dengan nekat Yoshi mau masuk, tapi gak bisa! Pintunya kebakar," jelas Doyoung.

"Bulshit!"

"Lo tau? Bokap gue meninggal tepat setelah nerima kabar kalau anaknya udah gak ada, dia kena serangan jantung. Nyokap gue histeris bahkan dia sempat masuk rumah sakit jiwa dan itu semua salah kalian!!  Sampai pada akhirnya dia bisa ikhlas perlahan lahan. Tapi bukan sampai situ aja! Nyokap gue terus-terusan nangis setiap malam karena rindu keluarganya. Keluarga gue hancur dan kalian semua yang udah hancurin keluarga gue!" lanjutnya dengan amarah yang menggebu-nggebu.

Mereka memilih bungkam tak ayal mereka juga merasa bersalah. Terutama Doyoung, dia tak menyangka sampai seberat itu efeknya bagi keluarga Yedam.

"Maaf," ujar Jihoon pelan.

"Ji! Lo apa-apaan sih! Lo gak salah, dianya aja yang baperan," ucap Haruto.

"Haru!" Tegur Yoshi.

Yedam mengeluarkan pistol dari balik jaketnya.

Ia mengarahkan pistol-nya kearah Haruto. Tubuh Haruto menegang kala pistol itu mengarah ke arahnya.

"Dam, gue mohon udah! Jangan nambah korban lagi!" Mohon Yoshi.

Jihoon melangkah maju hendak memukul Yedam, tapi langkahnya terhenti karena Yedam mengancam-nya.

"Lo maju satu langkah gue bakal tarik pelatuk ini dan peluru ini bakal nembus kepala adik lo," ancam Yedam.

Jihoon menghentikan langkahnya, ia bimbang.

Yedam melangkah mundur mendekati pintu.

"Jangan melangkah!" Cerca Yedam.

Yedam melangkah mundur hingga sampai pada pintu keluar.

Yedam dengan cepat keluar dari bangunan itu dan menggemboknya.

"Bang Yedam sialan!" Umpat Jihoon.

Brak

Brak

Brak

Doyoung menggedor pintu itu dengan kuat.

"Bang Yedam! Buka anjing! Jangan main-main lo!" Geram Doyoung.

"Ji, ini gimana?"

"Ventilasi, kita cari ventilasi!" Jawab Jihoon.

"Ji, ventilasinya dipasang besi. Kita gak bisa keluar kalau gini," ujar Haruto frustasi.































Yedam menyiram minyak tanah pada tembok bagian luar bangunan itu.

Senyuman mengerikan terbit di wajah tampan seorang laki-laki yang memiliki otak genius itu.

Yedam mengambil korek api dari dalam saku celananya, menatap korek api itu dengan pandangan penuh arti.

"Kira-kira Jeongwoo bangga gak ya sama gue?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Gue berhasil,"

Yedam menyalakan korek apinya lalu membuang ke segala arah, setelahnya Yedam diam mengamati semuanya dengan tenang.




























? | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang